Selain Sepatu Sketchers, aku mengenakan celana jeans Levi’s 501 saat pertama kali datang ke Sydney, Australia, Februari 2008. Dan seperti halnya sepasang sepatu yang kuceritakan minggu lalu itu, celana ini kubeli di Centro, Ambarrukmo Plaza dan hingga kini masih kusimpan.

Yang agak sedikit berbeda, Sepatu Sketchers semakin jarang kukenakan karena sol yang kian menipis tapi Levi’s 501 ini masih sering kupakai entah untuk bepergian ataupun hanya sekadar untuk mengetahui apakah lingkar perutku masih sama atau tidak dengan lingkar perutku 13 tahun lalu.
Dalam photo session kemarin, aku bahkan terkaget-kaget karena celana ini justru sekarang agak kedodoran ketika kukenakan! Pertanda baik karena berarti diet ketatku membuahkan hasil hehehe…
501 adalah flagship product dari brand Levi’s. Celana ini diproduksi mula-mula untuk pegawai tambang di Amerika, tahun 1873. Levi’s 501 adalah jawaban kebutuhan terhadap celana yang awet dan ‘tahan gempur’! Maklum, pegawai tambang, Brur!
Aku bermimpi untuk memiliki celana Levi’s 501 sejak duduk di bangku SMA. Seingatku dulu hanya satu atau dua orang temanku yang punya 501 karena harganya selangit! Maka ketika aku berhasil mengembangkan perusahaan di pertengahan usia 20-an dulu, hal mula-mula yang kubeli dengan kelimpahan rejeki waktu itu adalah beberapa celana jeans Levi’s 501. Aku dulu bahkan sampai punya koleksi beberapa. Celana yang kuceritakan di tulisan ini adalah salah satunya dan sekarang jadi satu-satunya yang masih kusimpan. Beberapa yang lain dulu tak kubawa ke Sydney lalu oleh Mama dibagi-bagikan begitu saja kepada para saudara.

Oh ya, kalian boleh percaya boleh juga tidak, salah satu resep supaya celana jeans awet adalah dengan sejarang mungkin mencucinya.
Hingga tahun ke-13 dalam hidupnya, celana ini kucuci hanya dua kali saja! Pertama kucuci di laundry langgananku di depan Ambarrukmo Plaza sepulang dari Sydney, 2008. Celana ini kucuci lagi baru tahun 2018 yang lalu ketika aku sudah menetap lama di Sydney. Kalian tak perlu menutup hidung! Percayalah celana ini tidak berbau karena kujemur setelah kupakai dan kuolesi desinfektan sebelum akhirnya kusimpan kembali. Kalaupun tidak percaya bahwa celana ini tidak bau, bersyukurlah karena internet belum bisa menghantarkan aromanya hingga ke depan layar piranti elektrikmu!

Wah keringatku banyak, pakaian harus aku cuci, apalagi banyak debu 😂
Iya, Man. Untungnya di sini gak terlalu lembab jadi jarang berkeringat hehe..
jadi inget, ada temen kuliah, yang punya keinginan beli levi’s asli ketika punya gaji pertama.
Wah kehormatan nih dikomentari blogger lama :) Pakabar, Bro? :)