Frank Pentangeli berjalan bersama Tom Hagen di sisi lapangan sebuah instansi kepolisian. Keduanya santai, menghisap cerutu. Tapi sebenarnya pembicaraan yang ada di antara keduanya tidaklah sesantai penampakannya.
?Mereka pergi ke rumah dan duduk di bathtub, menyobek urat nadi mereka dan membiarkan pendarahan hingga mati. Kadang mereka juga mengadakan pesta sebelum melakukannya.? tukas Frank.
Tom tersenyum, ia mematikan cerutu, menyalami Frankie dan berkata, ?Jangan takut tentang apapun, Frankie. Keluargamu akan diurus!?
Keduanya berpisah. Tom pergi, Frankie kembali ke kamarnya untuk melakukan apa yang harus ia lakukan: duduk di bathtub, menyobek nadi menggunakan pisau cukurnya dan membiarkan darah mengucur hingga ia mati, bunuh diri.
Scene itu adalah salah satu scene favoritku dari film terfavorit, Godfather.
Tom adalah advisor Michael Corleone penerus tahta ‘Don’, sementara Frank adalah orang dekat dan kepercayaan Vito, ayah Michael.
Pengadilan mengendus praktek dagang ilegal oleh keluarga Corleone dan Frank dijadikan saksi yang memberatkan keluarga Don.
Untuk menghabisi Frank, seperti biasa yang mereka lakukan untuk menghabisi lawan-lawannya, adalah hal yang sulit karena keberadaannya sebagai saksi diamankan pihak kepolisian maka tercetuslah cara untuk membungkam mulut Frank dengan cara bunuh diri atas kesadaran diri itu tadi.
http://www.youtube.com/watch?v=lXZhYJcXh2I
* * *
Tiba-tiba aku memikirkan potongan film di atas ketika geram melihat semakin banyaknya petinggi negara yang terkena kasus korupsi dan seolah memperolok diri sendiri ketika harus digelandang KPK, diliput dan disiarkan oleh media.
Usulan hukuman potong jari hingga mati ditawarkan untuk membuat efek jera, tapi sayangnya atas nama apapun hal itu belum pernah terjadi. Alih-alih dihukum berat, bahkan vonis hukuman para koruptor terkadang tak sampai seribu kali lipat dari vonis hukum pencuri ayam padahal nilai yang dicuri terkadang bahkan hingga jutaan kali lipatannya.
Nah, ini sih ide gila namanya, tapi bagaimana kalau koruptor diperlakukan seperti Frankie di atas?
Jadi masing-masing koruptor didampingi seorang konselor pribadi yang berlaku seperti si Tom, yang tugasnya untuk mempertegas dalam diri sang koruptor bahwa hidupnya sudah tak lagi berharga di mata masyarakat.
Tinggal diiming-imingi saja bahwa keluarganya tak kan mati kelaparan karena uang hasil korupsinya, meski disita negara, akan ?dikembalikan? untuk menghidupi anak istrinya, dengan satu syarat tadi.. ia harus mau menyayat urat nadinya dan mati perlahan karena kekurangan darah.
Lalu ketika mati, siarkan di media bahwa sang koruptor mengalami depresi lalu mati bunuh diri. Katakanlah ada 10 kasus korupsi yang bisa di-bunuhdiri-kan seperti itu, maka bayangkan dalam satu satuan waktu akan ada headline di media-media bahwa terjadi bunuh diri serentak para koruptor di sel tahanan. Hal ini, mau tak mau pasti akan menjadi hal yang bisa diserap oleh masyarakat bahwa korupsi ternyata bukan hanya tindakan gila karena mengambil uang hak milik negara dan orang banyak, tapi lebih dari itu, ia juga membuat diri sang koruptor menjadi gila, semakin gila, tak kuat lalu bunuh diri.
Lalu bumbui juga dengan komentar para alim ulama untuk berkomentar tentang siksa neraka bagi mereka yang sudah korupsi dan bunuh diri karena kan pengaruh mereka di tanah air terkadang jauh lebih besar dibanding suara hukum dan undang-undang paling dasar sekalipun?
cerita negara ini kalau dibikin film..dijamin penulis skenarionya akan mumett duluann!
hahaha trus pas filmnya udah jadi, penulisnya dituntut pula :)
seorang ketua MK terlibat korupsi.. ini perdana dalam sejarah dunia konstitusi, gak cuma di indonesia.. tapi sepanjang sejarah di dunia internasional. indonesia juara!
horeee
Menurutku mati itu terlalu gampang, Don. Kalau memang ingin membuat mereka menderita, suruh tetap hidup sambil menyaksikan orang2 yang dicintainya (suami/istri) menderita. Anak2 sih blm tahu apa2 ya, tapi kalau suami/istri pasti tahu kelakuan pasangannya. Mereka mestinya jadi benteng pertama pencegahan korupsi. Lagian, kalau aku sih nggak doyan mayat koruptor, yang penting uang curian bisa kembali ke negara, bisa untuk bangun sekolah. Iki nek aku sih.
Esensinya sebenarnya bukan matinya koruptor, tapi bagaimana ia bisa dimatikan dan kematiannya menjadikan jera mereka yang lain. Kenapa? Ya semata-mata ini ide gilaku saja mengingat ide-ide lain yang muluk-muluk biasanya akan jadi senyap setelah hakim mengetuk palu, tok… tok.. tok… dihukum 4 tahun saja :)
Aku lebih suka kalau para koruptor itu dijadikan satu dengan bandar narkoba, mereka semua disuruh berpesta narkoba menghabiskan barang bukti narkoba sampai mabuk dan sakaw. Lalu mati dengan sendirinya dalam keadaan bersuka-cita. Tidak ada yg susah, tidak ada kekejaman.
eman-eman.. udah nyolong duit negara kok dikasi narkoba gratisan :)
Cerita korupsi di negara ini kalau dibikin jadi film layar lebar kayaknya susah, mending dijadian serial aja kayak sinetron kayaknya lebih pas.
semoga tidak dengan di Bali ya, Bli :)