Nggak usah ngomongin soal berapa besar biaya yang dihabiskan untuk kunjungan kerja DPR ke Eropa dalam rangka cari ide penggantian logo PMI dulu deh.
Nggak juga perlu ngebahas apa mereka benar-benar kerja atau berpesiar dan berbelanja, itu baiknya kita kesampingkan.
Tapi mari kita fokus pada alasan kenapa logo PMI harus diubah?
Kalau alasannya adalah kemiripan logo tersebut dengan salib yang berbau ‘kekristen-kristenan’ sebuah identitas yang minor di negara ini, maka mari kita berhitung, ada berapa banyak hal lain yang juga layak diganti kalau memang harus demikian?
- Lambang penjumlahan harus diganti dari buku-buku, kalkulator, keyboard komputer, website dan semua media yang mencantumkan.
- Tanda positif juga harus diganti pada testpack kehamilan, resep kacamata, semua peralatan listrik termasuk batu battery, dan berbagai macam perhitungan statistik yang menggunakan tanda (+) untuk penanda angka-angka positif.
- Perempatan jalan harus diubah bentuknya.
- Layang-layang harus diubah model rangkanya, kecuali kalau mau ganti bentuk rangka lain selain salib.
- Lebur semua sekrup dan otomatis obeng ‘plus’ atau ‘kembang’ karena ada tanda salib juga di sana.
- Sawah memang sudah semakin sedikit, tapi untuk penyeragaman, hilangkan orang-orangan sawah yang menggunakan rangka salib.
- Semua pagar yang memiliki dua siku yang berhimpitan membentuk salib.
Nah, gimana?
Butuh berapa mil.. eh, trilyun lagi untuk melakukan pengubahan semuanya itu?
Asumsikan saja kalau untuk pengubahan logo, baru perjalanan dinas kunjungan kerja cari ide saja sudah sekian milyar, gimana untuk semua di atas?
Kita memang bangsa yang kaya-raya…
Palang pintu kereta api harus diubah jadi bulan sabit pintu kereta api…karena palang itu simbol Kristen!
ora mutu tenan yo om wong-wong kuwi?
hihihih
waduh… tulisan ini bukan sedang marah2 kan mas?
Memang aneh negara kita ini kalau betul lambang PMI dirubah hanya karena mirip dengan simbol agama tertentu yang minoritas.
Capek memang kalau urusan negara selalu dicampur-adukkan dengan agama. Ribet.. Karena agama itu urusan pribadi dengan Tuhan, dan yang namanya urusan pribadi tentu akan berbeda pada setiap orang, dan.. ah saya juga tambah ribet komennya.
Btw, lambang PMI ada kemiripan dengan swastika (Hindu) juga dong?
Kalau memang salib, mereka yang menggunakan jasa PMI apa sekarang juga jadi kristen ?
Perlu dicamkan juga besok, pas mau donor darah atau transfusi darah tanya dulu “Agama darah-nya apa ya ?” daripada tanya golongan darah. *selakmodyarrr
Ehh…jadi ingat kalau pas olah raga ada gerakan rentangkan dua tangan, enaknya diganti apa ya ? Soalnya itu identik juga sama salib lho…
loh baru tahu kalau negara kita kaya raya? wong duitnya dimakan koruptor saja nggak habis-habis lo, don. itu baru koruptor. lha bapak-ibu anggota dewan yang tukang plesir itu kan cuma pakai sedikiiiit sekali uang rakyat. aku ikut membayari mereka lo! wong aku mesti bayar pajak kok. jadi sebetulnya yang kaya itu aku. :D :D apikan to aku?
wis don, mumet wis nek mikir negoro. luwih penak nyengsu. *ra nyambung, mbok ben*
Aku ketinggalan berita kayaknya, baru tahu kalau logo mau diubah karena alasannya itu. Gak masuk logika kalau itu dijadian alasan sih, karena logo apapun sebenarnya saling mirip satu sama lain, dan kalau ada yang teruuuuss saja mau cari mirip-2an ya jadinya ketemu saja mirip dengan apa.
haha tulisannya cukup pas nih mas. Ijin menshare tulisan ini di FBku ya mas :-)
Seharusnya ada tinjauan terlebih dahulu mengenai perubahan logo PMI, ditinjau dari sisi desain grafis nya, pembuatan logo ada konsep awalnya. Tanda (+) dalam logo PMI, bukan mengarah pada rujukan agama tertentu. Asal mula tanda (+) tersebut merupakan proses penyederhanaan plaster penutup luka yang ditumpuk bersilangan menjadi tanda tambah. Penggambaran penyederhanaan tersebut (plaster penutup luka) dapat disimbolkan/disederhanakan(simplifikasi) menjadi bentuk tanda tambah.
mudah-mudahan penjelasan singkat yang kurang begitu sempurna ini cukup bermanfaat bagi yang membacanya.
‘Open minded’ dan lebih kreatif dalam memahami dan menyelesaikan suatu permasalahan.
Masih banyak urusan lain yg lebih penting, daripada ngurusin yg begituan.. Rakyat kecil masih butuh makan 3x sehari.. Korupsi merajalela dimana-mana, itu yg terpenting diurus..
aku agak ketinggalan berita nih..
tau nya cuma waktu liat foto anggota DPR yg lagi asik plesiran.. :D
Dulu aku n teman2 ada joke:
Wah habis donor darah, kantong darahku langsung dicap “MENGANDUNG LEMAK BABI”
salam,
Berarti nanti namanya bukan PMI lagi kalau bentuknya bukan palang kaya’ sekarang. :D *baru baca salah satu komentar pembaca di harian online*
Hoo Mbah negorone dewe iki kaya-raya, lha kok kowe malah “ngemis” nyang rono. #eh *disunat Mbah DV*
ah .. alesan aja itu mah … ujung-ujungnya proyek kayak pertamina :D
alasan yg mengada2 hanya utk bs jalan2..
Hari gini masih SARA?
:-D
hehehehe mau jalan jalan aja alasannya kebanyakan…. agamalah yang dipakai alasannya… wong edan..
mantapppp…. ganti aja sama bulat = lubang semua hahahaa
ah mesti kuwi wong-wong e golek alasan wae gen iso dolan ng eropah, trus mengatasnamakan agama gen akih sing dukung. telo tenan :D
aku golek alasan opo yo gen dikirim kantorku ng eropah :P
Iya, emang terkadang banyak orang yang lebay, dikit-dikit ada tanda palang, langsung lebay.