Presiden paguyuban alumni (7): Kita tak butuh presiden paguyuban!

1 Feb 2019 | Cetusan

Tulisan ini merupakan ulasan akhir dari rangkaian Presiden Paguyuban Alumni sebelum besok tanggal 4 Februari 2019 kita masuk dalam kesimpulan.

MPK

Aku ingin memulai tulisan ini dengan mengutip apa yang kutulis dalam tulisanku sebelumnya yaitu tentang MPK, Manuk Pulang Kandang. MPK kurujuk sebagai satu-satunya acara ?wajib? paguyuban dan yang lain hanyalah ?opsional? atau sesempatnya.

Maka ketika ada beberapa orang yang mencalonkan orang lain untuk menjadi presiden paguyuban dalam survey yang kubikin karena orang tersebut pernah sukses menjadi ketua MPK, aku sangat setuju!

Seorang presiden paguyuban yang baik adalah seorang yang mampu menghadirkan rasa guyub yang merujuk pada eksistensi almamater secara nyata dan MPK adalah titik temunya! Guyub karena setahun sekali nggak pernah ketemu, kurang ?ndeBritto? apa kalau acaranya pun diadakan di almamater kita tercinta?!

presiden baru, presiden muda

Yang lebih menarik lagi, kalau kita amati pola kepengurusan MPK sejak beberapa tahun silam sudah mulai terorganisir. Mereka yang ditunjuk jadi pengurus MPK tahun berikutnya adalah mereka yang pada tahun itu memperingati 25 tahun kelulusannya, demikian terus-menerus.

Artinya, jika ketua MPK tahun berikutnya didapuk menjadi presiden paguyuban, maka setiap tahun kita punya presiden paguyuban yang baru dan setiap tahun kita punya presiden paguyuban yang pasti akan lebih muda dari presiden tahun sebelumnya.

Bukankah ini ide brilian?

Tak perlu lagi ada kampanye yang mengisyaratkan perpecahan pake panas-panasan karena domain pemilihan presiden paguyuban akan jadi domain private angkatan pelaksana MPK tahun berikutnya.

Siapa yang peduli?

Tapi, DV, kalau seperti itu lantas bagaimana keguyuban yang terjadi diluar acara MPK?

Lha kenapa dipertanyakan? Bagaimana pula dengan sekarang? Adakah eksistensi pengurus besar paguyuban mempengaruhi keguyuban yang terjadi antara kamu dan kawan-kawan debritto yang lain? Jujur saja, siapa sih yang peduli dengan pengurus besar paguyuban selain para pengurus dan konco-konconya sendiri?

Maka, tak perlu lagi mengisi ?survey bertajuk? ?Siapa Presiden Alumni Selanjutnya?! Kita tak lagi butuh presiden paguyuban! Kita butuh ketua MPK yang sekaligus membawahi paguyuban pada tahun ia menjabat!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.