Mantra bahagia

8 Des 2014 | 150 kata, Cetusan

 

dv

Ada yang bertanya begini, “Mas, sampeyan kok tampak bahagia sekali, resepnya apa?”

?Oh ya? Kamu menilainya darimana?” balasku singkat.
Ternyata ia melihat fotoku di Facebook yang kuberi caption, “Matur nuwun Gusti, aku bahagia!”

“Kalau aku nggak nulis begitu apakah kamu akan bertanya hal yang sama?” balasku.

“Iya!”

Aku menghargai jawabannya tapi sekaligus aku tak percaya. Aku bahagia tapi caption menyimpan kekuatan yang digdaya untuk menyangatkan arti arti.

Caption adalah mantra dan kita harus memantrai diri kita supaya bahagia.

Tak percaya? Mantrailah dirimu dengan keluhan-keluhan semacam ‘BBM naik tinggi, Bangsat!’ atau ‘Bahhh… ribet banget sih urusan hidup ini! Rumit bangkai!’

Apa yang kau dapatkan dari situ? Ketidakbahagiaan.?Darimana ketidakbahagiaan itu datang? Dari mantra-mantramu yang kau tampilkan pada bingkai hidupmu sendiri.

Jadi? Bahagialah sejak dalam mantra dan doa, dan sejak saat ini. Mulailah sadar bahwa kamu berhak dan wajib bahagia!

Sebarluaskan!

3 Komentar

  1. Njih mas, leres! Mari merapal mantra, sesuai hati dan kepercayaan masing-masing. Mulai!

    Balas
  2. Kalimat yang positif akan membangun pemikiran positif dampaknya memberi perasaan yang positif. Kebahagiaan tidak tergantung dari apa yang disekeliling kita namun bagaimana kita memutuskannya. :)

    Balas
  3. Terima kasih mas, sangat menginspirasi, sederhana dan nyata.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.