Lupa berterima kasih tapi mengaku selalu bersyukur?

14 Nov 2018 | Kabar Baik

Sepuluh orang sakit kusta datang kepada Yesus minta kesembuhan. Setelah dibikin sembuh, dari sepuluh hanya satu yang kembali kepada Yesus untuk bersyukur, berterima kasih. Satu orang itu bukan Yahudi tapi Samaria, suku bangsa yang dianggap asing dan ?dinomorduakan?.  (lih Lukas 17:11-19)

Bersyukur itu penting dan salah satu ungkapan syukur adalah dengan mengucap terima kasih atas perhatian yang diberikan sesama kita.

Lho apa hubungannya bersyukur dengan berterima kasih kepada sesama?

Pertama, Berterima kasih adalah wujud syukur atas perhatian yang diberikan sesama. Daya untuk memberi perhatian kita percaya berasal dari daya cinta Tuhan!  

Kedua, kalau dengan sesama yang kelihatan saja kita lupa atau susah berterima kasih lantas bagaimana kita mampu bersyukur kepadaNya yang tak kelihatan?

Dulu aku juga sulit untuk mengucapkan terima kasih padahal aku berasal dari negeri yang penduduknya konon ramah dan bersahabat. 

Misalnya pergi ke rumah makan, setelah pesan makanan lalu ketika pegawai rumah makan membawa makanan aku tak mengucap terima kasih. Bagiku hal itu wajar untuk dilakukan karena itulah pekerjaannya, dia digaji untuk melakukan hal itu.

Atau saat ditraktir kawan makan siang. Aku merasa tak perlu berterima kasih. ?Kenapa harus berterima kasih, kawanku kan yang ngajak dan lagipula ia kaya? sudah layak dan sepantasnya ia menraktirku lah!? begitu kilahku.

Tapi setelah aku pindah ke negara yang katanya para warganya bersifat sekuler, jarang ke Gereja, tak kenal Tuhan dan konon egois, aku malah diajari tentang bagaimana mengucapkan terima kasih dari mereka.

Seorang pemuda bersama pacarnya duduk di seberang meja di restaurant, ketika pegawai restaurant datang membawa makanan, pemuda tadi mengucap ?Thanks? dibarengi tatapan mata berbinar dan senyum mengembang.

Seorang tua yang diberi jalan terlebih dulu untuk masuk ke dalam lift, ia menyempatkan diri sekian detik menengok ke arah si pemberi jalan, tersenyum dan berkata, ?Thank you!?

Jangan merasa sudah aman ketika kita sudah beragama, rajin beribadah dan dicap sebagai anak bangsa yang ramah dan bersahabat kalau kita belum mampu berterima kasih.

Ingatlah selalu kisah dalam Kabar Baik hari ini. Sembilan orang Yahudi, suku bangsa yang konon adalah pilihan ternyata tak bisa berterima kasih, kalah dengan orang Samaria, suku bangsa yang dianggap nomer dua dan bukan pilihan.

Begitu??
Terima kasih sudah membaca tulisanku! Selamat pagi!

Sydney, 14 November 2018

Jangan lupa isi Survey Kabar Baik 2018. Hasil isian kalian dalam survey tersebut sangat mempengaruhi bagaimana pola tulisan dan distribusi renungan Kabar Baik ini akan berkelanjutan. Klik di sini untuk informasi selengkapnya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.