Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(Lukas 1:38)
Hari ini Gereja memperingati Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda.
Aku selalu tertarik membayangkan bagaimana peristiwa-peristiwa yang terjadi 2000 tahun silam yang diceritakan Kabar Baik itu terjadi dalam konteks kekinian, konteks zaman now.
Jika Maria hidup saat ini dan menggunakan social media, seperti apakah bayanganmu tentangnya?
Nggak pernah apdet!
Yup! Mungkin dia akan jarang sekali apdet status di fb. Tak sempat selfie maupun wefie bersama Yesus dan Yusuf lalu mengunggah di instagram. Apalagi mantengin pernak-pernik bayi dan tetek-bengek rumah tangga di olshop dan marketplace terkemuka? Jarang malah mungkin tidak pernah.
Arisan pun mungkin juga bukan agenda utama untuk didatanginya dan hal ini jadi pergunjingan kawan-kawan lainnya.
?Eh, Maria kemana kok nggak pernah ada kabar lagi?? tanya seorang kawan Maria.
?Iya nih! Fb-nya nggak pernah apdet, Instagram juga zonk! Kenapa ya?? balas yang satunya.
Namun tak lama namanya jadi bahan perbincangan karena AnakNya membuat mukjizat awalnya di sebuah kondangan pengantin di Kana lalu merebak kemana-mana. Beberapa tahun kemudian AnakNya jadi headline berita, disalib hingga mati dan? eh tiga hari kemudian bangkit dari mati.
Tak banyak percakapan yang dilakukan Maria dicatat keempat penulis Kabar Baik, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes barangkali karena mereka ingin menempatkan sosok Maria sebagai pribadi yang memang tak banyak bicara dan sok tampil namun banyak bekerja.
Ia tak apdet status, ?Dua garis di tester, Guys! Excited!? saat Malaikat Gabriel memberitahu warta kehamilannya. Ia juga tak berkoar, ?Otw to Betlehem! Doakan dapet tumpangan dan lahir selamat ya guys!? waktu melahirkan di malam Natal.
Barangkali ia baru banyak bicara ketika kehilangan Yesus di Bait Allah tiga hari lamanya. Tapi yang kubayangkan, bicaranya pun sekadar menanyakan kanan-kiri kalau mereka tahu dan melihat dimana Yesus berada?
Maria juga tak mengeluh ketika suaminya Yusuf wafat dan ia harus membesarkan Yesus seorang diri?
Maria mengikuti AnakNya mewartakan Injil ke seluruh negeri. Ia tak tinggal diam meski ia tetap diam.
Bahkan di saat akhir hidupNya, Maria tak berada jauh dari tapak-tapakNya memanggul salib dari Yerusalem ke Golgota. Saat tubuhNya dipancang di atas bukit, Ia bersujud pasrah di bawah kaki salib bersama Yohanes, murid yang lantas jadi anaknya.
Sepeninggal AnakNya, adakah deritanya berakhir? Belum! Ia mengikuti para murid, bersembunyi dan menghindari kejaran prajurit kesana-kemari sambil terus mewartakan Kabar Baik sebelum akhirnya diangkat ke surga.
Dalam doa-doaku kepadanya, aku terkadang ingin mendengarkan suara Maria?
Sydney, 8 Desember 2017
0 Komentar