Setelah sebulan tepat berada dalam masa gardening leave yang menyenangkan, pada akhirnya secara formal mulai malam tadi pukul 00:00 waktu Sydney aku telah resmi bukan lagi menjadi pegawai perusahaan lama tempatku bekerja dan beralih menjadi pegawai di perusahaan baru yang saat tulisan ini kumuat aku sedang dalam perjalanan menuju kantornya untuk masuk kerja hari pertama.
Hal terbesar yang paling penting untuk kusampaikan terkait dengan perpindahan ini adalah aku melakukan sebuah loncatan cukup besar dari sisi bidang kerjanya.
Tak benar-benar ganti halauan karena aku masih tetap ada di dunia web, tapi karena makin luasnya cakupan web development saat ini dibandingkan enam belas tahun silam saat aku pertama kali terjun ke industri ini, aku bisa bilang bahwa ini adalah sebuah lompatan besar.
UI/UX. Apaan tuh!?
Jika sebelumnya aku berprofesi sebagai seorang senior developer merangkap sebagai team leader dari sebuah tim produksi, mulai besok pagi, pekerjaanku akan berubah menjadi seorang UI/UX Consultant.
Hah? UI/UX apa pula itu?
UI/UX adalah singkatan dari User Interface/User Experience. Jadi pekerjaanku adalah menyangkut tentang bagaimana aku bisa memberikan jasa konsultasi kepada klien terkait desain web dan pengaturan informasi di dalam web yang seperti apa yang membuat pengunjung/user nyaman untuk berada di dalamnya.
Apakah sejenis designer?
Jika hal itu mampu memudahkan untuk mengerti hal ini, bolehlah demikian. Meski sebenarnya cakupan kerja seorang UI/UX Consultant tidaklah sesempit hanya dari sisi design saja. Seperti yang kubilang di atas, pengaturan informasi termasuk hal terpenting.
Background
Mungkin banyak yang bertanya, apakah aku bisa mengingat backgroundku adalah seorang developer?
Jawaban singkatnya adalah, ?Bisa!? Kalau tak bisa, aku tak?kan diterima :)
Jawaban sedikit lebih panjangnya begini.
Dulu, waktu pertama kali terjun di dunia web development, enam belas tahun silam, aku ?mendekati? industri ini justru dari sisi design. Kenapa? Waktu itu, bahkan hal terkait web programing belum masuk dalam kurikulum kuliah! Maka jadilah aku seorang web designer.
Ketika pada akhirnya aku semakin dalam masuk ke industri ini, klien-klienku tak dinyana ?sangat mengapresiasi design yang kubuat.
Hingga pada perkembangannya, aku sebenarnya juga tak pernah jauh dari dunia design.
Sejak pindah ke Australia, kalau kuhitung-hitung hanya sekali aku bekerja sebagai developer di dalam sebuah divisi IT. Kebanyakan, aku bekerja sebagai developer dalam sebuah tim kreatif yang terdiri dari para designer.
Nah, dari pengalaman sehari-hari bekerja dengan mereka, mau-tak-mau, kemampuanku untuk memandang web dari sisi design dan UI/UX semakin terasah disertai dengan bukti-bukti pekerjaan yang menempatkanku sebagai seorang UI/UX implementator.
Bahasa
Yang membuat lompatan kali ini benar-benar terasa besar juga adalah karena tuntutan pekerjaan yang baru membuatku harus mampu berkomunikasi dengan klien secara baik.
Sebagai seorang konsultan, aku akan menggunakan bahasa dan kemampuanku berinteraksi dengan klien sebagai modal utama.
Apakah aku bisa??Sejatinya, inilah hal yang paling membuatku nervous!
Delapan tahun tinggal di Australia, tak membuatku serta-merta merasa PD dalam berbahasa Inggris.
Sebagai seorang yang bukan native speaker Bahasa Inggris, aku harus berpikir sebelum mengucapkan kata dan ini cukup menyiksa.
Namun anehnya, dari beberapa interview dan kesan yang kudapat dari orang-orang yang kukenal dekat dalam pekerjaan, kebanyakan memberikan impresi bahwa aku adalah seorang komunikator yang baik.
Pada awalnya aku tak percaya, ?Masa? Jangankan seorang komunikator yang baik. Tiap aku omong saja perasaan selalu ada satu atau dua kata yang tak dimengerti lawan bicara karena aksenku!?
Tapi lama-kelamaan aku sadar bahwa sejatinya komunikasi itu bukan soal bahasa, tapi soal bagaimana entah caranya pokoknya apa yang kumaui dimengerti lawan bicara dan sebaliknya, apa yang mereka katakan bisa kuterima dengan baik. Di titik ini, aku harus setuju dengan mereka karena nyatanya aku memang merasa bisa!
Budaya dan Teknologi
Hal lain yang patut dimasukkan sebagai pemberi faktor ?lompatan besar? kali ini adalah budaya kerja dan teknologi yang amat jauh berbeda dari yang kulakukan sebelumnya.
Budaya kerja yang selama ini kualami adalah budaya casual dari sisi berpakaian dan fleksibel dari jam kerja.
Kemarin-kemarin, isi lemariku hanya kaos hitam dan celana jeans. Aku tak memusingkan kemeja apalagi jas yang kupakai hanya untuk kondangan saja!
Tapi di perusahaan baru ini aku dituntut untuk mengenakan pakaian formal lengkap dengan jas setiap hari.
Lalu soal teknologi. Kalau sebelumnya aku berada dalam lingkungan teknologi open source, mulai sekarang aku bekerja di perusahaan yang memberikan solusi bagi kliennya teknologi yang bukan open source dan baru sama sekali!
Grogikah aku?
Sejatinya tidak untuk hal ini. Kenapa? Aku selalu percaya sebeda apapun teknologi yang ada dalam industri ini, selama prinsip-prinsip dasarnya masih sama, menguasai hal-hal baru hanyalah soal kemauan dan waktu!
So? doakan saya semoga sukses di pekerjaan baru ini! Wish me luck!
Kalau melihat foto yang tampil di halaman ini, memberikan kesan “PeDe” banget.
Cocok dengan jabatan baru.
Hanya saja aku merasa kok perlu sedikit meluangkan waktu untuk olah raga ya :-)
Just my opinion …
Semoga sukses, Don.
Pekerjaan dengan tantangan baru tentunya menggairahkan.
Keren keren kak.
Karena baca artikelnya baru tau perbedaan lebih rinci dari User Interface dan User Experience.
Saya juga berminat untuk melanjutkan ke jenjang kuliah jurusan ilmu komputer atau teknik informatika kak.
Sukses kak !
Semoga makin sukses kang Donnie ?