Yang namanya kesepian itu memang tidak mengenakkan.
Selalu saja ada kebutuhan-kebutuhan yang tak terlampiaskan ketika kita harus sendirian dan kesepian.
Contoh paling gampang adalah soal berhubungan badan.
Dalam konteks yang satu ini, tentu sangat tidak mengenakkan kalau kita sendirian karena pada kaidahnya, berhubungan badan adalah menghubungkan dua badan, bukan?
Jadi sebenarnya wajar kalau ada janda berusia 45 tahun seperti Suwartin, PRT asal Indonesia yang tinggal di Hongkong ini melampiaskan nafsu seksnya.
Kenapa wajar karena dia toh manusia, sama halnya seperti dengan saya, Anda, dan semua orang di seluruh dunia yang untuk menahan pipis saja kadang terlampau berat apalagi menahan birahi?
Mana kuat?
Tapi yang jadi masalah adalah ia ternyata melampiaskannya dengan anak majikannya, cowok ABG yang baru berusia 14 tahun.
Tak hanya itu, Si Suwartin ini hebatnya tak hanya berhubungan seks, tapi juga menjalin kisah asmara dengan “sinyo” tuannya lebih dari lima bulan.
Apa mau dikata, cinta memang terkadang tak memandang fisik apalagi usia…
Yang lebih mengherankan lagi, Si Suwartin ini sudah bekerja selama 11 tahun di rumah majikannya, atau dengan dengan kata lain, sejak orok umur tiga tahun, si anak juragannya ini pasti
sudah terbiasa dengan Suwartin. Ah entahlah, pikiran nakalku jadi membayangkan Suwartin memainkan peran seperti ini:
“Wah, ini anak dulu waktu kecil (dan barangnya) begitu mungil dan kusayang-sayang, lha sekarang sudah beranjak remaja kira-kira sudah sebesar apa ya (barangnya)?”
Lalu kenapa semua ini bisa terjadi?
Entahlah, tapi yang pasti Suwartin tidak melakukannya pada taraf pemerkosaan.
Sekali lagi, ia “mendapatkan” sinyo itu dengan segala daya dan upaya yang dibekap cinta.
Tapi kenapa si sinyo mau?
Kupikir, kenapa si sinyo mau adalah karena tidak ada orang lain yang mau memberikan jawaban-jawaban atas rasa penasarannya terhadap “cinta” dan “seksualitas” yang memang pasti sedang mulai
tumbuh pada usia-usia seperti itu.
Jadi, dalam padanan kata lainnya, Suwartin-lah yang sanggup mengungkapkan apa sebenarnya “rasa tegang” yang dirasakan Sinyo belakangan.
Suwartin-lah yang sanggup melegakan ketegangan itu.
Untunglah Suwartin bekerja di Hongkong, cuma dikurung dua pekan setelah itu bebas lagi.
Coba kalau dia bekerja di negara lain yang menerapkan hukuman-hukuman mengerikan tanpa ampun untuk pelaku-pelaku perselingkuhan dan pelecehan seksual seperti itu.
Paling akhir-akhirnya ya cuma mangsuk ke kotak, dipetimatikan, dikirim balik ke sini dan membuat corengan semangkin tebal dan hitam untuk kasus-kasus TKI/TKW asal Indonesia.
Ah, aku tiba-tiba ingat pada Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya yang pernah bekerja pada orangtuaku ketika kukecil dulu.
Betapa aku bersyukur bahwa mereka, meski beberapa diantaranya juga janda, tak menawariku jawaban-jawaban atas rasa penasaranku terhadap “rasa tegang itu”.
Mereka membiarkanku untuk merasakan ketika aku mampu dan siap untuk merasakannya bukan dengan mereka.
So Suwartin, selepas dua minggu ke depan, pesan dan saran saya dari tanah air adalah “Beli Dildo getar sekarang juga!” *lohhhh*
Kesepian? Ah, itu hanya soal seni memandang kehidupan ;)
Jelas Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya gilo karo kowe… :))
Alaaah Don
Padune kowe yo pengen wee ..
Mesti mau mbayangke kok ndishik si Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dll kok ra ngajak yo tho ??
huehuehue
Jelas Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya tdk memasuukanmu dalam daftar pemuas gairah don….klo kurang jelas coba liat poto mudamu dulu….cungkring hahaha
@ DM, Eddy, Windy: Kalian salah semua!
Mereka, para bekas pembantuku itu jelas akan merespon andai saja aku bernafsu pada mereka, dan responnya pasti positif.
Tapi waktu itu kenapa aku tidak memulai, karena aku sedang keasyikan berfantasi dengan tangan. Ya, cukup dengan tangan saja!
Dan u know what, terkadang aku sangat bersyukur pada Tuhan karena at least aku tidak terlanjur terburu-buru untuk menuntaskan nafsu dengan lawan jenis, melainkan tangan.
Hahahah!
lalu yang memberi jawaban nya siapa mas??
@Ulan: maksudnya? saya ndak gitu mudheng pertanyaan anda..
anyway, selamat kenal! :)
Buat para TKI mungkin perlu dibekali dengan “boneka” yang kayak “itu” … hehehe
Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya mungkin orang2 yang mendasarkan “size” sbg pemicu ?rasa tegang itu?. hahahaha….. *Met kenal mas….*
Pancen imanmu sing kuat Don, pdhal kulon blateran sor tanjung pojok alun2 luwih menggoda ya Don tinimbang ipah dkk
Cukup fantasi dgn tangan dan sosok bu kristin, sampe situ sdh klimax jd imah, idah ,ipah, piyah ..keburu lewaaaat…
Wakakakaka… sosotnyaaaa.. kowe isih kelingan bae jenenge pembantu-pembantuku, Ndang hahaha :)))
Priwe kabare, Bro? Apik2 bae mbok? Salam dinggo kluargamu ya and no more Bu Kristin please hahahah