Menuliskan kembali ke dalam bentuk reportase tentang sesuatu yang menarik yang terjadi lebih dari sebulan lalu itu tak mudah terlebih setelah ada begitu banyak hal yang boleh terjadi sesudahnya yang juga tak kalah menariknya.
Demikian pula yang terjadi dengan bagaimana caraku mereportase konser U2 360 World Tour yang digelar di ANZ Stadium, Homebush, NSW pada 13 dan 14 Desember 2010 silam. Semua orang tahu betapa konser itu berarti bagiku, tapi terus terang liburan Natal-Tahun Baru yang tak kalah menariknya (karena untuk pertama kalinya setelah 2 tahun lebih bermigrasi aku liburan ke negeri asal, Indonesia) sedikit banyak merampas memori otak yang semula kucadangkan untuk menuliskan secara tuntas tentang kehebatan konser supergrup, U2, di sini.
Untung ada U2gigs.com yang secara brillian sudah menjadi library online; memuat seluruh detail list lagu yang dinyanyikan lengkap dengan sejarah masing-masing lagu, berapa kali dinyanyikan, kapan terakhir kali dibawakan dan lain informasi lainnya. Wikipedia serta beberapa situs yang kuperoleh lewat Google akhirnya juga adalah pembantu-pembantu terbaik sehingga tulisan ini tertuntaskan.
Sengaja aku melukiskan jalannya konser dalam kemasan lagu per lagu yang dibawakan.
Jika ada waktu dan ingatan, aku akan menurunkan tulisan yang kedua yang semoga lebih pragmatis untuk dibaca.
Enjoy!
Return Of The Stingray Guitar
Sangat ‘ice breaking’.
Lagu ini bertempo sedang namun gagah, sanggup mengantar masing-masing personel (kecuali Larry Mullen Jr – drummer) untuk berlari kesana-kemari di atas panggung.
Beautiful Day
Lagu kojo dari album All That You Can’t Leave Behind ini dibawakan secara apik dan rancak; tak terlalu beda jauh dengan versi live yang sebelum-sebelumnya kulihat di DVD/Youtube.? Sangat cocok dijadikan lagu ‘pertama’, menaikkan adrenalin penonton.
Sayang, ujaran Bono yang mengganti kata “See China right in front of you” menjadi “See Larry Mullen Jr right behind of you” seperti yang ia lakukan di U2 360 World Tour di RoseBowl, Amerika Serikat, tak diucapkan. Meski demikian, Bono membawakan ‘Blackbird‘ Beatles di akhir lagu (snippet) dan pada malam kedua, Bono memilih Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band (Beatles) sebagai snippet mendampingi lagu ini.
I Will Follow
Single pertama dari album pertama yang tetap ‘bernyawa sama’ dibawakan oleh orang-orang yang sama meski dengan beda usia lebih dari 30 tahun sejak U2 merilis I Will Follow.
Lagu ini tidak dibawakan pada pertunjukan malam kedua, 14 Desember 2010.
New Year’s Day
Lagu ini hanya dibawakan pada malam kedua, konon dalam beberapa konser terakhir, U2 memang selalu membawakan I Will Follow pada konser malam pertama, dan New Year’s Day pada malam kedua atau sebaliknya. Entah apa yang terjadi di U2 360 World Tour di Rio de Jenairo pertengahan tahun ini karena di sana U2 akan menggelar tiga malam konser berturut-turut, akankah jadi i Will Follow, New Year’s Day dan kembali ke I Will Follow? Entahlah.
Yang selalu menarik dari lagu ini adalah bagaimana cerdiknya The Edge memainkan instrumen piano dan gitar secara berurutan dan keduanya terdengar maksimal di telinga dan kali itu aku menyaksikannya secara langsung.
Get On Your Boots
Ah, akhirnya “Future needs a big kiss” jadi quote pengantar dari lagu ini. Sejak pertama kali mendengar single pertama dari album No Line on the Horizon, phrase tersebut sangat kusuka entah kenapa.
Pada awalan sebelum The Edge membesut gitar intronya, layar besar yang terpampang di atas panggung memunculkan tulisan tersebut dan Bono berteriak lantang, “Future needs a big kiss” dan seantero stadion pun menyala!
Magnificent
Personally, aku lebih suka lagu ini dibawakan versi live ketimbang rekaman studionya.
Alasannya adalah, besutan gitar The Edge lebih ‘nendang’ di versi live nya dengan lebih memilih memainkan bagian yang di bagian rekaman dihadirkan lewat synth.
Mysterious Ways
Lagu ini, secara mengejutkan, dikemas dalam visualisasi yang cukup seksi. Menghadirkan siluet yang terkadang tak hanya tampak sebagai siluet sosok wanita telanjang dada menggeliat-geliat kesana kemari di giant screen. Ah, aku tak bisa membayangkan jika orang-orang fundamentalis agama itu datang kemari, pasti mereka berteriak-teriak menuntut pertunjukan itu dihentikan.
Eh iya, ada satu yang membedakan dari penampilan lagu ini di malam pertama dan kedua. Pada malam pertama, Bono memulai lagi ini dengan berkata “Imagine… Nicole Kidman!” tapi entah kenapa di malam kedua hal ini tak dilakukannya semoga bukan karena Nicole akhirnya lebih memilih menonton pertunjukan konser Bon Jovi yang juga digelar di Sydney dekat-dekat dengan tanggal ‘main’ U2…
Elevation
Lagu ini anthem bagiku!
Tapi entah kenapa sejak nonton DVD Chicago concert dalam rangkaian Vertigo Tour, Elevation seperti agak sedikit kehilangan gregetnya.
Tak hanya karena tempo yang dibawakan lebih lambat dari versi rekamannya, tapi juga karena ada ‘gangguan’ yang terjadi saat masuk reffrein setelah Bono menyanyikan bagian bridge. Pada bagian yang seharusnya hening tanpa musik itu, bantuan ketukan stick drum Larry dan petikan gitar The Edge itu menurutku malah ‘merusak’ lagu yang sangat populer awal 2000-an ini.
Namun kekecewaaanku terobati pada malam kedua. U2 menyisipkan ‘Creep‘ koleksi Radiohead, simbol musik alternatif era 90-an, sebagai snippet!
Until The End Of The World
Ada yang diperbaharui dalam hal bagaimana U2 mengemas visualisasi lagu ini.
Sejauh yang kutahu, biasanya pada akhir lagu ini, Bono akan ‘bersandiwara’ dengan The Edge. Keduanya maju ke depan, saling berhadapan, Bono biasanya lantas memasang dua telunjuk dan meletakkannya di jidatnya bak tanduk. Ia lantas menandak-nandak ke arah The Edge yang menyorongkan gitarnya, Bono terjatuh lalu di bagian paling akhir, Bono menendang-nendang gitar The Edge dan lagu usai.
Namun dalam U2 360 World Tour, atau setidaknya dalam konser dua malam yang kuhadiri di Sydney, visualisasi lagu dihadirkan memanfaatkan dua buah jembatan yang menghubungkan panggung utama dengan ring yang melingkari panggung. Adapun jembatan itu bisa diatur memutar dan menjelang paruh akhir lagu, baik Bono maupun The Edge, masing-masing menaiki jembatan yang berbeda. Menjelang lagu berakhir, kedua jembatan semakin didekatkan dan saat lagu benar-benar usai, Bono dan The Edge berusaha saling bersalaman namun jembatan sekonyong-konyong dijauhkan dan tepuk tangan pun membahana.
Lagu yang diambil dari album keluaran 1991, Achtung Baby ini ditutup dengan snippet yang indah, Anthem by Leonard Cohen.
All I Want Is You / Need You Tonight (snippet) / Never Tear Us Apart (snippet) / Slide Away (snippet)
Sejak konser di Honolulu pada akhir Vertigo Tour, 9 Desember 2006, All I want is You akhirnya dinyanyikan lagi pada konser malam kedua U2 di Sydney, 14 Desember 2010.
Lagu melankolis yang secara khusus dipersembahkan Bono untuk istrinya, Ali, ini mengalun begitu indah meski pada bait kedua, Bono sempat ‘lupa’ lirik yang membuat Adam Clayton tak kuat menahan senyumnya dan lagu menjadi lebih panjang satu bar oleh karenanya.
Yang menarik, selain menempatkan dua lagu Need You Tonight dan Never Tear Us Apart milik INXS sebagai snippet (pada malam sebelumnya dibawakan di lagu Bad), U2 juga membawakan Slide Away, lagu yang pernah dinyanyikan duet antara Bono dengan almarhum Michael Hutchence, vokalis INXS, Australian yang wafat tahun 1997. Michael adalah sahabat baik Bono dan konon lagu “Stuck in the moment” ditulis salah satunya untuk Michael.
Love Rescue Me
Lagu yang terakhir kali dinyanyikan (bahkan hanya sebagai snippet) pada 21 Februari 2006 di konser Vertigo Tour yang digelar di Sao Paulo, Brazil ini pada malam kedua konser U2 di Sydney dinyanyikan lagi dalam suasana yang mengasyikkan. Lagu berirama agak sedikit country ini disatukan dengan All I Want is You meski menurutku Love Rescue Me bukan dijadikan snippet karena dinyanyikan secara utuh.
Bono, pada akhir lagu, sempat memimpin koor penonton dengan sha la…la…la..la beberapa saat hingga akhirnya The Edge berganti gitar dan memimpin masuk ke lagu berikutnya sementara Bono keki berujar “Hey, aku masih ingin bernyanyi tapi kamu sudah ganti gitar?”
Pride (In The Name Of Love)
Lagu ini menghentak setelah sesi ‘menye-menye’ All I Want is You dan Love Rescue Me.
Koor penonton membahana meneriakaan “In the name of Love.. What more in the name of love” meski sayang tak ada interaksi antara Bono dengan penonton yang identik dengan lagu ini; Bono seperti mengambil sesuatu dari dada dan dilempar ke penonton sambil berteriak “Love” dan dibalas sebaliknya.
Lagu ini tidak dibawakan pada malam pertama pertunjukan.
I Still Haven’t Found What I’m Looking For
Lagu klasik dari album The Joshua Tree yang dibawakan secara santai nan elegant diakhiri dengan koor penonton yang tak putus hingga akhirnya Bono harus geleng-geleng kepala dan bertepuk tangan demi terhentinya koor. Tak dibawakan di pertunjukan malam kedua.
Do They Know It’s Christmas (snippet) / Stuck In A Moment
Bono menyampaikan “Merry Christmas” dan membawakan Do The Know It’s Christmas milik Band Aid (ciptaan Bob Geldof) lalu dilanjut dengan Stuck In a Moment versi akustik yang bisa didengar dari mini album “Seven” (pasca All That You Can’t Leave Behind album keluar). Meski kocokan gitar Gibson The Edge sempat keliru kunci masuk reffrein yang kedua, tapi tarikan falseto-nya di encore lagu ini semakin memantapkan The Edge sebagai “Seseorang”, bukan sekadar pelengkap. Sayang, lagu ini tak dibawakan di pertunjukan malam kedua.
Bad / Need You Tonight (snippet) / Never Tear Us Apart (snippet)
Salah satu cara U2 merangkul penonton lokal adalah selain membawa rumor-rumor terbaru tentang negara itu dalam speechnya adalah juga dengan membawakan lagu milik group lokal seperti dalam lagu Bad ini, Bono menyuarakan Need You Tonight dan Never Tear Us Apart milik group band lawas asal Australia, INXS. Hah, dua? Iya…
Lagu ini tak dibawakan di pertunjukan malam kedua.
In A Little While
Tak disangka bahwa lagu yang ‘tak cukup terkenal’ dari album All That You Can’t Leave Behind ini jadi semacam ‘ikon’ dalam rangkaian tour U2 360 World Tour 2010.
Pada awal lagu, dalam dua malam yang kutonton, Bono mengajak seorang penonton wanita yang berdiri di baris terdepan untuk menemaninya bernyanyi di atas panggung.
Si perempuan duduk di bibir panggung lalu Bono.. oh dia tiduran di atas pangkuan si perempuan dengan bernyanyi:
A little girl with Spanish eyes
When I saw her first in a pram they pushed her by
Oh my, my how you’ve grown
Well it’s been, it’s been… a little while
Tak hanya itu, di akhir lagu, sambil terus berduaan di atas panggung, musik perlahan berhenti, lampu panggung meredup menyisakan bagian jembatan yang tetap menyala dengan Bono serta si perempuan itu di atasnya, lalu penonton diajak menyaksikan rekaman pidato dari Frank De Winne, seorang astronot dari International Space Station, sebuah stasiun luar angkasa sana.
Lho apa hubungannya? Simak penggalan lirik berikut:
A man dreams one day to fly
A man takes a rocket ship into the skies
He lives on a star that’s dying in the night
And follows in the trail, the scatter of light
Miss Sarajevo
Kalian yang kangen Pavarotti bernyanyi bersama dengan Bono dalam lagu ini memang akan selamanya kangen, tapi setidaknya, dalam dua malam itu U2 menghadirkan lagu sendu ini dengan tetap Bono mengambil alih bagian Pavarotti yang wafat beberapa tahun silam. Entah bagaimana Italiano menilai lafal Bono dalam ber-bahasa Italia menyanyikan encore lagu, tapi penjiwaannya atas lagu di atas segalanya.
City Of Blinding Lights
Lagu seru yang sempat dijadikan Barack Obama sebagai lagu kampanye kepresidenannya itu mengawali sesi yang baru dalam konser.
Screen yang berada di atas panggung yang semula statis mendadak memanjang ke bawah hingga kira-kira lima meter jaraknya dengan lantai panggung. Warna-warni laser dihasilkan melalui screen yang kini memiliki rongga antar sel dan kehadirannya mirip honeycomb, sarang madu yang gigantik.
Koor penonton tak terbendung ketika Bono dengan tangan terangkat mengajak kami semua bernyanyi “Oh you look so beautiful tonight”
Yes, you do, Bono! You and your U2 look so beautiful that night!
Vertigo
Lagu gagah koleksi album “How to Dismantle an Atomic Bomb” ini diawali dengan koor yang mantap berteriak “Unos, dos, tres, catorce” dan Bono tak terhitung berapa kali melakukan kicking di lagu ini, ciri khasnya yang tak pernah hilang meski usia terus menua. Pada malam kedua, Vertigo tak ditampilkan sendirian, Bono menampilkan Teenage Kicks karya The Undertones sebagai snippet.
Miss You (snippet) / Crazy Tonight / Relax (snippet) / Two Tribes (snippet)
Diawali dengan penggalan lagu Miss You, milik Rolling Stones, lagu yang semula berjudul I’ll Go Crazy If I Don’t Go Crazy Tonight tapi lantas lebih tenar dengan Crazy Tonight ini dibawakan secara megah. (Pada malam kedua, Miss You dihilangkan). Lagu yang paling ‘nggak ngerock’ dari album No Line on the Horizon ini diubah habis-habisan aransemennya menjadi sesuatu yang bernuansa techno, pop lengkap dengan visualisasi screen yang menarik. Larry Mullen Jr yang sedari tadi bersembunyi dibalik set drumnya, kali ini turun memutari panggung nyaris sepanjang lagu dengan menenteng perkusi mirip ketipung milik orang Flores menimpali Bono bernyanyi.
Lagu ini diakhiri dengan snippet Relax dan Two Tribes milik Frankie Goes To Hollywood.
Sunday Bloody Sunday / Get Up Stand Up (snippet)
Sunday Bloody Sunday dibawakan dengan tempo yang lebih cepat bahkan dari versi rekamannya yang rilis nyaris 26 tahun silam.
Tapi bukan itu kejutannya, karena di tengah lagu, ketika ketukan drum dipertahankan seperti suara marching band tentara berangkat perang, tiba-tiba Bono memanggil Jay-Z, si bintang tamu sekaligus bintang pembuka konser, untuk naik ke atas panggung dan menemani U2 menuntaskan lagu.
Jangan tanya bagaimana bagus dan serunya, semuanya tersimpan di memori otak dan enggan kukatakan ke kalian :)
Get Up Stand Up-nya Bob Marley tiba-tiba dimunculkan sebagai snippet.
Jujur kubilang, ini adalah puncak konser U2 pada malam pertama yang sayangnya tak diulang di malam kedua karena selain Jay-Z tak hadir, Get Up Stand Up yang ‘nyambung’ itu tak dilantunkan.
Scarlet
Kehadiran lagu ini seperti mayat hidup karena sebelum ditampilkan sejak 25 November 2010 di Auckland, New Zealand, lagu ini terakhir kali ditampilkan secara live pada 3 September 1981 di London dalam sebuah sesi di BBC radio.
Keberadaan lagu ini malam itu terkait dengan berita pembebasan Aung San Syu Kii, tokoh pembebasan Burma yang menghabiskan lebih dari 20 tahun hidupnya sebagai tahanan rumah akibat represi penguasa di negaranya. Sebelum Bono menyanyikan lagu yang hanya memiliki satu kata “Rejoice” ini, ia berujar “Su Kyii mengucapkan terimakasih pada kalian semua, U2 Fans, yang telah ikut menyuarakan pembebasan” dan tepuk tangan pun kembali membahana.
Walk On
Awalnya, lagu ini diciptakan untuk Aung San Syu Kyii dan bahkan hingga sebelum Su Kyii dibebaskan, lagu ini ketika dibawakan dalam U2 360 World Tour, selalu menghadirkan visualisasi topeng Aung San Syu Kyii yang juga bisa dimiliki para penonton dan dipakai bersama-sama khusus dalam lagu ini (sebuah langkah yang lantas ditiru oleh kawan-kawan untuk menyuarakan aksi prihatin atas terbengkalainya kasus Munir sampai ke protes bagaimana menurunkan Nurdin Halid dari kursi ketum PSSI).
Setelah Su Kyii bebas, lagu ini bukan berarti kehilangan greget visual. Barisan orang-orang membawa lilin masuk di paruh akhir lagu ini. Lilin-lilin itu diletakkan di bibir panggung yang melingkar hingga lagu usai dinyanyikan.
Hmmm… ada yang mau niru cara ini lagi?
Oh ya, pada malam kedua, Bono secara tak dinyana membawakan You’ll Never Walk Alone milik Gerry and the Pacemakers, lagu wajib milik klub sepakbola Premier League Inggris, Liverpool FC.
One
Setelah panggung menggelap dan U2 beringsut mundur dari panggung, penonton sudah tahu bahwa inilah saat encore dari acara.
Tiba-tiba screen yang telah kembali ditarik ke atas menampilkan sosok The Most Rev. Dr. Desmond Mpilo Tutu, uskup Anglikan kulit hitam pertama Afrika Selatan yang bersama Nelson Mandela terkenal melawan apartheid di tahun 1980-an. Ia menyampaikan pidato yang khusus dibuat untuk rangkaian U2 360 World Tour ini sebagai wujud penyampaian rasa terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada rakyat miskin Afrika selama ini sekaligus ajakan untuk terus bersatu dan penyadaran atas keberadaan umat manusia yang sejatinya sama.
Menjelang pidato usai, synth yang dari tadi telah memainkan riff-riff lembut secara perlahan tiba-tiba dipecah oleh besutan gitar The menyuarakan intro One yang legendaris itu.
Satu kejutan yang menarik adalah, Bono, dengan gitar hijaunya memberikan fill in pada intro dengan sesuatu yang berbeda.
Mau tahu isi pidato Mr Tutu? Berikut ini lengkapnya:
The same people who marched for civil rights in the United States are the same people who protested Apartheid in South Africa, who are the same people who worked for peace in Ireland and are the same people who fought against debt slavery in the Jubilee Year 2000, who are the same beautiful people that I see when I look around this place tonight in 360 degrees.
We are those people.
We are the same person.
Because our voices were heard, millions more of our brothers and sisters are alive.
Thanks to the miracle of aids drugs and malaria drugs. They will be doctors, they will be ministers, they will be scientists who will live to solve great problems.
Yes there are many obstacles.
Of course there are always roadblocks in the way of justice.
But God will put a wind at our back and a rising road ahead. If we work with each other as one… (disarikan dari sini)
Amazing Grace (snippet) / Where The Streets Have No Name
One berakhir, lampu panggung kembali redup menyisakan satu sorot yang ditujukan pada Bono.
Suara synth tetap bergemuruh menyisakan riff-riff kunci yang membloking suasana dan Bono menyuarakan Amazing Grace dalam satu alunan.
Ketika penonton masih riuh bertepuk tangan, The Edge secara cerdik mengulik fill in Where The Streets Have No Name secara perlahan dan lambat laun mengeras.
Selang beberapa bar, ketika mencapai puncaknya, Adam Clayton dan Larry Mullen Jr bersama-sama ikut ‘masuk’ ditingkahi dengan screen yang semula gelap pekat dan kini berubah berbinar-binar.
Penonton pun bersorak dan berlompat seiring lagu yang sangat sukses disuarakan sejak 1987 ini.
Bagiku, selain pengubahan Crazy Tonight, penggabungan Amazing Grace dengan Where the Streets adalah inovasi yang sangat apik dari U2.
Pada malam kedua, U2 menyambung lagu ini dengan All You Need is Love-nya Beatles sebagai snippet.
Hold Me, Thrill Me, Kiss Me, Kill Me
Entah bagi kalian, tapi bagiku, kehadiran lagu ‘wajib’ Batman era 90-an ini seperti agak “out of topic” jika dibandingkan dua lagu sebelumnya dan satu lagu sesudahnya.
Tapi tak mengapa, toh lagu ini sudah amat jarang dibawakan sehingga ketika dikemukakan lagi, yang terngiang adalah kenangan era 90-an ketika aku begitu menikmati pagi ditingkahi suara “wah” pedal effect dari gitar The Edge dan suara Bono yang “so techno” menyuarakan lagu dengan judul yang merupakan plesetan lagu Harry Noble, Hold Me Thrill Me Kiss Me ini.
Oh ya, yang menarik, sebelum HMTMKMKM (begitu para U2 fans menyebutkan) dibawakan, screen menampilkan sosok yang sebenarnya amat ngetop ketika Zoo TV tour dibawakan awal dekade 90an. Semula aku mengira U2 akan membawakan The Fly atau Zoo TV, namun aku salah. Setelah berujar “Turn On your Radio” (yang lantas menjadi quote dari konser ini, kupikir, selain “Future Needs a big kiss”) wujud tokoh itu lantas berubah menjadi sebuah roda (wheel) yang tak lain adalah bentuk mic yang diinovasi oleh U2, dikendalikan kawat baja sehingga kuat bagi Bono untuk bergelantungan padanya.
Pada lagu ini, selain menggunakan mic berbentuk wheel tersebut, Bono masih menyelipkan mic cadangan yang terpasang di kerah jacket sehingga ketika ia harus bergelantungan ke sana-kemari menggunakan wheel mic, penyanyi bernama mula David Hewson ini masih bisa lantang bernyanyi tanpa kehilangan kualitas output yang didengar penonton konser.
Selain itu, Bono mengenakan jaket berhias titik-titik laser sebanyak 240 buah yang bisa memancarkan sinar merah mengagumkan. Jacket buatan Moritz Waldemeyer ini memang pada akhirnya menjadi ikon seri U2 360 World Tour dan Bono nyaris mengenakannya pada lagu ini atau pada Violet (malam kedua).
Ultra Violet (Light My Way)
Penampilan Ultra Violet pada malam kedua (tak dimainkan pada malam pertama tapi sering dimainkan di rangkaian konser U2 360 World Tour lainnya) adalah sesuatu yang ‘tak biasa’ sebenarnya. Seperti halnya HMTMKMKM, Ultra Violet seperti sesuatu yang diselipkan di antara Where the Street… dan With or .. You.
Setting panggung, gerakan dan properti yang dipakai oleh U2 untuk lagu ini boleh dibilang sama persis dengan HMKMTMTM. Robotic voice memulai panggung yang pekat dengan dimunculkannya di screen dan sebelum berujar “Turn on your radio” ia membawakan ringkasan puisi lawas milik “Funeral Blues” (W. H. Auden) dan musik pun dimainkan.
With Or Without You
Konser U2 tanpa kehadiran lagu ini memang boleh dibilang seperti sayur ketinggalan garam.
With or Without You seperti diset menjadi akhir konser bagi U2. Meski aku sedikit kecewa karena tak dinyanyikannya snippet “Summer Night” yang legendaris itu, tapi OK lah.
Di akhir lagu, Bono mengucapkan “Good night”, meletakkan jacket pada hanger (sesuatu yang menurutku sangat tidak menarik! bayangkan, hanger ada di atas panggung!?) lalu mengkaitkan hanger itu pada mic berbentuk wheel dan robot menggerakkan wheel itu kesana kemari, ke atas penonton, lalu naik secara perlahan ke belakang screen.
Moment of Surrender
Seperti kubilang di atas, bagi sebagian orang yang ‘hidup di masa lalu’, With or Without You memang benar-benar menjadi penutup konser, karena mereka tak mengerti lagu yang dinyanyikan berikutnya, Moment of Surrender. Untung aku adalah orang yang tak mau hanya tinggal di masa lalu karena begitu menyukai album terbaru U2, No Line on the Horizon yang memuat salah satunya adalah lagu ini. Lagu yang konon sangat disukai oleh Lars Ulrich (Metallica) karena liriknya sangat mengena itu dinyanyikan dalam tempo yang syahdu.
Sebelumnya Bono meminta semua penonton untuk menyalakan semua mobile phone dan mengacungkannya ke atas; sebuah pemandangan yang bagi Bono adalah pemandangan langit berbintang, sebuah “Milky Way”.
The Edge lalu turun ke belakang bersatu dengan perangkat pianonya dengan gitar tetap digantungkan ke badan, mirip ketika ia memainkan New Year’s Day yang memang menuntut ia untuk memainkan dua instrumen itu secara bergantian.
Ada sedikit perbedaan dari cara Bono mengakhiri lagu ini pada dua malam yang kutonton. Pada malam pertama, Bono membiarkan lagu ini berakhir ‘begitu saja’ tapi pada malam kedua, pada akhir lagu, ia menanggalkan rosario pemberian almarhum Paus John Paul II ke mic dan meninggalkan panggung begitu saja, mirip caranya meninggalkan panggung dalam konser di Chicago era Vertigo Tour, empat tahun silam.
Panggung meredup, personel U2 berpamitan dan konser yang sangat indah itupun mau tak mau, usai sampai di situ.
wah andre ngiler2 tuh pengin liat waktu kamu tweet konser U2 :p
dia bilang waktu dia di jerman sebenarnya U2 ada konser juga, tapi dia gak punya duit buat nonton wkwkwkwkwk
seneng banget mesti ya, mas :)
Seperti biasa, tulisanmu selalu bernyawa. Aku bukan penggemar berat U2 sepertimu, tapi aku menyukai mereka. Dan hapal bbrp lagu terkenalnya kayak One dan With or Without U. Aku rasa tdk ada org yg gak suka U2.
Ini tulisan yang ditunggu Ijul. Dia nonton di Brisbane lebih dulu dari kamu, Don.
Seneng baca konser ini mendukung Aung San Syu Kyii dan ada lagu Walk On…
Sayang Stay & Kite enggak dinyanyikan. :)
Ngiri..
Ngeces..
Ngiler…
Thanks Om DV :)
I am not really a big fan of U2 but wouldn’t be too much if I said.
“I envy youuuh!”
keren boooooooooow lagu2nya ihiks
Terima kasih liputanya dan sukses untuk membuat aku iri :(
Gak ada foto-fotonya? Meskipun pakai ponsel? :)
weih yang penggemar berat U2…salam ama bono aja deh…heee…..
Hey Don, aku sih sulit untuk menuliskan pengalaman nonton U2.. yang pasti spektakuler dan bakal aku catat sebagai salah satu pengalaman yang tak akan terlupakan dalam hidup.. dan pastinya, aku jadi tergolong dalam kelompok “orang yang pernah nonton U2 live” dong yooo >> Suncorp Stadium, Brisbane, Thu 9 Dec 2010, Gate D, Aisle 531, Row 52, Seat 9 :)
wah u2 :(
bono love you pull
hehehehehehe
(^_^)
Satu kata : Mantabs! Tulisan U2-mu makin “dalam” saja,brader.. H?:p H?;) H?:p H?;)