Langit utara Jogja

18 Mei 2015 | Cetusan

foto diambil dari https://www.facebook.com/kotauntukmanusia

foto diambil dari sini

Dari foto yang di-share oleh kawan lamaku, Halim Budiono dan bersumber dari akun?Kota Untuk Manusia, aku harus sepakat bahwa seiring maraknya pembangunan gedung bertingkat di Jogja, hal itu makin menyulitkan mereka yang tinggal di dalam kota yang selalu istimewa itu untuk mencari arah utara kota!

Orang-orang lama Jogja atau yang pernah tinggal di Jogja dalam waktu yang lama pada periode lalu tentu tahu bahwa salah satu cara khas mengetahui mana arah utara Jogja adalah dengan mencari sosok Gunung Merapi di langit.

Dulu, ketika awal-awal pindah ke Jogja, 1993, aku sering diajak jalan-jalan oleh teman-teman yang asli Jogja ke rumahnya yang kebanyakan ada di daerah pelosok seperti Condong Catur dan Minomartani (Nah sekarang bukan pelosok lagi ya? Sudah termasuk kota, kan?)

Diajak muter ke sana-muter kemari dan ketika harus pulang sendirian ke asramaku yang letaknya di Dusun Papringan Jogja naik sepeda onthel, aku bingung karena memang ingatanku lemah soal mengingat-ingat jalan.

?Pokoknya belok ke kanan…trus kanan lagi, lalu kiri mentok.. lurussss? njut mengko nek kowe ketemu enggok-enggokan ngiwa meneh, kuwi wes tekan ringroad utara? gari bablas ngidul tekan Gejayan!? Demikian pesan kawanku, tapi tetap saja aku nggak tahu mungkin sama dengan ketidaktahuanku mengalihbahasakan penjelasan kawanku barusan!

Lalu semuanya berakhir dengan bertanya. Mampir ke warung rokok sambil beli Gudang Garam filter sebatang, waktu itu aku merokok, dan bertanya pada penjaganya tentang arah jalan,

?Mas-nya baru ya di Jogja?? jawab si penjaga.
?Iya, Pak!?

?Gampang, Mas! Di Jogja itu pokoknya kalau nemu Gunung Merapi, berarti itu sisi utara??

Aku mengangguk-angguk. Awalnya tentu aku tak setuju dengan saran itu karena bagaimana kalau mendung? Bagaimana kalau hujan?

Dan pertanyaan-pertanyaanku dua puluh dua tahun silam itu kini kutambahkan dengan pertanyaan lain, bagaimana kalau kita ada di balik tembok gedung hotel atau mall yang megah nan magrong-magrong di sisi utara? Bagaimana kalau nyaris seluruh kota tak lagi menyisakan langit utara yang lepas dari gedung dan bangunan untuk kita mencari sisi utara kota dengan cara ?tradisional? itu?

?Use your GoogleMap, Bro!? atau ?Pake Compass, Don!? atau ?Tanya saja ke orang-orang di pinggir jalan!? mungkin itu jawaban spontan dan memang benar, orang-orang Jogja masih ramah untuk sekadar menjawab pertanyaan tentang arah.

Tapi tetap saja, jawaban-jawaban di atas tetap tak mengembalikan gambar gunung merapi di langit utara Jogja!

Sementara untuk membongkar bangunan-bangunan yang sudah terlanjur ada tentu tak masuk akal karena mau-tak-mau, banyak penduduk Jogja (barangkali termasuk yang suka protes tentang pembangunan gedung-gedung itu sendiri) yang bekerja di gedung-gedung itu.

Jadi kalian percaya bahwa yang ada di balik awan itu adalah Merapi?

Menikmati Merapi di utara langit Jogja, haruskah naik ke level sekian dari gedung pencakar langit baru kelihatan?

Lalu solusinya?
Pikirku begini, bagaimana jika mulai sekarang, pemerintah daerah mengharuskan setiap pengusaha yang memiliki gedung maupun yang hendak memiliki gedung dan tinggi gedungnya melebihi tinggi gedung yang sudah ada di sisi utaranya untuk menghiasi sekujur dinding sebelah selatannya dengan lukisan mural Gunung Merapi?!

Jadi misalnya ada gedung di Jalan Solo, maka sisi selatan gedung itu harus digambari dengan gambar Gunung Merapi sehingga masyarakat yang ada di sisi selatan gedung itu dapat tetap mendapati ?Merapi? di langit utara kota meski melalui gambar saja?!

Tenaga pelukis muralnya juga harus ditentukan dari kantung-kantung pusat seniman Jogja sehingga selain memiliki komposisi lukisan yang sama, hal itu juga akan menambah penghasilan para seniman, kan?

Nah, bayangkanlah jika semua gedung sudah bergambar Merapi, setidaknya, seburuk-buruknya rancang bangun tata kota, apa yang ada di Jogja tetap akan jadi rancang bangun tata kota yang istimewa!

Piye?

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Ide bagus juga Don. Kalo perlu dibuat perdanya. Kan bagi orang awam memang gunung merapi itu jadi petunjuk arah yang mudah dan murah. Lha kalo udah terhalang?

    Tapi sekarang sultan Yogya lagi berseteru sama saudara-saudaranya rebutan tahta.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.