• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Melancong ke Port Stephens

13 April 2009 24 Komentar

Libur Paskah kemarin, 10 – 12 April 2009, bersama Istri, Mama Mertua, keluarga Jaya dan Irna, serta keluarga Darell – Cucu dan anak mereka Ben, kami pergi melancong ke Port Stephens, NSW, Australia. Port Stephens adalah sebuah kawasan pantai dan pelabuhan yang pada akhirnya menjadi kawasan tujuan wisata, terletak sekitar 160 kilometer dari pusat kota Sydney. Adalah Captain Cook yang pada 11 Mei 1770 melewati tempat itu lalu menamainya sebagai Port Stephens sebagai penghormatannya kepada Sir Phillip Stephens, sekretaris angkatan lautnya.

Dan selanjutnya, aku akan bercerita melalui gambar saja.

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Sydney, menjelang Port Stephens dan selepas Newcastle, kami mampir ke Australian Shark & Ray Centre, sebuah balai konservasi ikan pesut dan hiu yang pada akhirnya dijadikan alternatif tempat wisata pula.
Inginnya masuk, tapi karena harga tiket yang menurut kami tidak terlalu “menguntungkan” karena kami harus membayar 25 AUD per kepala hanya untuk masuk, jalan-jalan dan melihat dua koleksi binatang buas laut itu lalu memberi mereka umpan makan, maka kami pun mengurungkan niatan dan pergi begitu saja.

Selanjutnya kami pergi ke Kingsley Beach.
Sebuah private beach yang letaknya sekitar lima kilometer dari Nelson Bay, tempat yang kami jadikan sebagai basecamp karena kami menyewa sebuah apartement di sana.
Seperti layaknya private beach lainnya, Kingsley Beach sangatlah bersih dan sepi. Pasir pantainya berwarna putih, dengan cekungan pantai yang hampir setengah lingkaran dengan tebing pada kedua sisi terluarnya adalah karang.
Tapi lucunya, meski ini adalah Australia dan bukan Indonesia, aku masih bisa menemukan sebuah grafiti, tulisan liar, bertuliskan “LOCAL” pada sebuah batu karangnya.
My oh my…

Sesampainya di Nelson Bay, menjelang Perayaan Hari Jumat Agung di gereja, kami menyempatkan diri dulu untuk makan siang sembari “inspeksi” keadaan sekitar.
Lalu pergilah kami ke pelabuhan yang pada tepiannya terdapat shopping center dan aneka restaurant serta banyak tersedia tempat hiburan untuk anak-anak termasuk yang terlihat di foto di atas, permainan membuat gambar dengan menggunakan pasir pantai yang diwarnai. Cukup bayar lima dollar, dan anak-anak bisa membuat sebuah lukisan pasir di atas kertas sesuka hati mereka.

Nelson Bay adalah sebuah pelabuhan yang menawarkan keriaan-keriaan di sekelilingnya.
Oleh karenanya, bisa dibilang sejauh mata memandang, dermaga-dermaga penuh dengan kapal-kapal pesiar milik pribadi pun terhampar.

Sabtu pagi, kami pergi ke Anna Bay untuk menikmati salah satu pantai terbesar di Port Stephens itu dan bermain sand boarding di Stockton Beach.
Sand Boarding adalah satu jenis permainan yang cukup menarik.
Kita dibawa ke sebuah padang pasir yang cukup luas lalu pada tebing-tebing pasirnya kita meluncur ke bawah menggunakan sebuah papan seperti skateboard tapi tanpa roda.
Sensasinya bisa dibilang luar biasa karena ketinggian tebing yang cukup “mendebarkan” serta kecuraman tebing yang lebih dari 45 derajat.
Per kepala dari kita dikenai biaya 20AUD untuk permainan sandboarding tersebut lengkap dengan akomodasi khusus yang akan kuceritakan pada bagian di bawah ini.

Oh ya, hampir kelupaan, bahkan perjalanan dari Anna Bay ke padang pasir di Stockton Beach adalah sesuatu yang menyenangkan sekaligus mendebarkan karena kita harus naik mobil 4wheeldrive (4WD) dan melewati gurun pasir yang naik turun itu…

Tak hanya sandboarding, Stockton Beach dengan padang pasirnya itu juga menawarkan wisata berkuda dan naik unta.
Sayangnya aku tak sempat bermain dengan kuda dan unta itu karena waktu sudah semakin bergerak ke arah siang dan perut yang mulai keroncongan.

Masih di Anna Bay, aku menemukan sebuah teropong yang bisa digunakan selama 80 detik setiap kita memasukkan uang 2 dollar.
Seorang perjaka muda barangkali akan senang mengenakannya karena dengan bebas ia bisa melihat lawan jenisnya berpakaian seksi berenang maupun bermandi matahari di pinggiran pantai.
Tapi ya itu tadi, untuk perjaka muda, sayangnya bukan untukku lagi … hihihi..

Hari ketiga, atau hari terakhir rangkaian liburan kami ke Port Stephens, kami mengikuti Whale and Dolphin Wathing Tour di lepas pantai Nelson Bay.
Harga paket yang ditawarkan cukup murah dan “berharga” yaitu sekitar 26 AUD.
Kami menaiki sebuah kapal pesiar yang cukup besar, lalu selama lebih kurang dua jam kapal itu berputar-putar di area yang menjadi tempat hidup lumba-lumba dan ikan paus berukuran kecil hingga sedang. Sayangnya karena bukan musimnya, siang itu kami tak bisa menikmati paus melainkan hanya lumba-lumba saja.

Dan inilah kami, para pelancong itu…

Sepulang dari Port Stephens, kami memang tak berniat untuk langsung pulang ke Sydney.
Rencana awal adalah pergi ke perkebunan lavender yang letaknya dekat Dugong, NSW.
Tapi apa daya, setelah berjuang selama lebih kurang satu jam untuk mencapai area tersebut, kami harus mendapati kenyataan bahwa perkebunan itu tutup meski pada brosur yang kami dapat, seharusnya hari itu tidak tutup.

Sebagai obat kecewa, sepulang dari Dugong menuju Sydney, secara tak sengaja kami melewati sebuah kota tua bernama Paterson.
Kota yang tepatnya bisa disebut desa karena hanya terdiri dari beberapa blok dengan rumah-rumah kayu khas pedesaan dengan halaman-halaman luas ber-acre-acre.
Sekitar setengah jam kami mampir sejenak untuk menyeruput kopi, ngemil kue-kue homemade serta of course, poto-poto!!!

O well, liburan telah usai.
Selasa ini aku kembali masuk kerja dan waktu hanya mengijinkan ku untuk mengenang apa yang pernah kami nikmati selama liburan Paskah kemarin.
Thanks God, setidaknya liburan kemarin cukup menjadi bekal untuk menghadapi pekerjaan yang telah menunggu di depan dan musim dingin yang telah bersiap di pelupuk mata…

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Aku

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. Chandra mengatakan

    13 April 2009 pada 7:47 pm

    Akhirnya…..
    Kereeeeennnnnn…..
    Thanks postingannya, Pak…

    Balas
    • DV mengatakan

      13 April 2009 pada 7:47 pm

      Heheheh ayo ke sana.. :)

      Balas
  2. Momon mengatakan

    13 April 2009 pada 9:27 pm

    Jadi kangen mrosot2 di pasir itu huehehehe. Naeknya lagi cape ya donnnn :P Btw don gue punya foto Nelson Bay yang sama persis anglenya sama foto lu hihihi (minus kepala opa-oma yang mejeng di tengah foto lu tapinya) :D

    Balas
    • DV mengatakan

      13 April 2009 pada 9:27 pm

      Iya, naeknya gila-gilaan capeknya :)
      Ayo kemari lagi :)

      Balas
  3. mantan kyai mengatakan

    14 April 2009 pada 3:35 am

    biyuh… kayaknya enak kuwi maen prosotan!!! tapi aku emoh nek prosotan dewekan … nggandeng cewek bule .. kekekeke

    Balas
    • DV mengatakan

      14 April 2009 pada 3:35 am

      Huehuehue.. prosotano dhewe..:)

      Balas
  4. imoe mengatakan

    14 April 2009 pada 7:26 am

    wow luar biasa indahnya….

    Balas
    • DV mengatakan

      14 April 2009 pada 7:26 am

      yoi dot com!

      Balas
  5. Muzda mengatakan

    14 April 2009 pada 7:55 am

    Asik banget tu kayanya sand boarding…
    Gila, mesti panas banget ya Mas tu di sana ?
    Btw foto yang di Nelson Bay tu bagus banget, karna kupikir ada dua manula itu..
    Romantis kesannya …

    Balas
    • DV mengatakan

      14 April 2009 pada 7:55 am

      Nggak panas, Muzda.
      Suhu waktu itu berkisar antara 20 – 23 saja karena memang ini lagi Autumn, menjelang winter.

      Balas
  6. Andy MSE mengatakan

    14 April 2009 pada 9:42 am

    Ck ck ck ck…. keren pollll…
    *ternyata nggak cuma di Indo ya, ada batu bertulis, hihihi…
    ** aku paling suka mobil 4WD itu… jadi pengin nih! kalau pulang Indo, bawain satu ya!

    Balas
    • DV mengatakan

      14 April 2009 pada 9:42 am

      Hehe betul Mas Andi.
      Makanya saya kadang sebel pada stigma yang ada di masyarakat kita bahwa luar negeri itu selalu bagus, kenyataannya juga ada yang grafitti kok :)

      Balas
  7. p u a k mengatakan

    14 April 2009 pada 8:06 pm

    Asyik banget Paskahan sambil jalan-jalan gitu. Ngajak si boss Puak, ah.. :D
    Foto misa Paskah nya dong, mas..
    Pengen tahu Paskah disana gimana..boleh ya?..ya?

    Balas
  8. zam mengatakan

    15 April 2009 pada 2:04 am

    woh!! jeng-jeng juga!!
    aku suka banget dengan pantai! tapi kalo liat dari gambar, pantai-pantai di Indonesia masih lebih keren dan bagus sebenernya, cuma ya itu, kurang terangkat potensinya.. :)
    yang sand boarding itu, mengingatkanku pada sand-dune di Parangtritis, kang.. hwakakakak.. tapi sepertinya seru.. eh, apa ndak panas yo? meluncur dari bukit kek gitu..
    keren-keren! ditunggu postingan jeng-jeng selanjutnya, kang!

    Balas
  9. Ersis Warmansyah Abbas mengatakan

    14 April 2009 pada 10:05 pm

    Moga menjadi buku perjalanan ke Aussie. Amin

    Balas
  10. vizon mengatakan

    15 April 2009 pada 12:03 am

    wah, asyik nih don…
    melihat anna bay, aku jadi membayangkan parangkusumo (masih ingat tha?)… seandainya diurus dg serius, bukan tidak mungkin padang pasirnya jogja itu juga akan sangat indah untuk dijadikan tempat wisata…
    eh, dirimu tidak mau pake tu teropong karena ada istri di samping kan? hayooo ngaku, hehehe… :)

    Balas
  11. Lala mengatakan

    15 April 2009 pada 1:02 am

    Gila, DOn!
    Asyik banget liburanmu!
    – Suka banget sama photo dolphin itu
    – Photo dengan dua orang manula itu juga…
    – Permainan sand board-nya bikin ngiri! dan tentunya, bikin kulit menghitam! Ah, pake sunblock aja kalo aku ke sana… (emang duit dari mane, Laaaaa??? hehehe)
    Photo2mu selalu keren, Don.
    Bikin iri, pulak!
    huhuhu..
    Kapan ada undangan maen2 ke Sydney?

    Balas
  12. antaresa mengatakan

    15 April 2009 pada 4:35 am

    waaah tempat-tempatnya asik tuh….
    semoga aku juga jadi kuliah ke australia, dan bisa mengunjungi tempat yang mas ceritakan itu.

    Balas
  13. Ria mengatakan

    16 April 2009 pada 4:42 am

    Asyiknya liburanmu mas :)
    emangnya aku orang2 pada liburan akunya malah ngantor…hehehehehe…
    dan foto2nya itu loh bikin ngiri! idih kapan ya aku bisa jalan2 kesana

    Balas
  14. haris mengatakan

    15 April 2009 pada 10:08 pm

    jangan2 yang nulisi batu itu juga orang indonesia ya? he2. becanda, mas. emang stereotip kadang membuat kita tak objektif memandang sebuah persoalan.
    salam kenal.

    Balas
  15. sawali tuhusetya mengatakan

    16 April 2009 pada 3:02 am

    ternyata tidak salah kalau ada yang bilang, australia bisa menjadi “syurga” buat para pelancong. pemandangannya sungguh indah dan eksotis, apalagi kalau bareng2 bersama keluarga tercinta.

    Balas
  16. Ikkyu_san mengatakan

    17 April 2009 pada 3:15 am

    wow…kerennnn
    foto-fotonya itu loh…
    jadi serasa ikut jalan-jalan
    eh btw Selamat Paskah ya…
    (udah telat tapi biar jadi tulisan deh hehehe)
    EM

    Balas
  17. m4nk mengatakan

    17 April 2009 pada 5:24 am

    Kunjungan pertama ke blog ini, dan ngeliat postingan travelling bareng keluarga..ck..ck..
    foto2nya keren Kang..*berhayalterbangkeostrali*

    Balas
  18. edratna mengatakan

    17 April 2009 pada 6:05 pm

    Membayangkan Donny asyik meluncur…..woo betapa senangnya.
    Foto yang indah Don, beserta ceritanya, seolah ikutan piknik.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT