• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Lampu Hati

31 Maret 2009 38 Komentar

1

Aku menyebutnya lampu hati.

Sekitar tiga bulan yang lalu, ketika aku masih sibuk mencari pekerjaan, dalam sehari terbilang lebih dari dua puluh lamaran kukirimkan melalui internet. Saking banyaknya, tak jarang ketika ada agent ataupun perusahaan menelponku, aku lupa jabatan yang kulamar pada perusahaan tersebut.

Hingga suatu malam, kira-kira pukul 10 waktu Sydney, handphone berdering.
Setelah kuangkat, seseorang dari sebuah perusahaan menawari pekerjaan sebagai.. ya sebagai seseorang yang sesuai dengan bidang yang kudalami selama ini. Gembira? Tentu saja, tapi aku juga sedikit curiga, kenapa ia menelpon malam benar!

Ia meninggalkan sebuah alamat website perusahaan yang ia jalankan, dan akupun tak sabar untuk melihatnya.
Aku dan istriku yang sebenarnya sedang bersiap tidur, akhirnya turun kembali ke bawah ke ruang belajar untuk mengaktifkan laptop, menghubungkannya dengan internet dan membuka alamat website tersebut.

Dan… abrakadabra!
Sesaat setelah halaman muka situs tersebut terbuka, kami berdua kaget bukan kepalang!
Situs porno, Saudara-saudara!
Suasana malam itupun mencair, kami terbahak-bahak larut dalam tawa yang berkepanjangan, menertawakan akhir dari keingintahhuan kami, menertawakan sesuatu yang tak disangka untuk kami dapati.

Setelah tawa mereda, kami terlibat dalam pembicaraan serius tentang bagaimana menanggapi lamaran tadi.
Di satu sisi, pekerjaan adalah hal yang paling kubutuhkan saat itu. Aku butuh uang dan status setelah beberapa bulan menganggur karena kepindahanku dari Indonesia.

Tapi di sisi lain, aku tak bisa memungkiri bahwa itu adalah situs porno.
Aku tidak mengatasnamakan agama ataupun dosa, akan tetapi bekerja pada perusahaan seperti itu jelas berlawanan dengan prinsip yang kuanut dan kuyakini. Misi hidupku tak pernah kurendahkan hingga seperti itu, menurutku.

“Tapi, kerja di tempat seperti itu pasti gajinya gede banget ya Hon?” tanyaku pada istri kemudian.
“Iya, pasti! Tapi ya mau bagaimana lagi?” jawab istriku lurus.

Aku terdiam.
Kujadikan percakapanku dengan istriku itu sebagai penutup pergumulanku malam itu.
Aku mempertegas sikapku untuk tidak berpaling bekerja di bidang seperti itu dengan imbalan gaji sebesar apapun!

Malam itu adalah malam dimana lampu hatiku sedang menyala.
Entah malam berikutnya, atau malam dan siang sebelumnya.
Dalam terang nyalanya, aku bisa melihat yang mana yang baik dan mana yang kurang baik sementara dalam gulitanya, yang terang pun akan tampak sama dengan yang abu-abu dan yang benar-benar gelap.

Aku sangat jauh dari suci, tapi setidaknya aku menyadari betapa aku memiliki sebuah penerang dengan nurani sebagai stekernya.
Mau switched “on”, ataupun switched “off”, tergantung bagaimana si nurani menang perang melawan nafsu dan keduniawian.

Aku menyebutnya sebagai lampu hati, entah kalian setuju atau tidak, suka-sukalah.

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. perumahan cibubur mengatakan

    1 April 2009 pada 1:03 am

    salut akan idealismenya. terus gimana kelanjutannya?

    Balas
  2. p u a k™ mengatakan

    1 April 2009 pada 1:17 am

    :lol:
    Aku tuh malah ngebayangin kalian berdua dengan semangat turun ke bawah dan menyalakan laptop itu.
    Hahaha.. gak tahunya… :mrgreen:
    Bener, pakde DV.. yang megang stekernya emang kita, tapi kadang2 ada anak-anak yang iseng mainin steker itu. Kalo iseng lewat dinyalain..balik lagi dimatiin. Gitu nggak?.. ;)

    Balas
  3. mantan kyai mengatakan

    31 Maret 2009 pada 6:04 pm

    kok gak diforward ke aku aja toh mas?? aku dengan senang hati lho …. wes ah hihihihi

    Balas
    • DV mengatakan

      31 Maret 2009 pada 6:04 pm

      Huahuahuahua, nambah dosaku nambah duitmu, Mas :)

      Balas
  4. Chandra mengatakan

    31 Maret 2009 pada 7:43 pm

    HAHAHAHAHAHA!
    Ngakak terguling-guling!
    Ada-ada aja..Kali kerja di situ emang malem2 ya, n kalo diambil mungkin skill lainnya lo kudu fasih pole dancing?!! kikikikik

    Balas
    • DV mengatakan

      31 Maret 2009 pada 7:43 pm

      pole dancing itu apaan yaks?
      Kinda doggy style dancing gitu?

      Balas
  5. kris mengatakan

    31 Maret 2009 pada 8:16 pm

    itu namanya nggak berjodoh don. belum waktunya dpt kerjaan. tp stl dapat kerjaan, udah tentrem kan?

    Balas
    • DV mengatakan

      31 Maret 2009 pada 8:16 pm

      Udah dong.. tentrem, trem, trem :)

      Balas
  6. denmas kobis mengatakan

    31 Maret 2009 pada 8:49 pm

    lho don, kalopun kowe nyasar kesitu, itu bukan takdir kok, ning memang kowe diarahke ke bidang kesukaanmu
    Kowe lak mbiyen senenge mbukak situs sing gambare mung gapi thok tho :))

    Balas
    • DV mengatakan

      31 Maret 2009 pada 8:49 pm

      Iki sopo yo, kok mbukak-mbukak wadi ahuahauhauhua… huasuuuuuu!
      Iki mesti wong lawas:)
      Hayo ngaku :)

      Balas
  7. Eka Situmorang - SIr mengatakan

    31 Maret 2009 pada 10:36 pm

    -> Misi hidupku tak pernah kurendahkan hingga seperti itu
    SALUT !
    butuh keteguhan hati dan integritas tinggi :)
    kalau nurani diacuhkan, nurani pasti jadi tumpul dan nantinya tidak bisa kasih warning lagi…

    Balas
    • DV mengatakan

      31 Maret 2009 pada 10:36 pm

      Kalo menurutku nurani tidak bisa tumpul, tapi hanya terhalang bebal yang terlampau tebal.
      Sama halnya lampu, ia tak bisa redup kecuali debu yang mengumpul terlalu banyak (ya kecuali kalau lampunya udah soak ya diganti aje) hehehe!

      Balas
  8. Muzda mengatakan

    1 April 2009 pada 1:30 am

    Wah..
    Saya kan nggak tau ni ya, bidang Mas itu apa..
    Tapi tetep aja bidang apa pun gak bisa dijadikan pembenaran yaa, tetep nyebur ke situ-situ juga..
    Hahaaa :D
    Salam kenal buat istri Mas Donny ya…
    Makasih permenungannya.

    Balas
  9. Lala mengatakan

    1 April 2009 pada 1:36 am

    Don, Don…
    Yakin kamu nggak ngelamar di situs itu? Beneran, Don? Ah, jangan boong deh…
    *siap-siap dilemparin BlackBerry*
    Eh, Don..
    Kamu bener banget, deh. Aku setuju dengan istilah lampu hati itu. Kita punya saklar dan kemampuan untuk menghidupkan atau memadamkan. Di situlah letak privilege manusia: MEMILIH.
    (aduh, Don.. lama nggak ngobrol, kamu semakin bijaksana nih…)
    *semakin siap dilemparin BlackBerry* hihihi

    Balas
  10. Endang Koli mengatakan

    1 April 2009 pada 2:15 am

    1. aku wajib tertawa juga hahahhha…
    2. Aku salut…. lampu hatimu benderang saat Joyce ada di sisimu… entah ketika tak ada…
    3. Aku menghargaimu sahabat… betapapun kita… missi hidup kita harus jelas dan terang!
    4. Bagi dong cahayanya….

    Balas
  11. imoe mengatakan

    1 April 2009 pada 2:20 am

    hahahahahaha, membiarkan lampu hati tetap benderang bukan perkara mudah…kekuatan luar biasa untuk itu….SALUT deh…

    Balas
  12. uradn mengatakan

    1 April 2009 pada 5:47 pm

    ngakak puooll moco komentare denmas kobis!

    Balas
  13. Yoga mengatakan

    1 April 2009 pada 8:00 am

    Salut Don, ini adalah bukti Tuhan itu pecinta humor sejati dan nggak pernah tidur untuk menguji umatnya, supaya lekas naik kelas.
    :)

    Balas
  14. suwung mengatakan

    1 April 2009 pada 7:57 pm

    wah jadi tukang bawa kamera, tukang catat adegan atau sebagai artisnya mas?

    Balas
  15. Ria mengatakan

    2 April 2009 pada 2:53 am

    hahahahaha…situs porno pasti begitu liat layarnya kalian berdua saling berpadangan dan tertawa terbahak2…kekekekeke *lg ngebayangin*
    Mas Don, salut deh dirimu punya prinsip teguh sekali walaupun dengan iming2 imbalan yang lumayan bgt pasti…
    keep it that way ya mas :)

    Balas
  16. Ersis Warmansyah Abbas mengatakan

    1 April 2009 pada 8:36 pm

    Salute … Malam itu adalah malam dimana lampu hatiku sedang menyala

    Balas
  17. febry mengatakan

    2 April 2009 pada 8:15 am

    Hehe… mas-mas, kalo tawarannya kamu terima, emang mau jadi bagian apanya? hehe… tukang syuting pa. :)

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2009 pada 8:15 am

      Jadi artisnya aku kan macho huahuahua! Joke!

      Balas
  18. Rafki RS mengatakan

    2 April 2009 pada 8:15 pm

    Tenang saja Mas, sekarang ditawari sebagai web developer di sana. Bentar lagi ditawari jadi modelnya….ha..ha…ha.

    Balas
    • DV mengatakan

      2 April 2009 pada 8:15 pm

      Lha itu yang saya cari sebenernya hahaha

      Balas
  19. yessy muchtar mengatakan

    3 April 2009 pada 7:11 am

    hey, salut deh Don, dan gue suka banget sama kalimat ketika lo mengakui lampu hati itu sednag menyala :)
    hey..ku tagih janjimu :)

    Balas
    • DV mengatakan

      3 April 2009 pada 7:11 am

      Yoi… thanks

      Balas
  20. Pertanyaan mengatakan

    3 April 2009 pada 2:09 am

    yah .. disini pengangguran juga, forward dunk, ha3

    Balas
    • DV mengatakan

      3 April 2009 pada 2:09 am

      FF dunk!

      Balas
  21. Murid Baru mengatakan

    3 April 2009 pada 3:30 am

    Wadoh, apa susah ya di Ostrali nyari pekerja, hingga menghubungi orang yang gak cocok untuk situs perpornoan itu… hehe… Salam kenal mas, salam hangat…
    Artikel terbaru Murid Baru: Kepedulian pada Bencana Mungkin Sekadar Pola Hidup Topikal

    Balas
    • DV mengatakan

      3 April 2009 pada 3:30 am

      Anda tuh kalau mbaca mbok sampe selesai dan dipahami jadi nggak salah persepsi :)
      Jangan cuma karena mau numpang promosi njuk anda cuma mbaca sekilas trus komen seenak hati kayak gini :)

      Balas
  22. GoenRock mengatakan

    3 April 2009 pada 4:00 pm

    Kerjaannya ndak usah diforward saya takut dosanya, duitnya aja aku mau. *sami mawon* :P

    Balas
    • DV mengatakan

      3 April 2009 pada 4:00 pm

      Miwon, dong!

      Balas
  23. DM mengatakan

    3 April 2009 pada 4:55 pm

    Sudah mbaca sejak kali pertama di-posting, tapi kok belum komen-komen juga. Apa karena lampu (hati) di rumahmu mati tah? Kok belum sempet-sempet aja.
    Ya-ya-ya, menarik sekali atas apa yang dituturkan Pak Rafki,
    Bentar lagi ditawari jadi modelnya
    Huakakakkk!! Kayaknya bayarannya jauh lebih besar, Nyuk.
    Kalo aku lebih setuju dengan istilah petromak hati, Nyuk. Kalo udah mulai redup, tinggal dipompa je. Piye?
    Hoi!! Ditanya piye kok menengae?

    Balas
    • DV mengatakan

      3 April 2009 pada 4:55 pm

      Dipompa apa disosor? Hauahuahuahua….
      Lha wong ditinggal orang mandi kok malah maen sosor-sosoran ki piye tho Mas DM!
      Anda memang kebanyakan fans dan mengefans-i banyak wanita jadi blog ini mulai panjenengan tinggalkan!
      Hauhauhauhaua…

      Balas
  24. DM mengatakan

    4 April 2009 pada 4:46 am

    @DV:
    Hmmm…

    Balas
  25. edratna mengatakan

    7 April 2009 pada 11:38 pm

    Kadang dalam kondisi kepepet, orang menerima tawaran pekerjaan apapun. Namun saya selalu berusaha, apapun pekerjaan itu, harus sesuai dengan nurani, dan untuk kebaikan, baik diri sendiri, keluarga dan orang lain.
    Tapi geli juga…kok mereka nggak malu ya kalau di tolak? Terus DV nolaknya bagaimana? melalui telepon atau apa?

    Balas
  26. meike mengatakan

    2 Juni 2012 pada 11:25 pm

    Oh, rong ewu songo toh ? Tak pikir rong ewu ro las je…hehehe. Saiki lak wis mak mur mur toh ? Maj mur asking Gusti

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT