Lumpur Lapindo, Berkah Bukan Sampah

18 Feb 2008 | Cetusan

Lumpur Lapindo
Wes lah!
Lupakan! Lupakan suara wakil rakyat yang menyatakan bahwa Lumpur Lapindo adalah kejadian alam dan bukan kesalahan manusia. Nggak ada gunanya juga memperdebatkan sesuatu yang memang sudah dipersiapkan untuk tidak bisa diperdebatkan.
Mending berpikir positif sambil membaca pelan-pelan tentang berita yang menyejukkan di sini.

Lihatlah betapa Allah Maha Besar!
Dia menciptakan manusia yang tak henti-hentinya dimampukan untuk bertahan dikala susah, berjuang disaat tertekan.
Banyak hal yang semula tak bernilai ternyata bisa menjadi sesuatu yang benar-benar bernilai.
Banyak hal yang semula sampah tapi malah menjadi berkah.

Kuncinya?
Tidak menyerah dan bekerja keras!
Jangan pernah berkata dan beralasan apapun ketika mengusahakan apapun juga karena saya percaya ketika sesuatu itu ada ia dimaksudkan untuk sesuatu yang lain pula untuk menjadikannya lebih baik.
Karena kalau kita sedemikan lembeknya patah semangat dan malas bekerja, justru kita menambah semakin banyak sampah daripada berkah.
Siapa sampahnya? Ya diri kita sendiri lah!

Makanya Pakdhe dan Budhe yang ada di sekitar Lapindo sana,
protes boleh jalan terus karena memang hak Anda terabaikan, tapi karena hidup juga mesti berjalan maka tengoklah, tak jauh dari Anda ada sumber daya yang bisa dimanfaatkan secara baik untuk peningkatan kualitas hidup Anda yang mungkin sempat terbengkalai.
Dengan terus bertahan hidup dan bangkit dari segala keterpurukan, Anda dan kita semua justru bisa membuktikan tak hanya pada mereka yang telah meremehkan dan mengalahkan kita, tapi juga pada dunia.

Mari terus maju!

Gambar diambil dari sini.

Sebarluaskan!

9 Komentar

  1. bener banget bung! kita harus berpikir secara positif

    Balas
  2. Kalimat cerdas … Jangan pernah berkata dan beralasan apapun ketika mengusahakan apapun juga

    Balas
  3. @Ersis: Wah kedatangan guru menulis! Matursuwun!

    @Nico: Salam kenal, Bung! Sukses skripsinya ya!

    Balas
  4. “Jangan pernah berkata dan beralasan apapun ketika mengusahakan apapun juga”
    – catet..catet…
    tapi copyright-nya DV apa TGNN ya…

    atau DV inspired by TGNN?…
    DV wae lah… daripada enggak diapprove.

    ps : bagi saya yang notabene bekerja dekat porong, bersosialisasi dengan beberapa korban lumpur porong. tulisan ini sangat pas buat bahan ngobrol.

    Balas
  5. tumben nih bahasannya cerdas bgt…maju terus pantang mundur haha…!

    Balas
  6. @angga: TGNN ki sopo jhe..? Ra kenal tenan aku.
    TGNN..? TanGaNN ?

    Balas
  7. “Tidak menyerah dan bekerja keras!
    Jangan pernah berkata dan beralasan apapun ketika mengusahakan apapun juga karena saya percaya ketika sesuatu itu ada ia dimaksudkan untuk sesuatu yang lain pula untuk menjadikannya lebih baik. Karena kalau kita sedemikan lembeknya patah semangat dan malas bekerja, justru kita menambah semakin banyak sampah daripada berkah.
    Siapa sampahnya? Ya diri kita sendiri lah!”

    Wauuuwww…. kalimat itu! Kalimat itu! Termasuk mengejar visa ya! ;) Kalimat itu! Kalimat itu! Termasuk berusaha mendapatkannya lagi ya! ;) Kalimat itu! Kalimat itu!

    Balas
  8. @DM: Hahahahaa…. komentarmu ini paling menggelikan Dan!

    Mengejar sapa sih? Mengejar dia? Masih sempatkah? Kalau bisa kutunggu kiprahmu ya! :) Kutunggu Bubatmu!

    Balas
  9. DAMN , I LOVE INDONESIA !

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.