Hari ini kita memperingati perayaan Kamis Putih sebagai perayaan awal menyambut Tri Hari Suci Paskah. Kamis Putih adalah peringatan Perjamuan Terakhir Tuhan sebelum Ia menderita sengsara dan wafat keesokan harinya di kayu salib.
Mencuci kaki
Salah satu hal yang paling khas dalam perayaan ini adalah ketika pastor yang memimpin perayaan mencuci kaki dua belas orang di depan altar. Hal ini sebagai pengingat tentang apa yang dikerjakan Yesus terhadap kedua belas rasul malam itu.
Apa yang bisa kita renungi hari ini tentang peristiwa tersebut?
Ketika aku berkontemplasi terhadap peristiwa itu, bayangan yang paling mengemuka muncul adalah bagaimana sikap Yesus ketika Ia mencuci kaki Yudas. Ia berlutut di depan kaki Yudas, lalu menaruhnya ke dalam baskom air dan mulai mencuci perlahan-lahan menggunakan kain dan air lalu mengeringkannya.
Hal yang sama tentu juga dilakukan seperti itu terhadap para murid yang lain, tak ada bedanya. Padahal Yesus tentu tahu bahwa Yudas lah yang nanti akan mengkhianatiNya.
Melayani yang mengkhianati
Lalu bagaimana sih melayani mereka yang mengkhianati dan menyakiti kita?
Karena Yesus tak membedakan saat mencuci kaki Yohanes, yang dikasihiNya dengan Yudas, yang mengkhianatiNya maka yang kubayangkan ketika kita bisa melayani orang-orang yang kita kasihi, kita juga harus mampu melayani orang-orang yang menyakiti!
Persoalannya sekarang, apakah pelayanan kasih itu?
Masing-masing tentu punya pandangan tapi bagiku, pelayanan kasih tak sekadar berbuat baik, tak sekadar untuk tidak membalas dendam apalagi memilih untuk melupakan.
Pelayanan kasih terkait dengan tindakan membasuh kaki lebih dalam daripada itu, kita diajak untuk membersihkan segala hal yang membuat hubungan kita tak baik dengan mereka.
Apa saja yang termasuk dalam hal-hal tersebut? Pertama, memahami akar permasalahan kenapa ia mengkhianati/membenci kita. Kedua, meminta maaf jika ternyata kita yang bersalah. Ketiga, memaafkan meski barangkali ia belum memintanya.
Selamat merenungi perjamuan kasih Tuhan!
Sydney, 18 April 2019
0 Komentar