Beberapa hari lalu di Twitter timeline aku menemukan satu quote yang sayangnya aku lupa milik siapa, tapi menarik seperti di bawah ini:
‘Masa lalu itu urusan perasaan tapi masa depan itu urusan pemikiran’
Tapi benarkah yang memisahkan masa lalu dan masa depan hanyalah perasaan dan pemikiran atau sebaliknya, pemilah perasaan dan pemikiran hanyalah berlandaskan masa: lalu dan depan??Aku sih ragu…
“…benarkah yang memisahkan masa lalu dan masa depan hanyalah perasaan dan pemikiran atau sebaliknya, pemilah perasaan dan pemikiran hanyalah berlandaskan masa: lalu dan depan?”
Adalah anak-anak dari komunitas lapanpuluhan.blogspot.com yang menurutku menjadi pioneer gelombang munculnya acara-acara bertajuk 80an sejak medio dekade silam.?Mereka yang pernah menikmati hal-hal yang ngehits di dekade 1980-1990 mendapat tempat yang nyaman untuk bernostalgia melalui tulisan-tulisan yang disajikan dengan cukup detail di blog itu.
Tak berhenti di blog, mereka juga punya milis untuk lebih saling berinteraksi dalam ranah pembicaraan yang sama.
Lalu entah bagaimana, pada akhirnya media mainstream pun melihat peluang besar pada gelombang ini. Mereka berpikir untung-rugi, mengemas program acara dengan baik lalu muncullah acara-acara?baik itu on-air maupun off-air bertajuk 80-an. Lumayan, terutama bagi para artis yang pernah ngetop waktu itu, jadi punya peluang untuk tetap berkarir dan digemari.
Apa yang bisa kita pelajari di sini, menawarkan kenangan memang terkait perasaan, tapi sentuhan pemikiran di dalamnya membuat batasan waktu seperti ditiadakan. Trend-trend masa lalu seperti?tercomot dari masa lalu, mendominasi masa kini dan bahkan mungkin hingga masa dimana tak ada lagi mereka yang pernah mengalami era 80an.
Kira-kira setahun silam aku pernah membaca artikel tentang ramalan bahwa tahun 2045, orang bisa mempunyai pilihan untuk tetap mengalami kematian pada akhir hidupnya atau untuk terus hidup?selama-lamanya, imortal! Tentu rekayasa teknologi kuncinya!
Bukannya tak mungkin hal itu terjadi dan bukannya tak mungkin juga orang akan memilih opsi yang kedua, mengalami ‘selama-lamanya’ di bumi yang indah ini!?Tapi yang akan jadi menarik ketika masa itu tiba adalah, adakah orang yang menggunakan perasaan untuk mengalah dan memilih untuk tetap mengalami kematian.?Bukan karena lelah atau tak menikmati hidup yang nikmat ini, tapi lebih kepada, “Kalau aku tak memilih mati, bagaimana aku harus berebut air dan udara serta semua sumber daya dengan anak-turun?kita semua? Hidup yang abadi di bumi jika tak didukung oleh sumber daya yang ‘abadi’ juga, apalah artinya?”
Nah, dalam hal ini, itu berarti kita sanggup menghadirkan perasaan dalam pemikiran ke depan.?Kalau mau diklopkan dengan quote di atas, boleh kita sebut sebagai berpikir menggunakan perasaan… sesuatu yang absurd, se-absurd tulisan ini!
Selamat berakhir pekan!
kenthir ak komen sing pertama #KomenAbsurd
yg jelas masa lalu hrs bs jadi pembelajaran, kl msh diulang juga ya kenthir namanya hihihi
masa depan ada karena adanya masa lalu
Aku juga kurang sepakat dengan quote itu. Sebab, masa lalu hanya akan jadi masa lalu jika hanya berhenti pada ranah nostalgi saja. Menurutku, masa lalu harus dimaknai juga dengan pemikiran, yakni mempelajari apa yang telah terjadi untuk kemudian dipertahankan, jika itu baik, dan diperbaiki jika ada kesalahan, sehingga di masa depan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Selamat berakhir pekan juga Don.. :)
tahun 2045.. masih sempet kayaknya tuh ngalamin itu.. kira kira milih apa ya… kayaknya bakalan milih mati aja deh…
kalau menurutku, masa lalu atau masa depan semuanya adalah pemikiran…
Have a nice weekend Sob…
Asyiikk bumi jadi penuh!
Setiap masa memiliki masanya tersendiri *halah apaan sih
Baru tadi malam saya ikut acara semacam motivasi begitu, katanya quote “waktu adalah uang” itu tidak tepat. Karena waktu sangat berbeda dengan uang. Waktu sifatnya free dan tidak bisa dicari lagi. Dan yang umumnya tidak free tapi bisa dicari ketika habis.
*nyambung ga sih komen saya ini?
Aku kok ra nangkep yo.. :(
intine perasaan dan pikiran itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan :D
hmm, tapi terkadang perasaan lebih bisa menang dibandingkan dengan pikiran.. terlalu terbawa perasaan tidak baik, tapi terlalu memikirkan sesuatu juga tidak baik.
jalani saja apa yang memang benar :D
Betul banget tu! Yurike
so fellas.liat ke depan aja ya guys.masa lalu mah jadiin pijakan untuk terbang aja