Loyalitas

30 Sep 2013 | Cetusan

Ada ?kebahagiaan kecil? setiap antri membeli kopi di coffeeshop langgananku dan itu bersumber dari hitungan jumlah lubang di loyalty card. Semakin banyak lubang kudapat, itu pertanda semakin cepat aku mendapatkan secangkir kopi gratis karena loyalitasku membeli kopi di situ.

Aku tak tahu apakah di Indonesia ada sistem seperti loyalty card di sini karena waktu tinggal di sana dulu, kalau aku ngopi ya ke warung burjo atau ke angkringan yang tak mengenal sistem seperti itu.

Tapi anggaplah kalian semua tak tahu, coffee shop loyalty card adalah cara pintar untuk mengikat ?loyalitas? pembeli kopi dengan cara setiap pembelian kopi akan dihitung (kartu ditandai dengan pelubang) dan setiap hitungan mencapai angka tertentu (biasanya sembilan) maka cangkir kopi ke sepuluh adalah cuma-cuma.

Bahkan di beberapa coffeeshop di sini, loyalty card tak hanya diwujudkan dalam bentuk cetak tapi sudah masuk ke ranah aplikasi yang bisa didownload dan diinstall di gadget mutakhir. Seorang tinggal scan sebuah QRcode di dekat kasir dan hal itu setara dengan kartu yang dilubangi sekali.

Kalau dipikir-pikir, loyalty card itu justru sebenarnya semakin mengaburkan makna loyalitas yang tak pernah tak kabur sekaligus membuat kita berpikir apa yang dijual sebenarnya di warung itu?

Begini, kita loncat dulu ngobrolnya. Kembali ke sekitar 8 tahun silam, percaya tidak, dalam setiap wawancara kerja, orang selalu gelagapan kalau ditanya apa itu loyalitas. Aku dulu sering menggunakan pertanyaan itu untuk mengetahui sejauh mana si calon pegawai itu pandai bersilat lidah dan berbohong di kemudian hari jika ia kuterima kerja karena bagiku, waktu itu, semakin jawabannya terkesan indah dan menyenangkan hati pemilik perusahaan, semakin pembohong lah dia :)

?Loyalitas itu adalah ketika kita bangun pagi, kita tahu harus pergi ke kantor mana untuk bekerja karena di situ kita digaji!?

Tapi meski demikian, ada satu jawaban yang pernah sangat mengesankanku dan kuingat sampai sekarang, bukan karena benar tapi lebih karena masuk akal dan apa adanya. ?Loyalitas itu adalah ketika kita bangun pagi, kita tahu harus pergi ke kantor mana untuk bekerja karena di situ kita digaji!?

Nah, kembali ke soal loyalty card tadi, dengan menggunakan jawaban tentang loyalitas yang mengesankan barusan, aku tertarik untuk berpikir, apa yang sebenarnya membuat kita loyal untuk datang ke coffee shop?

Jika.. sekali lagi jika tanpa ada loyalty card, mudahnya kita jawab loyalitas terhadap sebuah coffeeshop adalah ketika kita bangun pagi, kita tahu kemana harus pergi membeli kopi karena di sana kita mendapatkan kopi yang nikmat dan membangunkan hari!

Tapi ketika ada loyalty card, seolah dan bisa jadi loyalitas yang kita berikan adalah demi loyalitas yang lainnya; maksudku, kita loyal terhadap sebuah coffee shop karena kita tahu kalau kita bisa menunjukkan loyal kita yang termaterikan di kartu itu maka kita akan mendapatkan sebuah kopi gratis.

Pernah suatu waktu aku obrolkan hal ini dengan seorang pemilik coffee shop yang dulu sering kusinggahi dan jawabannya mudah ditebak, ?Oh salah! Kami mengeluarkan loyalty card ya karena kami ingin menghargai kalian yang telah begitu loyal membeli??

Ya, kecap memang tak mengenal kwalitet nomer lain selain nomer satu, kan?

Orang yang mengesankan dalam memberi jawaban kepadaku soal loyalitas tadi adalah pegawai pertama di perusahaanku dulu yang kini malah sudah naik ‘kelas’ begitu tinggi karena prestasi kerjanya dan menjadi salah satu pemiliknya. Hi, TIS! :)

Sebarluaskan!

6 Komentar

  1. loyalitas: ketika bangun dan merasa aneh jika tidak melakukannya dalam suatu waktu tertentu baik itu untuk bekerja, minum kopi di kedai tertentu atau bahkan sekedar membuka situs berita gossip di pagi hari ^^

    Balas
    • hmmm….

      Balas
  2. saat aku masih bisa menjawab “mengapa aku loyal terhadap suatu hal ?” maka sebenarnya aku belumlah loyal terhadap suatu hal tersebut.
    loyalty card itu loyalitas yang diiming-imingi :)

    Balas
    • so true, Mas :)

      Balas
  3. aku loyal mendatangi blogmu lhoo…

    Balas
    • kapir! :)

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.