Kuli Angkut? Pelacur Aja!

26 Jul 2010 | Cetusan

Kemana larinya gajimu setiap bulannya??Berani taruhan, kemanapun itu, seberapapun besar gajimu, ia tak kan pernah terasa cukup!?Barangkali benar ini memang perkara psikologis yang sederhana bahwa ada uang berapapun itu jumlah, hukumnya harus dihabiskan, termasuk ditabung!
Aku sendiri memilih untuk memasrahkan 100 persen gajiku kepada istri, sesuatu yang kucontoh dari apa yang Papaku selalu lakukan terhadap Mama dulu.
Ini bukan semata-mata ‘wujud cinta’ atau ‘penyerahan diri’ semata tapi lebih dari itu, karena aku sadar aku bukanlah manajer keuangan yang baik. Aku adalah tipikal orang yang tanpa bantuan orang lain?bisa menerbitkan keinginan dan mewujudkannya sehingga akan sangat berbahaya jika berapapun uang yang kudapat lalu kusimpan sendiri, bisa dipastikan, cepat atau lambat, uang itu akan habis sia-sia.
Sia-sia?
Ya! Aku adalah penggila belanja, belanja apa saja!?Mulai dari baju dan celana, alat musik, gadget elektronik hingga kebutuhan-kebutuhan kecil bisa kubeli ketika otakku berpikir “Kayaknya bagus!” atau “Duh, sepertinya aku butuh beli untuk ini dan itu!“?Adakah dari kalian yang memiliki pola pikir dan lemahnya memegang uang sepertiku? Kuhargai kalau sampai kalian mengaku :)
Tapi bicara soal gaji dan kesia-siaan, tentu kalian masih ingat dengan tulisanku beberapa waktu silam yang berjudul Tentang Gaji Seorang Kuli Angkut Barang, bukan?
Nah, salah satu komentator yang cukup loyal di blog ini sekaligus teman baikku, Femi Khirana, mengungkapkan bahwa sepertinya perlu bagiku untuk membahas kemana gaji besar para kuli angkut yang kuceritakan di tulisan itu akhirnya menguap?
Bukan sesuatu yang kebetulan pula kalau sebenarnya aku memang masih menyimpan serpihan ‘interview’ ku dengan orang China yang kuceritakan dalam artikel tersebut.
Berikut ini lanjutannya,
“Oh, besar amat ya, jadi 800 dollar dalam semalam?” aku masih tergagap-gagap.
“Iya! Gila kan!”
“Lalu kenapa kamu milih ke jasa angkut barang pindahan dan bukannya jadi seperti mereka?”
“Dulu, sebelum aku menikah aku kerja jadi kuli angkut pasar selama dua tahunan lebih…” Ia menerawang.
“Hmmm…”
“Tapi lantas orang tuaku menyarankanku untuk menikahi tetangga di kampungnku sana yang akhirnya menjadi istriku sekarang ini..”
“Oh, kenapa? Kenapa menyarankan?”
“O well… usiaku menua tapi aku belum pengen beristri waktu itu…”
“Wew…”
“Lagipula kenapa harus beristri kalau waktu itu aku bisa ‘beli’?” matanya yang sipit itu melirik ke arahku penuh arti.
“Whaattt???”
Dan, si orang Cina itupun hanya tertawa terkekeh-kekeh… terpingkal-pingkal.
Ya, jadi meski bergaji besar, ternyata orang Cina yang dulu dua tahun pernah bekerja sebagai kuli angkut bergaji 800 dollar per malam itu menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya. Ia bercerita bahwa?separuh lebih dari uangnya habis untuk berjudi, mabuk-mabukan dan berpesta pora dengan teman-temannya. Hal itu ia lakukan hampir setiap siang hingga sore, sebelum balik kerja pada malam harinya.
“Tiga bulan sekali aku juga mudik ke Cina… Berwisata!” tambahnya.
Tak hanya ke Cina, ia juga bercerita beberapa kali ia bahkan menyempatkan diri berlibur ke Hawaii dan Samoa, dua kawasan wisata mahal di daerah Pasifik yang terjangkau tak terlalu jauh dari sini.
“Tapi kamu sempat nabung kan?” tanyaku.
Ia menggeleng-geleng mantap…
“Tabunganku di sini!” ujarnya seraya mengelus-elus perut yang tambun itu. “Dan di bawahnya…(menunjuk bawah perutnya yang tambun)” kali ini ia terkekeh-kekeh lagi.
“Oh iya?”
“Iya, kan tadi aku bilang kalau aku bisa ‘beli’?!”
“Damn… oh iya. Maksudmu, kamu ke prostitusi?” Aku berlagak bodoh.
“Yup!” ujarnya mantap… “Makanya aku bilang beli… aku tak perlu menikah dan ngurus ini itu serta anak.. cukup pergi ke rumah bordil, ambil satu yang terbaik, bayar, pakai 1 jam, lalu pulang!”
“Dan kamu tau apa keuntungan buruh kerja malam yang pergi ke prostitusi?” ujarnya menggoda.
“Apa?” Kali ini aku benar-benar tak berlagak bodoh.
“Dapat harga lebih murah karena itu siang hari, jam sepi mereka… orang-orang pada kerja dan aku ‘bermain-main’ di sana! Hahahaha…”
Aku menggeleng-geleng kepala…
“Hmm boleh tanya, berapa emangnya sekali beli di sini?”
“Hayoh! Kamu tertarik ya?” Matanya membelalak menyerangku.
“No Uncle, No! Aku hanya ingin tahu berapa uang yang kau habiskan dari sisa gaji yang kaudapat…” kurasai wajahku ter-rebus olehnya.
“Hmmm… 300 dollar…”
Akupun terdiam cukup lama.
“Kenapa kamu terdiam?” ujarnya dan kali ini aku membiarkannya yang terus meledekku.
Entah kenapa bayangan tentang enak dan mewahnya hidup sebagai kuli angkut itu mendadak hilang.
Kini aku berpikir tentang pelacur. Tentang berapa yang ia peroleh dalam sehari dan semalam, dalam semingu dan sebulan, dalam setahun dan tahun-tahun selanjutnya…
Damn!

Sebarluaskan!

22 Komentar

  1. 300 AU $ sudah dengan paket resiko HIV AIDS, terkadang juga kepatil dan jatah preman

    Balas
    • Hehehehe di sini nggak ada preman Om….

      Balas
  2. Ternyata sama, saya ketika berpindah ke tempat kerja yang gajinya lebih tinggi, pertama membayangkan bahwa bakal bisa menabung dengan jumlah lumayan.
    Namun ternyata sama saja, setiap akhir bulan hanya berharap bulan cepat berganti hehe

    Balas
  3. Saya malah ingat lagu anak-anak sekolah minggu ketika saya masih kecil, Om.
    Apa yang dicari orang? Uang
    Apa yang dicari orang? Uang
    Apa yang dicari orang, siang, malam, pagi, petang?
    Uang, uang, uang, uang dicari orang.
    Apa yang dicari Tuhan? Orang
    Apa yang dicari Tuhan? Orang
    Apa yang dicari Tuhan, siang, malam, pagi, patang?
    Orang, orang, orang, orang dicari Tuhan.

    Balas
  4. Ngak disana atau disini, memang prostitusi memang lebih besar yah.. tapi ahhh aku tetap setia dengan kerja ku. Bicara soal gaji akan dikemanakan, mungkin nantikan aku akan juga menyerahkan pada istriku namun tidak semua tentunya.
    btw aku juga tukang komen setia di blog mas DV lho

    Balas
  5. Dari beberapa temanku (kalau soal kuli angkut, kebetulan tak punya data), saya mendapatkan banyak info, kata mereka, setelah menikah justru bisa menabung. Lho! Bukankah malah bertambah satu isteri? Dan tunjangan isteri telah disatukan dalam gaji termasuk tunjangan kesehatan (kantorku tak membedakan pekerja laki-laki dan perempuan…)….
    Ternyata … setelah menikah, mereka langsung pulang, tak keluyuran kemana-mana yang menyebabkan tergoda untuk membeli segala macam hal remeh temeh yang akan disesalinya nanti.

    Balas
  6. Setelah baca sampai selesai, baru ngerti maksud judulnya.
    Andaikan saja kuli angkut itu bisa menabung sebagian uangnya, mungkin dia akan lebih kaya sekarang. Tapi ah, ukuran kaya dan bahagia itu relatif. Mungkin dia sudah merasa kaya dan bahagia dengan apa yang dia lakukan.

    Balas
  7. Penggila belanja ya, Don? Wuah … :D Aku baru tahu, laki-laki pun ternyata bisa juga menjadi shopalholic ….
    Aku sendiri tergantung situasi batin. Ada kalanya ke toko dan beli segala macam yang tidak direncana, tapi bisa juga gak beli apa-apa padahal dari rumah niatnya mau ngabisin uang (hiyah, padahal uangnya juga cuma segitu-gitu aja … :D )
    Benar yang ditulis Mbak Enny, banyak orang sesudah meniah justru bisa menabung. Mungkin karena hidupnya lebih teratur, lebih punya rencana ke masa depan.
    Tentang penghasilan seorang pelacur … wew!! Pantes bisnis ini kagak ade matinye, lha wong penghasilannya menggiurkan gitu. Sampai-sampai orang gak peduli lagi pada hati nurani dan hukum Tuhan … :(

    Balas
  8. satu yang saya amati….semakin tinggi harga per service dalam dunia prostitusi semakin tinggi pula pendapatan perkapita daerah itu…namun apakah ini berkorelasi ? bisa jadi….

    Balas
  9. Woiiiiiiiiiiiii kirain mau prihatin sama si kuli angkut yg 40% gajinya lari ke prostitusi.. eh malah pengen tau si pelacur dpt brp :D
    LOL!
    Btw hubby.ku juga begitu… 100% gajinya diberikan ke aku :)
    *tersanjung deh dipercaya begitu

    Balas
  10. wah, makasih dibahas komentarnya hehehe :)
    kayaknya kamu gak sendirian tuh, suamiku dan suami beberapa teman juga minta istrinya yang manage keuangan di rumah :D
    prostitusi itu rasanya profesi tertua yang sudah ada sejak ada manusia. kuli dan yang lainnya itu belakangan setelah ada kebutuhan-kebutuhan management lainnya hihihi…
    ngomong2 soal prostitusi yang penghasilnya gede moga2 bukan karena baca buku raup untung dengan jual diri ya wakakak

    Balas
  11. dalam ilmu ekonomi sangat wajar jika pelacur berpenghasilan lebih besar dari seorang arsitek sekalipun. karena prosentase kebutuhan arsitek akan jasa pelacur lebih berpeluang dibanding kebutuhan pelacur terhadap jasa arsitek…haaa..bener khan?

    Balas
  12. Diberi uang berapapun sama suami, tetep kuterima, nggak pernah minta lebih… :)
    justru aku yang takut nggak kontrol kalau pegang uang. SAmpai sekarang aku keukeuh menolak megang kartu kredit, sebiji pun aku nggak punya, supaya aku nggak bisa seenak ati gesek sana gesek sini.
    Kalu dipikir-pikir, gaji Uncle kuli itu kok eman-eman ya, hampir separonya dihabiskan untuk kebutuhan bawah perut itu :)

    Balas
  13. 300 dollar sekali service..?
    kan biasanya duit dapet cara gampang, gampang juga ilangnya/abisnya.
    Trus, pekerja prostitusinya duitnya buat apaan, Mas ??
    Hehe,,, lkalo aku (naudjubillah) pasti mati2an bakal nabung (kaya’ niat aja mo terjun service begitu), kok jadinya malah mengandaikan diri sendiri sih..
    hehee, hadduhh.,, maksudku.. baiknya pekerja prostitusi nabung juga deh, secara kan susah loh nyari duitnya… susaaah kan yaaa…??

    Balas
  14. Standar pikiran yg simple, sederhana, sesederhana pekerjaan & mgkn jg pendidikannya. Utk apa repot menabung toh dia msh bs dpt lg $800 esoknya. Selama perut, mata, kelamin,semua mendapat jatahnya, itu sdh cukup untuknya. Cukup fair. Tdk butuh banyak tanggungan, kecuali saat dia tua dan tak punya anak bini u/ mengurusnya, dan tak ada sisa uang u/ membayar kesehatannya haahaha…
    Aku termasuk yg tidak jor2an belanja, msh ada yg bisa aku tabung even sedikit hahhaa.. Yah, rasanya lebih tenang saja kalau ada sesuatu sbg pegangan kita don.

    Balas
  15. pada dasarnya, laki2 itu sampe kapan pun ya senengnya main.. ga heran jadinya si kuli angkut itu begitu. bukannya saya membenarkan, loh.. tapi ya mungkin dia memilih untuk begitu.
    kalau pegang uang lebih, saya senengnya bukan belanja apa2, tapi makan enak hehehe :mrgreen:

    Balas
  16. kalo masalah pegang uang .. wew.. saya bahkan harus ekstra wanti-wanti sama istri: “jangan pernah kasih tahu berapa gajimu sama saya bisa bahaya :) ”
    trus itu kuli angkut gede juga duitnya? kuli angkut apa ya?

    Balas
  17. HAHAHAHAHAHA, dalam sekejap, sepertinya seluruh kesombongan para pekerja dunia karir apapun didunia harus tunduk dibawah kaki pelacur :lol:
    paling tidak itu yang muncul dibenakmu saat itu ya Nak?
    kacau… kacau :lol:

    Balas
  18. Makanya jangan heran kalo begitu banyaknya wanita yang jadi Pelacur…

    Balas
  19. emang bener kata temenku dulu, “mendingan gaji dikit, tapi bisa nabung dan urip tentrem; daripada gaji gede tapi nggak jelas duitnya ke mana, dan hidup pun nggak tentrem.”
    ow… seneng belanja to don? belanja di pasar demangan atau pasar kolombo? :p

    Balas
  20. easy come easy go ya duitnya….hehehe

    Balas
  21. Kalo gw & suami alhamdulillah semenjak punya Zahia udah bisa mengontrol keuangan dengan baik. kalo jaman dulunya mah ga usah dikata, mo nabung beberapa ratus ribu ajah susahnya bukan main. Padahal gaji kami berdua kalo digabung lebih dari cukup

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.