Leicchardt

10 Feb 2010 | Cetusan

Leicchardt adalah mini Italy di selatan katulistiwa.
Kakak ipar istriku yang asli Italy pun, ketika berkunjung kemari, harus merasa perlu memotret beberapa spot di sana untuk dikirimkan ke ibunya sekadar untuk menunjukkan bahwa nun jauh di Australia sini, pernak-pernik budaya khas Italy masih sanggup ditemukan.

Aku sendiri belum pernah pergi ke Italy dan hanya tahu tentang seperti apa kira-kira gambarannya dari beberapa film berlatar belakang Italy yang pernah kutonton seperti Godfather dan Italian Job. Tapi dari apa yang kulihat, tampaknya memang sedikit bagian dari Italy telah dihadirkan dengan sedemikian baiknya di Leicchardt. Gedung apartemen berwarna-warni ceria lengkap dengan kursi-kursi santai yang ditampakkan di teras berteralis besi yang tak terlalu luas dengan sebuah penunjuk waktu besar terpampang di atapnya, pelataran publik yang lapang dengan lampu-lampu menawan, kursi taman panjang, patung, air mancur serta burung-burung yang seenak hati bercengkrama disela-sela kaki pengunjung…
Lalu kenapa ada Italy di Australia??Australia pada dasarnya adalah negara berkonsep multi-rasial dan multi-kultural, jadi tak heran kalau kampung Italy, sama halnya dengan kampung-kampung lainnya ada dan terselenggara dengan baik di sini menyatu sekaligus berdampingan dengan orang-orang dari suku bangsa lainnya.
Ingin mencari makanan dan barang-barang khas Vietnam, datanglah ke Cabramatta.?Mau lihat pertunjukan barongsay saat imlek tiba dan rindu rempah-rempah khas China? Daerah-daerah seperti Sussex St (city), Chatswood, Eastwood, Carlingford dan Flamington adalah basisnya.
Orang-orang Korea beserta rumah makan BBQ nya bisa ditemui di Campsie sementara orang-orang Jepang ada di daerah Willoughby dan St Leonard (dan lucunya sangat jarang resto Jepang ditemukan di dua daerah itu!).
Sementara orang-orang India dan bolonya bisa dicari di daerah Parramatta, Strathfield dan kebanyakan daerah barat Sydney sana.?Orang-orang Thailand, meski susah untuk menspesifikasikan kampung khasnya, tapi uniknya nyaris di semua suburb selalu dengan mudah ditemukan restaurant Thai. Atau kalau mau masakan-masakan halal khas timur tengah? Lakemba dan Auburn adalah tempatnya.
Kampung Indonesia??Meski tak terlalu signifikan, tapi di kawasan Eastern Suburb kita bisa temui banyak restaurant Indonesia dan toko-toko grocery Indonesia. Ketika berjalan-jalan di sana, tak jarang telingamu akan mendengar kata-kata “Gue!”, “Loe!” , atau makian semacam “Bangsat!” “Anjing, loe!” ?dan sebagainya.
Yang membanggakan, kawasan eastern suburb, tempat yang banyak ditinggali orang-orang Indonesia ini adalah tergolong kawasan di Sydney dengan harga properti yang sangat mahal karena letaknya yang merapat ke pantai namun sekaligus tak jauh dari pusat kota.
Sebuah oase dari sekian banyak gelontoran berita yang memprihatinkan tentang Indonesia?
Bisa jadi!
Sebarluaskan!

32 Komentar

  1. yang saya inget ttg italy karena telanjur populer sbg pusatnya mode dunia, mas don. entah benar entah tidak, ini, haks. di liuar negeri, ternyata ada kompleks khusus utk keum imigran, ya, mas.

    Balas
    • Kompleks yang dikhususkan sepertinya nggak, Pak Sawali.
      Lebih tepatnya, barangkali, adalah kompleks yang cenderung dihuni oleh suku bangsa tertentu sehingga mau tak mau jadi identik.

      Balas
  2. Kalo di Indo adanya Pecinan doang yah? :D
    Cuman susahnya kalau negara yang multi cultural dan ras, budaya mereka sendiri malah hilang tertelan lainnya. Sampe sekarang aku masih belum bisa memikirkan apa budaya USA sendiri yang original selain junk food, fast food, hollywood dan film bokep yang mungkin mulai tergusur Jepang punya wkwkwk HUS!
    Olah raga kebanggaan mereka pun, macam Football dan Baseball juga curian dari England. NBA aja kali ya…
    Budaya asli Australia apa Don? Rumah khas australia juga, adakah?
    Btw disini gak cuman bangsat lu gue, tapi ada jancuk dan kakekane :D *HUS lagi*

    Balas
    • Di Indo, kampung Arab, kampung India juga ada lho, malah akhir-akhir ini banyak kampung bule di perkotaan sana…
      Budaya asli Australia ya Aborigin :) Rumah khas Australia juga nggak ada..:)

      Balas
  3. don, setahu aku memang katanya lebih mending jadi orang kaya Indonesia di negara luar. karena di Indonesia, you know, yang malakin banyak. yang malakin gak tanggung-tanggung lagi, semua dari kalangan kelas berat dan petinggi hihihi…
    di luar mrk lebih mengerti peraturan pembayaran pajak, asuransi, dll, ndak seperti di sini serba ngambang. jadi ya setahu aku kalau mrk di luar justru merasa aman bekerja dengan etika bisnis yang normal. tapi ya mungkin ndak semua begitu, mungkin ada juga yang aslinya memang uang yang dilarikan ke sana via anak2nya yang di aussie hahaha… (menduga yang jelek sesuai dengan kenyataan yang ada :p) tapi aku yakin banyaklah yang berhasil secara normal di sana hehehe

    Balas
    • Dugaanmu, maaf, salah :)
      Yang kumaksud, mereka membeli rumah-rumah mahal karena kaya dari Indonesia.

      Balas
      • Tuh kan. Udah kaya, dibawa keluar. Barangkali itu sebabnya Indonesia tetap penuh berita yang memprihatinkan.
        Tapi tentu tidak semudah itu, Indonesia tidak pernah ‘mudah’. I just wished…

        Balas
  4. Ada sedikit rasa bangga waktu membacanya, bolehlah sebagai angin surga. :) tp salut juga mengetahui bahwa Australia bisa jadi negara yg welcomed multi rasial. Hebad, dgn demikian siapapun pendatangnya bisa merasa nyaman saat rindu kpg.halaman. :)
    Aku baru pernah ke Perth waktu itu, dan begitu menemukan resto Indonesia di basement sebuah gedung dekat hotel kami, wah rasanya kok bahagia banget ya hahahah.. Padahal itu baru hari pertama tiba dan aku sudah homesick. Tak apalah aku membayar 5rb perak untuk sebotol teh sosro (waktu itu di Indonesia, harga sosro hanya 1500 lho). Tapi ya benar sih katamu Don, resto Thai mah dimana2 pasti ada hahahaa..

    Balas
    • Zee,
      kuingat betul waktu mengisi formulir permohonan Visa, pada baris-baris pertama teks pengantarnya disebutkan bahwa sebagai pemohon ak u harus siap untuk hidup berdampingan dengan orang lain di Australia dalam konteks segala ke-multi-annya itu tadi :)
      Aku tidak pernah merasakan home-sick (aku bohong besar!!!) karena aku bisa mendapatkan barang2 Indonesia dengan mudah di sini…

      Balas
  5. aku suka foto ke tiga, warna-warna cerah, garis-garis yang tegas… bagus baget Don!!
    wah, andai langitnya sebiru foto pertama…hemm tambah mak nyusss!
    salam,

    Balas
    • Iya, sayangnya waktu aku motret itu udah sangat sore jadi pengaturan cahaya mau tak mau ekstrim .. kecuali kalau tabunganku dah cukup buat beli flash :)
      Thanks, kamu orang pertama yang ngomentari foto2ku, Bro! :)

      Balas
  6. kalau dari sisi bangunan, ada yang berciri khas Indonesia nggak?

    Balas
  7. Aku mau berbangga hati sedikit aah, Orang Indonesia bisa memiliki properti megah di Sydney.
    Kapan2, kamu mbok posting kampung China di Australia waktu malam (yang dulu kan photonya pas siang, Don!) apakah sesemarak kampung China yang di Singapore?
    kutunggu…hehehe

    Balas
    • wah aku nggak jago motret malam hari.. lagipula aku kan sudah berkeluarga…. susah kalau mesti motret malam.. ada anak dan bini di rumah hahaha!

      Balas
  8. seru juga yah tinggal di aussie.. berbagai macam ras dan budaya bercampur jadi satu. kita bisa belajar cara hidup berdampingan, sekaligus bertemu orang dgn cara berpikir yg beda2.. selain itu, makanannya itu boleh jg.. dari italian, vietnamese, dll :D

    Balas
    • Yup, betul…
      Tapi resikonya malah berhimpit dengan pandangan sempit primordialisme dan.. ah..rasisme..

      Balas
  9. Sekalian mau ngenalin diri meski belum terisi hehe…
    Terima kasih atas silaturahmi yang terjalin dengan baik.
    Salam hangat!

    Balas
  10. Ceritamu menarik Don…bagaimana mereka bisa tinggal berdampingan dengan damai. Sebetulnya kalau kita tak mengagung-agungkan asal usul kita dengan kebanggaan semu, orang lain akan saling menghormati.
    Dan fotomu selalu menarik untuk dilihat…beda dengan foto2ku yang asal jepret…hehehe

    Balas
    • Bu, semua itu kalau menurut saya tetap “sri gunung’
      Dari jauh tampak bagus (sri), dari dekat nggak bagus sama sekali hahahaha…
      Ada positif dan negatifnya.. wang sinawang..
      Gesekan antar ras dan agama di sini juga banyak kok :)

      Balas
  11. Senangnya bisa berkunjung lagi.
    Mohon maaf baru sempat lagi nih hehe..

    Balas
    • Hehehe ngga papa.. kita sama2 sibuk :)

      Balas
  12. dulu aku sempet magang bentar di canterbury-bankstown migrant resource center. dan heran-heran sendiri kenapa berasa nggak kayak di ostrali. sepanjang jalan menuju kantor rame tuh orang2 dari berbagai belahan dunia. terus temen kerjaku bilang: ostrali ya memang begini ini – multikultur!
    kayaknya hampir ga homesick tuh waktu disana :D! bisa nyari tempe dan sate ayam dengan gampang! heheheh!

    Balas
    • Yup!
      Kamu sekarang masih di sini?
      Kopdar yuk!
      Aku juga cuma tiga hari homesick, sesudahnya bagiku Australia seperti berada di sebuah propinsi di Indonesia :)

      Balas
  13. Hi Don.. apa kabar? :)
    Maaf baru sempat mampir lagi…
    Btw barti eastern suburb tuh mahal yo.. Dgn kata lain org2 kita neng kono sugih2 ngono Don?
    Eh ono sing misuh2 nganggo kata2 As* atu Diamp*t ra? :D hehehehe

    Balas
    • Ono! Aku! :)Piye kabarmu? Negara udah untung berapa milyar mempekerjakan kamu? hahaha!

      Balas
  14. Kalau kalau saya berkunjung ke Aussie rasanya ada tempat aman jika lidah tidak cocok dengan makanan nuansa eropa :D… oia, mungkin boleh numpang juga di rumah mas DV xixi

    Balas
    • Hehehehe… berpikir bahwa Aussie itu identik dengan Eropa, terutama makanannya, adalah salah Bro :)
      Bahkan bule2 Aussie pun kini menggemari masakan Asia :)
      Numpang? Ndak papa nanti paling kuajak ke resto2 Asia juga soalnya aku ngga pernah masak :)

      Balas
  15. sedemikian berantakannya daerah kumuh di jakarta tapi banyak orang indonesia yang mendiami kawasan seperti itu mas? ckckckckckckck…duit mereka itu dari mana ya? :D
    foto2mu cantik mas…seperti biasanya…ohya sekalian mo ngucapin selamat untuk kelahiran baby mu ya…

    Balas
    • Lhooo yang kumuh itu kan cuma sebagian ‘kecil’ nya, Ria ;)
      Duit mereka? Ya dari duit kita juga :)

      Balas
  16. oo.. berarti kalo dengar kata “anjing” dan “bangsat” itu pasti orang Indonesia.. keren!!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.