KLaTEN

19 Mei 2014 | Cetusan

OK aku latah!
Setelah tempo hari menulis tentang tujuh lagu terbaik Sheila on 7, kini aku tertarik menulis lagu-lagu terbaik apa saja milik KLa Project tentu menurut versiku.

Kenapa KLa Project?
Musik mereka ajaib! Mereka adalah senyawa baru yang hadir sejak era akhir 80an tatkala kebanyakan artis-artis kala itu sibuk berkolaborasi dan bernyanyi secara berombongan tak tentu arah yang penting laku.

Pilihan kata yang dirangkai Katon Bagaskara (vokal) bukan sembarang kata yang uniknya bisa kita terima dan cerna dengan baik dan mudah sehingga kita tahu apa pesan keseluruhan lagu.

Lalu yang terakhir, konsistensi? Karya bagus jika tak didukung ke-ajeg-an dalam bereksplorasi untuk menciptakan karya bagus yang lainnya apalah gunanya? Nah, KLa Project adalah sedikit dari grup musik Indonesia (yang sepantaran adalah Slank) yang masih terus berkarya hingga kini!

Lalu kenapa sepuluh dan bukannya lima belas atau tujuh lagu terbaik?
Errrrr? simply karena aku berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Jadi alangkah baiknya aku bikin KLA-TEN alias KLA-10 atau 10 lagu terbaik dari KLa.

Nggak nyambung ya?
Ya wes, ndak papa? cekidot!

Yogyakarta (Album Kedua – 1990)

Bagiku, Yogyakarta adalah lagu terbaik sepanjang masa. Jika aku tak mengenal lagu ini mungkin aku tak pindah ke Jogja melanjutkan sekolah di tahun 1993! (klik di sini untuk membacanya ?story? nya).

Menurutku, Adi Adrian (keyboard), Katon Bagaskara (vokal/bass), Lilo (gitar) dan Ari Burhani (drum) saat merekam lagu yang diletakkan pada posisi pertama side-A, album Kedua, benar-benar berhasil meng-capture ruh kota Jogja ke dalam komposisi musik yang sederhana tapi pas segalanya, tak kurang dan tak kelebihan sedikit pun unsur yang membuat lagu jadi nggak enak.

Kenapa kubilang ?saat merekam lagu itu?, karena memang menurutku sesudahnya, mereka tak bisa mengulang lagi ?perasaan? atau ?ruh? yang sama kuatnya dengan hasil rekaman itu.

Belum pernah sekalipun aku mendengar versi lain dari Yogyakarta yang meski dibawakan KLa Project sendiri yang ?mengena? di hati, tak juga versi KLakustik yang menurut banyak orang bagus banget itu?

Namun meski demikian, anomali muncul justru bukan dari KLa Project. Lagu Yogyakarta jadi tampak megah dinyanyikan grup lain.

Coba tebak!
Siapa? Ungu..? Oh no? bukan sebukan-bukannya tapi justru serombongan pengamen Jogja yang menggeber lagu sakti itu di klip berikut ini:

Yogyakarta dibuka dengan sangat sederhana, ketukan perkusi/drum yang dimainkan Ari Burhani yang konon terinspirasi derap langkah kuda penarik andhong di seputaran Malioboro sana.

Lalu pada bar selanjutnya, Adi Adrian memainkan chord sederhana dengan tekstur sound yang simple nan gloomy dan Katon berujar, ?Pulang ke kotamu?ada setangkup haru dalam rindu?

Ketika aku memejamkan mata dan meresapi betul lagu itu, yang terbayang adalah suasana stasiun Tugu, rangkaian kereta yang baru tiba mengangkut seorang entah itu pria ataupun wanita (nggak penting) yang datang ke Jogja dengan setumpuk rindu yang saking tingginya pas lewat jalur bawah kretek kewek, tumpukan itu mengenai (sundul) jembatan yang di atasnya mengular rel kereta api arah Tugu – Lempuyangan…

Lagu ini disusun dengan ?konstruksi? musik yang tak ?kesusu? untuk mengejar pendengar menyimpulkan, ?Keren nih lagu!? Adi, Katon, Lilo dan Ari seolah tak ingin menyisakan satu nada pun yang tak diperhatikan pendengar.

Permainan gitar Lilo yang juga sangat sederhana pada bagian interlude patut diacungi jempol. Butuh kendali emosi tingkat tinggi untuk membuatnya tak bereksplorasi secara berlebihan.

Boleh dibilang, orang yang baru belajar main gitar pun dengan mudah bisa mendapatkan dan memainkan notasi gitar gitaris yang pernah ber-solo karir pada era 90an dan menelurkan hits Sandra itu. Tapi, sekali lagi, ini semua soal ruh bukannya skill dan Lilo mendapatkannya sementara kita, belum tentu!

Interlude hanya diambil setengah oleh Lilo, Adi menyambarnya dengan keyboard/synth bertekstur suara mirip seruling hingga sesi itu tertutup dengan sempurna.

Lagu memasuki paruh akhir dan kita tahu ia hendak mencapai titik klimaks ketika Ari mengubah pola drum dan sedikit menaikkan tempo.

Sisca sebagai backing vokal seperti sedang mendaraskan litani tiada henti berulang-ulang,

?Walau kini engkau telah tiada tak kembali,
namun kotamu hadirkan senyummu abadi?
ijinkanlah aku untuk selalu pulang lagi,
bila hati mulai sepi tanpa terobati?

dan memberi ruang kepada Katon untuk mengeskrepsikan kehilangan atas ?engkau yang telah tiada dan tak kembali? itu dengan memberikan tekanan pada kata-kata tertentu saja lalu semakin naik, naik hingga klimaks tiba-tiba? hening!

Derap kuda andhong yang diadaptasi oleh Ari dari balik set drumnya menjadi satu-satunya bunyi yang mengiringi hingga detik terakhir lagu.

Ya, mendengar lagu ini, kita seperti disuguhi kota Jogja yang sebenar-benarnya meski itu kurang dari lima menit lamanya…

Lara Melanda (Album Kedua – 1990)

Kuyakin banyak yang tak menyangka lagu ini kuletakkan di posisi kedua.

Percayalah ini bukan gagah-gagahan supaya aku tampak sebagai KLanis sejati yang peduli terhadap lagu-lagu non-hits mereka karena nyatanya lagu ini memang keren abis!

Progresi chord lagu yang sealbum dengan Yogyakarta ini tak umum untuk takaran musik pop. Kalau mau dicari bandingannya mungkin seperti Full Moon Blues-nya Slank, Percayakan Padaku-nya Sheila on 7 atau Gigi Meringisnya Bumi.. eh maksudku Bumi Meringis-nya Gigi :)

Hal ini ditingkahi pula dengan pilihan nada Katon yang kalau di-cover-version orang lain, tantangan pertama menurutku adalah supaya kita tak jatuh pada lembah ?fales? terutama bagian verse yang meliuk-liuk indah itu.

Uniknya lagi, pilihan nada sulit di bagian verse itu didukung dengan ?aura? lirik yang ?murung?.

Bernada di tepi keraguan
Tebing bayangmu sesekali luruh jua
Tercipta nelangsa di pucuk rerumputan
Oh harumnya dukaku, ditiup semilir sikapmu mendua

Menghitung bintang satu-satu
Sesukar meraba lelikuan sikapmu
Berkali diri ini, terpaksa jatuh
Pada jurangnya bimbang, dan asa yang tercecer sempat bertanya

Hingga akhirnya masuk ke reffrein dengan aura yang sudah jauh lebih baik dan didukung dengan pilihan nada yang lugas seolah keluar dari kungkungan ?verse? yang rumit.

Dari sekian kali menyaksikan KLa Project konser baik itu langsung maupun tidak, aku belum pernah sekalipun menemukan mereka menyanyikan lagu ini dan berharap suatu waktu akan menyaksikannya.

Menjemput Impian (Klasik – 1999)

Ah kalau ini edisi curhat!
Kusuka Menjemput Impian semata karena lagu ini ?soundtrack? banget waktu dulu pacaran dengan Joyce yang sekarang jadi istriku!

Benar, di tulisan tentang tujuh lagu terbaik Sheila on 7, ?Temani Aku? adalah soundtrack juga tapi itu pada awal mulanya saja ketika istilah kata cinta belum mengenal arti perjuangan, masih gula-gulanya doang:)

Secara musikalitas, Menjemput Impian menurutku sama dengan beberapa lagu lain di album yang sama, easy listening dibanding album-album sebelumnya.

Hal yang menonjol dari musiknya adalah pilihan nada yang dibawakan Lilo ketika mengisi interlude menurutku sangat teatrikal, khas Richie Sambora-nya Bon Jovi ditingkahi dengan string tipis milik Adi Adrian.

Secara garis besar, bagiku pesan yang tersirat pada Menjemput Impian itu lebih ?Donny banget!?

Penggalan terbaik menurutku adalah ketika tiba-tiba Lilo menyanyikan bagian,

?Sekian lama waktu telah mengurai makna,
cinta kita gemerlap terasah masa..

Dan Katon menimpalinya,

?Kan kubuat prasasti, dari tulusnya janji walau apa terjadi tetap tegar berdiri!”

Itu.. itu intinya! :)

Belahan Jiwa (Pasir Putih – 1992)

Sekali lagi ini edisi curhat!
Satu benang merah dari lagu ini kalau harus dikaitkan dengan Menjemput Impian adalah kisah tentang cinta jarak jauh yang perlu pengorbanan. *uhuk

Aku dulu menganggap lagu ini seperti halnya sebuah botol minum berisi air segar yang ditemukan seorang pelari yang berlari di lintasan untuk jarak waktu yang lama. Ya, aku kerap meneguk lagu ini sekadar untuk menyemangati perjuangan yang dulu tak gampang itu.

Lagu Belahan Jiwa ini beda dibandingkan lagu-lagu KLa lainnya. Unsur rock-nya kental sekali ditandai dengan dominannya permainan gitar Lilo.

Dari sisi liriknya, aku tertarik cara Katon membahasakan ?lelaki kecil menantang hidup? bagiku itu dalam sekali dan.. *tepuk-tepuk dada* aku bingiiitt! :))

Gong-nya barangkali ada di sini:
?Kan kujemput dikau sang putri, pada saatnya nanti.. berkereta kencana kubawa pergi tuju istana di sana kubertahta?

Meski yang terjadi justru sebaliknya, akulah yang mendatangi istana sang puteri yaitu Australia karena nyatanya aku yang memutuskan pindah kemari dan bukannya ia yang kuboyong ke Jogja hehehe?

Anak Dara (KLa – 1989)

Aku selalu tertarik cerita cinta yang datang ?pagi hari? ketika usia masih beranjak di awal belasan. Entah, bagiku rasanya sangat natural dan aku memandangnya seperti buah apel yang ranum nan segar.

Pada tataran lirik yang agak ?badung?, lagu Karmila milik alm. Farid Hardja sangat mewakili kondisi ini. (Coba simak deh mungkin asosiasi badungku karena ada konteks ?kutuang minuman ke dalam gelas? baru tahu usiamu baru sebelas)

Di tataran lainnya, ada dua lagu yang kusuka yang melukiskan tema dengan kurang lebih sama yaitu Anak Sekolah-nya Chrisye dan? Anak Dara-nya KLa Project.

Secara komposisi, Katon, Adi, Lilo dan waktu itu Ari mengemas Anak Dara ini dengan baik, nyaris sama dengan Yogyakarta, mereka tidak ?kesusu? untuk cepat-cepat membuat pendengar klimaks.

Klimaks lagu ini menurutku diawali oleh sebuah kejutan pada bagian interlude, mereka menggunakan saxsophone yang konon dibawakan oleh maestro Embong Rahardjo (alm).

Alunannya seolah meneruskan apa yang dituturkan Katon kemudian hingga akhir, dua unsur itu, saxospohne dan lirik milik Katon, seolah berkelindan dan ditutup dengan sebuah kata yang diucapkan setengah berteriak dan kupikir sangat khas dari lagu ini yaitu, ?Riangku??

Manis? Indeed! Sangat manis!

Rentang Asmara (KLa – 1989)

Lagu ini adalah titik jumpa pertamaku dengan KLa Project.

Aku menemukan lagu ini ketika menonton acara Selecta Pop-nya TVRI dulu dan sejak itu aku jatuh cinta pada KLa Project.

Untuk ukuran musik waktu itu, tentu lagu ini (selain juga hits Tak?kan milik Guest Band) jadi oase di tengah lagu-lagu ber-genre ?tak jelas? lainnya yang seperti kutulis di atas banyak didominasi kolaborasi nggak jelas rombongan penyanyi-penyanyi yang pokoknya asal keren tampangnya dan bersuara.

Aku tak tahu apakah mereka waktu itu sudah menggunakan loop (harusnya secara jaman sih sudah karena bahkan Pink Floyd sudah pakai sejak early 70an) tapi ?duk-duk cek duk-duk? cek duk-duk-duk cek cek cek? di sepanjang lagunya keren sekali!

Magnet penarik dari lagu ini adalah duet Sisca dengan Katon.

Saking padunya, aku dulu pernah nggak nyangka bahwa ternyata Sisca itu hanyalah backing vokal bukannya anggota tetap KLa Project.

Hingga kini pun aku masih menilai bahwa duet mereka di lagu ini adalah duet milik KLa Project yang terbaik menyusul di belakangnya menurutku adalah duet Katon dengan Sierra Sutedjo dalam Kau Pulihkan Luka (Excellentia -2010).

Tak Bisa Pindah Ke Lain Hati (Pasir Putih – 1992)

Lagu ini adalah ajang pembuktian bagi KLa Project atas keraguan banyak orang yang ketika itu memandang skeptis, ?Bisakah KLa Project membuat lagu baru lagi sebagus Yogyakarta?? dan mereka membuktikannya dengan indah!

Secara musikalitas, aku suka bagian intronya. Adi memang brilian menyusun efek synth-nya yang bagiku seolah berbunyi seperti suara angin yang menderu tapi perlahan sebelum masuk melodi yang sangat khas menempel pada lagu ini.

Satu hal yang kupelajari dari KLa, saking kuatnya lirik yang dicipta Katon, tak jarang pilihan kata atau frase yang dipakai sangat identik dengan lagu tersebut dan ketika kita mendengarnya (ataupun menggunakannya) dalam konteks lain kita tiba-tiba terpikir pada lagu tersebut.

Nah, bagi lagu ini, siapa yang tak setuju kalau kalian dengar frase, ?bulan merah jambu? maka kalian ingat lagu ini?

Atau bahkan mari kita jujur, sebelum Katon membesut lagu ini, pernahkah ada istilah, ?Duh, gw nggak bisa pindah ke lain hati nih??

Oh ya, banyak yang suka versi Klakustik tapi bagiku seperti halnya Yogyakarta, aku tetap suka versi asli rekamannya. Bagiku, Tak Bisa Pindah ke Lain Hati versi KlaKustik terlalu panjang dan bagian acapela yang dibesut Andre Manika itu meski awalnya terdengar ?wow? tapi lama-lama jadi tampak membosankan.

Menurut kalian?

Semoga (Kedua – 1990)

Siapa tak suka ?Semoga??
Ini adalah lagu paling mendayu dari sekian banyak lagu yang mendayu-dayu milik KLa Project.

Versi rekaman aslinya sangat bagus. Suasana gloomy dan penuh pengharapan di tengah keputusasaan seperti tercermin dalam lirik lagu ini terdukung sekali oleh permainan keyboard Adi Adrian yang sepi disisipi sound gitar sangat tipis milik Lilo (kadang kita baru bisa mendengar kalau menggunakan ear phone bahwa keyboard Adi nggak sendirian di versi rekamannya), tanpa bass apalagi drum.

Meski Tlah Jauh (Kelima – 1995)

Sepengetahuanku, Meski Tlah Jauh adalah lagu pertama KLa Project yang sisi vokalnya diserahkan sepenuhnya kepada Lilo sang gitaris.

Bukannya aku tak suka Katon, tapi karakter suara Lilo yang cenderung ngerock seolah adalah bombardir di atas alunan pilu yang dibesut Adi Adrian di lagu ini.

Aku mungkin salah sedikit dari mereka yang pernah menyaksikan lagu ini dibawakan oleh Katon yang bukan penyanyi asli dari lagu ini yaitu ketika Lilo keluar dari KLa Project (awal 2000an silam), sekaligus beberapa waktu kemudian aku diundang menonton konser Lilo menyanyikan lagu ini tanpa KLa Project, band asli pembesut lagu ini.

Tentang Kita (KLa – 1989)

Ini adalah salah sedikit dari lagu KLa Project yang cocok untuk dicover versionkan. Salah satu yang lain adalah Pasir Putih yang sukses di cover Hari Mukti dan Glen Freddly.

Lagu ini adalah single pertama dalam sejarah karir mereka.

Namun meski ringan, progresi chord dalam lagu ini tidaklah sesederhana kesan yang muncul dan justru di sinilah unggulnya. Adi, Katon, Ari dan Lilo bisa mengemas ketidaksederhanaan menjadi sesuatu yang easy listening.

Besutan Klakustik untuk lagu ini boleh kubilang yang terbaik, istimewa. RAN, grup musik muda meng-cover lagu ini juga dengan sangat baik dan tak kehilangan nyawa ketika dibawakan dalam album kompilasi tribute to KLa Project.

Hmmm.. tapi meski demikian, bagaimana menurut pendapatmu melihat cover version Tentang Kita di bawah ini? Aku takut hipotesaku bahwa lagu ini selalu menarik di-cover banyak orang akan patah setelah kalian melihat clip di bawah ini?

Sebarluaskan!

30 Komentar

  1. yeaaahh… Lara Melanda adaaa… Jaman sekarang jarang ada yang ngerti lagu ini… :)

    Balas
    • Iya… tapi repotnya kalau nanti lagu seperti itu dicover CherryBell atau JKT48 lalu dibilang lagu itu lagu mereka… *pedih…

      Balas
  2. aku paling suka sama Waktu Tersisa, lagu jaman pacaran njuk putus njuk nyambung juk kawin :D

    Balas
    • Lalu surhattt :)))

      Balas
  3. Lagu KLa gak ada yg aku gak suka !! gak pernah mutar satu lagu itu2 aja.
    Dan pasti nganggeni

    Oiya, itu band Ungu kampret banget nyanyiin lagu Yogyakarta, marai ilfeel masih bagusan pengamen mabuk yg nyanyi.

    Balas
    • nganggeni ki opo, Mpah? Ngangeni? :)

      Balas
    • wuikk …. setuju banget sama t4mp4h dan beberapa komentar yg lainnya, Ungu merusak susasana Yogyakarta…

      dan… lucu tenan untuk clip cover version Tentang Kita yang paling belakang ;)

      Balas
  4. Prahara sama Waktu Tersisa tolong dikupas ya.

    Kampret lu, don! Bikin Seninku porak-poranda. Benciiiiii… :((

    Balas
    • Aku nggak mau kupas, Wik.. kalau itu bawang merah, makin dikupas, matamu akan semakin pedih.. sepedih alur ceritamu dulu wakakaka…

      Balas
  5. Huahahaa.. Kui entuk neng ndi video clip cover version Tentang Kita?? Tapi tetep lebih kerenlah daripada cover version Yogyakarta punya Ungu. :D

    Balas
    • Hmmm.. seko Youtube lah :) Yogyakarta versi Ungu ki nek carane Mas Temu koyo versi penyanyi kafe-penyanyi kafe kae jhe.. :)

      Balas
  6. Gak nonton Grand KLakustik, mas? Pertama kali n dibawakan dengan megah tuk lagu Lara Melanda, bisa diintip di Youtube. Tunggu CD/DVD-nya Grand KLakustik pasca lebaran.

    Untuk Tentang Kita yg ditributekan oleh Puisi III, cukup dihargai n dibanggakan saja, krn mereka berasal dari Malaysia, pada tahun 90, menandakan lagu KLa yg Tentang Kita begitu menggema, cukup sampai disitu.

    Gw pikir mas punya albumnya secara lengkap, trnyata mas belum tw kalau Papi LiLo udah mulai bernyanyi sjak album pertama, yg paling banyak porsinya di album pertama yaitu pada lagu berjudul Laguku, yg beliau berduet bareng Sisca. Dan satu lagu yg dinyanyikan scara penuh oleh beliau itu udah dimulai sejak album Kedua, pada lagu berjudul Kadang.

    Balas
    • Aku tahu Lilo pernah nyanyi Laguku, dan itu bukan berarti aku nggak punya album secara lengkap dong :)
      Tapi yang kutekankan di sini, satu lagu dinyanyikan Lilo secara utuh tanpa ‘campur tangan’ Katon ya ‘Meski Tlah Jauh’ kan? :)

      Kalau kamu amati di ‘Laguku’ di bagian :

      Oh suasana nyaman terasa
      Membangun tangga nada
      Dan harapan pun beranjak nyata
      Laguku kan tercipta

      Itu kan Katon nyanyi juga? :)

      Btw, kutunggu kabar soal DVD nya Grand KLakustik ya. Aku ada di Sydney jadi nggak bisa nonton konser mereka kemarin :)

      Balas
      • Iya, makanya gw tulis “paling banyak porsinya di album pertama”, tw bgt ada Katon di bridgenya.

        Mulai album Kedua udah nyanyi full kok si Papi, di lagu Terkadang
        Album Ungu (ke-4), nyanyi Gonna Be Your Lover Tonight (keren!)
        Album V baru deh Meski Tlah Jauh
        Album Sintesa (ke-7) ada Hasrat Bathin
        Sejak di album Kedua, no Katon sama sekali :D

        Balas
  7. Buat aku, lagu Kla yang paling ok buatku ya Yogyakarta…
    Bicara soal Kla, mereka ini salah satu group band yang kuat di syair maupun nadanya…
    Coba dengar satu-per satu syair lagu Kla… bisa memberikan ide buat merayu gadis-gadis… buat nulis surat cinta….

    Ada 1 lagu lagi Don yang aku suka yang belum disebutkan diatas … “Lagu Baru” dari album ke 2 nya Kla (Satu album dengan Yogyakarta)…

    tapi memang hampir semua lagunya Kla aku suka…. (inget dulu nonton konser Kla bareng cah stece).

    Sedikit ralat untuk di atas Don, kayaknya “Belahan Jiwa” itu dari album pasir putih deh…

    Balas
    • Oh iya bener Jar, jebul Belahan Jiwa memang masuk Pasir Putih hehehehe…
      Aku juga inget nonton konser KLa Project taun 93 di hall Kridosono, banyak anak stece-nya tapi pas kuwi aku kelas siji.. durung duwe taji tur isih ingah-ingih :)

      Makasih ya ralatnya…
      Berkah Dalem!

      Balas
  8. Ungu nge-cover “Yogyakarta” itu salah satu kejahatan terbesar yang pernah tercatat di sejarah industri musik Indonesia.

    Balas
    • Waakakkaka komentar ini nendang bianget eh bingit!!!

      Balas
  9. aku paling susah kalau diminta menyebut mana lagu Kla yang paling kusukai. lha seneng kabeh ki piye? kayaknya cuma Kla satu-satunya yang bisa membuatku jatuh cinta pada semua lagunya. semua! piye kuwi, jal?

    Balas
    • Dibojo wae nek ngono, Nik :)

      Balas
  10. Hal yang kukagumi dari Kla adalah kepiawaian memilih dan merangkai kata. Jaman sekarang makin langka grup band dengan kekuatan lirik yang seolah tanpa dilagukan liriknya sudah bisa “bernyanyi”.

    3 lagu selain 10 di atas yang kusuka, ‘Lagu Baru’, ‘Waktu Tersisa’ dan ‘Jumpa Kamu’.
    “Duk-duk cek duk-duk cek-cek-cek”-nya Rentang Asmara ini emang keren :)

    Semoga ngga ada lagi supermarket, toko atau stasiun radio muter lagu ‘Yogyakarta’ versi Ungu. *Ambbyaarrrr suu..!*

    Balas
    • Kalau mau mengurai bahkan sampai 30 pun ya ketemu 30 lagu terbaik versi mereka :)

      Balas
  11. …Dan saya sudah mbikin Klamelan..sbg A Tribute to KLa.. Bukan hanya suka, tapi mencoba apresiasi karya2 mereka..
    Jarang ada band yg cover version KLa..krn memang cukup rumit dari sisi musiknya.. Tapi itulah karya para Jenderal di KLa Project. Salut pada mereka..Semua album keren, kecuali album yg gak ada Lilo…hehe..

    Balas
    • Joss!

      Balas
  12. Bingung mau kasih komen apa ama lagu2nya Kla, karena e karena Bagus bingit .

    “dua unsur itu, saxospohne dan lirik milik Katon, seolah berkelindan “……
    “Berkelindan” itu artinya apa Mas Don??? Kok blm masuk perbendaharaan kataku….hehe

    Balas
    • Berkelindan itu.. hmm check KBBI deh biar kamu tambah ilmu juga hehehehe

      Balas
  13. Rentang asmara!
    cocok temani aku nyetir :D
    Jadi kangen KLa nih…

    Balas
    • Hehehe kenapa cocok temani kamu nyetir? karena duk-duk-duk cek duk-duk-duk itu yang bikin semangat?
      Aku kangen KLa juga tapi ngga kangen vokalisnya hahahaha

      Balas
  14. Kla mang lagunya WaW spcta banget pkoe ga ada duanya dech..thess bgt nyentuh hati.saking ng’fn q sampe kasih nama anaku klanis

    Balas
  15. aku paling suka lagu meski tlah jauh & prahara karena ada Lilo yg nyanyi, suara lilo berhasil menghantam hatiku sehingga remuk redam dibuatnya.. :) dan solo album lilo jg aku suka banget apalagi lagu sandra.. hehehehe.. tp memang anggota Kla Projetc pny sisi magis masing2..

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.