• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Mangkanya, Beli Dildo Saja!

7 Mei 2008 11 Komentar

Suwartin
Yang namanya kesepian itu memang tidak mengenakkan.
Selalu saja ada kebutuhan-kebutuhan yang tak terlampiaskan ketika kita harus sendirian dan kesepian.
Contoh paling gampang adalah soal berhubungan badan.
Dalam konteks yang satu ini, tentu sangat tidak mengenakkan kalau kita sendirian karena pada kaidahnya, berhubungan badan adalah menghubungkan dua badan, bukan?

Jadi sebenarnya wajar kalau ada janda berusia 45 tahun seperti Suwartin, PRT asal Indonesia yang tinggal di Hongkong ini melampiaskan nafsu seksnya.
Kenapa wajar karena dia toh manusia, sama halnya seperti dengan saya, Anda, dan semua orang di seluruh dunia yang untuk menahan pipis saja kadang terlampau berat apalagi menahan birahi?
Mana kuat?

Tapi yang jadi masalah adalah ia ternyata melampiaskannya dengan anak majikannya, cowok ABG yang baru berusia 14 tahun.
Tak hanya itu, Si Suwartin ini hebatnya tak hanya berhubungan seks, tapi juga menjalin kisah asmara dengan “sinyo” tuannya lebih dari lima bulan.
Apa mau dikata, cinta memang terkadang tak memandang fisik apalagi usia…

Yang lebih mengherankan lagi, Si Suwartin ini sudah bekerja selama 11 tahun di rumah majikannya, atau dengan dengan kata lain, sejak orok umur tiga tahun, si anak juragannya ini pasti
sudah terbiasa dengan Suwartin. Ah entahlah, pikiran nakalku jadi membayangkan Suwartin memainkan peran seperti ini:

“Wah, ini anak dulu waktu kecil (dan barangnya) begitu mungil dan kusayang-sayang, lha sekarang sudah beranjak remaja kira-kira sudah sebesar apa ya (barangnya)?”

Lalu kenapa semua ini bisa terjadi?
Entahlah, tapi yang pasti Suwartin tidak melakukannya pada taraf pemerkosaan.
Sekali lagi, ia “mendapatkan” sinyo itu dengan segala daya dan upaya yang dibekap cinta.

Tapi kenapa si sinyo mau?
Kupikir, kenapa si sinyo mau adalah karena tidak ada orang lain yang mau memberikan jawaban-jawaban atas rasa penasarannya terhadap “cinta” dan “seksualitas” yang memang pasti sedang mulai
tumbuh pada usia-usia seperti itu.
Jadi, dalam padanan kata lainnya, Suwartin-lah yang sanggup mengungkapkan apa sebenarnya “rasa tegang” yang dirasakan Sinyo belakangan.
Suwartin-lah yang sanggup melegakan ketegangan itu.

Untunglah Suwartin bekerja di Hongkong, cuma dikurung dua pekan setelah itu bebas lagi.
Coba kalau dia bekerja di negara lain yang menerapkan hukuman-hukuman mengerikan tanpa ampun untuk pelaku-pelaku perselingkuhan dan pelecehan seksual seperti itu.
Paling akhir-akhirnya ya cuma mangsuk ke kotak, dipetimatikan, dikirim balik ke sini dan membuat corengan semangkin tebal dan hitam untuk kasus-kasus TKI/TKW asal Indonesia.

Ah, aku tiba-tiba ingat pada Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya yang pernah bekerja pada orangtuaku ketika kukecil dulu.
Betapa aku bersyukur bahwa mereka, meski beberapa diantaranya juga janda, tak menawariku jawaban-jawaban atas rasa penasaranku terhadap “rasa tegang itu”.
Mereka membiarkanku untuk merasakan ketika aku mampu dan siap untuk merasakannya bukan dengan mereka.

So Suwartin, selepas dua minggu ke depan, pesan dan saran saya dari tanah air adalah “Beli Dildo getar sekarang juga!” *lohhhh*

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. Daniel Mahendra mengatakan

    7 Mei 2008 pada 10:19 am

    Kesepian? Ah, itu hanya soal seni memandang kehidupan ;)
    Jelas Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya gilo karo kowe… :))

    Balas
  2. Eddy mengatakan

    8 Mei 2008 pada 10:22 am

    Alaaah Don
    Padune kowe yo pengen wee ..
    Mesti mau mbayangke kok ndishik si Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dll kok ra ngajak yo tho ??
    huehuehue

    Balas
  3. windy mengatakan

    9 Mei 2008 pada 3:07 am

    Jelas Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya tdk memasuukanmu dalam daftar pemuas gairah don….klo kurang jelas coba liat poto mudamu dulu….cungkring hahaha

    Balas
  4. Donny Verdian mengatakan

    9 Mei 2008 pada 7:07 am

    @ DM, Eddy, Windy: Kalian salah semua!
    Mereka, para bekas pembantuku itu jelas akan merespon andai saja aku bernafsu pada mereka, dan responnya pasti positif.
    Tapi waktu itu kenapa aku tidak memulai, karena aku sedang keasyikan berfantasi dengan tangan. Ya, cukup dengan tangan saja!
    Dan u know what, terkadang aku sangat bersyukur pada Tuhan karena at least aku tidak terlanjur terburu-buru untuk menuntaskan nafsu dengan lawan jenis, melainkan tangan.
    Hahahah!

    Balas
  5. ulan mengatakan

    15 Mei 2008 pada 1:14 am

    lalu yang memberi jawaban nya siapa mas??

    Balas
  6. Donny Verdian mengatakan

    15 Mei 2008 pada 2:47 am

    @Ulan: maksudnya? saya ndak gitu mudheng pertanyaan anda..
    anyway, selamat kenal! :)

    Balas
  7. Herman Sam mengatakan

    20 Mei 2008 pada 10:39 am

    Buat para TKI mungkin perlu dibekali dengan “boneka” yang kayak “itu” … hehehe

    Balas
  8. xitalho mengatakan

    29 April 2012 pada 2:22 pm

    Imah, Idah, Ipah, Piyah, Nur, Menik dan beberapa pembantu lainnya mungkin orang2 yang mendasarkan “size” sbg pemicu ?rasa tegang itu?. hahahaha….. *Met kenal mas….*

    Balas
  9. sukris mengatakan

    5 Juni 2012 pada 12:10 pm

    Pancen imanmu sing kuat Don, pdhal kulon blateran sor tanjung pojok alun2 luwih menggoda ya Don tinimbang ipah dkk

    Balas
  10. blackmagic mengatakan

    3 November 2013 pada 7:45 am

    Cukup fantasi dgn tangan dan sosok bu kristin, sampe situ sdh klimax jd imah, idah ,ipah, piyah ..keburu lewaaaat…

    Balas
    • DV mengatakan

      4 November 2013 pada 9:42 am

      Wakakakaka… sosotnyaaaa.. kowe isih kelingan bae jenenge pembantu-pembantuku, Ndang hahaha :)))
      Priwe kabare, Bro? Apik2 bae mbok? Salam dinggo kluargamu ya and no more Bu Kristin please hahahah

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT