Kisah Hendra, berkunjung ke Willis Canteen siang ini, makan dan memaafkannya!

18 Mei 2017 | Australia

Saat aku baru berani menulis, saat yang lain masih belum berhenti memaki-maki, atau sedikit orang mulai berani memaafkan, seorang warga Indonesia yang tinggal di Sydney bernama Hendra Ong menanggapi isu tentang Willis Canteen yang ramai dibicarakan sejak kemarin dengan cara berbeda.

Ia datang ke Willis Canteen siang ini, makan di sana, berfoto bersama dan memaafkan padahal seperti kita tahu, orang sedang ramai bicara tentang status yang konon diunggah Indra, pemilik warung itu.

Foto itu lantas diunggah sebagai komentar atas post yang kurilis di komunitas ‘Indonesia’ online terbesar di Australia, The Rock seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Aku segera menghubunginya lewat Facebook Messenger dan berikut adalah penggalan wawancaraku dengannya.

Kapan pertama kali kamu dengar isu tentang ‘Willis Canteen’ ini?
Kemarin saat lunch time. Dapat informasi dari whatsapp seorang kawan mengabarkan status yang dipasang Mas Indra (pemilik -red).

Kaget?
Kaget! Sorenya saya telepon langsung ke Mas Indra.

Tadi kamu ke sana? Jam berapa?
Jam 12:30 pm waktu makan siang.

Makan atau cuma ketemu lalu foto?
Makan. Makan nasi padang dan jengkol.

Suasana warung tampak seperti biasa atau sepi?
Sepi banget! Cuma empat orang yang makan, biasanya kan ramai.

Share dong, motivasimu tadi datang ke sana itu ngapain? Makan?
Begini…
Kebetulan tadi aku pantau FB dan nemu postinganmu yang menyejukkan dan aku pikir, aku juga ingin hidup damai dan tenang.

Kita punya Tuhan Yesus dan tiap minggu kita toh pergi ke gereja. Kalau kita tidak dapat memaafkanorang yang bersalah kepada kita, buat apa kita bertemu Tuhan?

Saya rasa inilah saatnya kita menunjukkan pada kawan-kawan di Indonesia bahwa kita yang hidup di luar negeri ini juga cinta damai biarpun agama dan etnis kita dimaki-maki. Kita tetap tersenyum dan memaafkan mereka!

Simak juga tulisanku tentang ‘Willis Canteen’ di sini.

Sebarluaskan!

9 Komentar

  1. setelah baca ini semua,boleh nangis nggak ??????????????????????(iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati,dan aku sungguh bersyukur punya teman (ngaku-ngaku neh) seperti kalian,terima kasih Tuhan untuk pembelajaran ini

    Balas
    • Memang kita tidak harus memaki dan sebagainya tp salahkah Jika kita mkn ditempat lain yang tidak rasis. Syukur2 anak Tuhan shg membantu ekonomi sesama?

      Balas
  2. Tulisannya inspiratif, saya tersentuh dengan tulisan Anda.

    Balas
  3. Ijin share. Show them that we are different in our way of implementing righteousness.

    Balas
  4. Top deh. Kayak lagu:

    Mengampuni, mengampuni lebih sungguh
    Mengasihi, mengasihi lebih sungguh

    Tuhan lebih dulu mengampuni/mengasihi kepadaku

    Balas
  5. Boleh di hare nggak?

    Balas
  6. Kita sebagai umat beragama pasti lah akan memaafkan. Tuhan aja mengampuni kesalahan kita. Tp untuk makanan saya akan pilih tempat lain. Karena perasaan seseorang tdk bisa di bohongi. Buat saya, akan terasa hambar makan di sana.

    Balas
  7. dimaafkan boleh tapi tidak perlu makan lagi di tempat itu, masih banyak tempat makan lain yg pemiliknya bukan rasis supaya menjadi pembelajaran

    Balas
  8. marahmu cukup sampai matahari terbenam..bagaimana mngkin kita meminta Tuhan mengampuni kita sementara kesalahan sesama manusia kita pendam? Salud buat Hendra..

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.