Salah satu hal menarik terkait dengan ‘mencari keindonesiaan’ di Australia sini adalah adanya beberapa buletin berbahasa Indonesia yang dicetak dan diterbitkan setiap periode tertentu.?Mendapati restaurant yang menjual masakan Indonesia itu sudah lumrah, menemui grocery store penjual barang-barang khas Indonesia itu bisa dimaklumi juga. Tapi ketika kita menemui setidaknya (yang kutahu) tiga buletin cetak yang dicetak secara konsisten (salah duanya malah sudah terbit sejak 1998 silam!) dan didistribusikan secara merata, kita tahu bahwa kebutuhan untuk selalu mendapat yang ‘indonesia’ itu tak hanya berhenti di level lidah yang mengecap makanan saja tapi juga sudah sampai ke otak yang memerlukan asupan informasi khas Indonesia yang lebih tradisional dari teknologi terkini (internet) yaitu cetak!
Ketiga buletin itu adalah Indo Post, Buletin Indo dan IndoMedia.
Distribusi
Saat baru pertama kali pindah ke Australia, 2008 silam, tiap awal bulan aku selalu menanti edisi terbaru dari buletin-buletin tersebut.
Untuk mendapatkannya, karena waktu itu aku tinggal di daerah Northwest, aku harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit menuju ke kawasan timur kota tempat dimana banyak terdapat restaurant-restaurant penjual makanan Indonesia. Buletin-buletin itu biasanya diletakkan di dalam rak yang tersedia di restaraunt-restaurant tersebut atau di toko grocery Indonesia (simak tulisanku tentang White Lotus, Indonesian grocery yang cukup punya nama di Sydney) dan bisa diambil secara cuma-cuma. Selain itu, pada event-event ‘Indonesia’ seperti misalnya festival 17-an, sumpah pemuda, ataupun acara-acara keagamaan yang diselenggarakan komunitas-komunitas ‘Indonesia’, buletin-buletin juga bisa kita temukan.
Meski gratis, kalau kalian ingin mendapatkan kiriman buletin ketimbang mengambil di tempat-tempat yang kusebut di atas (itupun kalau masih kebagian), kalian juga bisa berlangganan dengan biaya yang sangat murah yang kupikir itu pasti hanya untuk mengcover biaya pengiriman saja.
Tak hanya dalam wujud cetak, ketiga buletin itu juga menawarkan bentuk digital yang bisa kita nikmati pada website mereka.
Iklan, Iklan… Berita
Dari edisi terbaru, Februari 2015 yang kupegang, baik Indo Post maupun BuletinIndo memiliki jumlah halaman yang sama, 90 halaman diluar sampul. (Aku mendapatkan keduanya di Fajar Restaurant dan sayangnya aku tak mendapatkan IndoMedia. Mungkin stoknya sudah habis atau mungkin juga belum rilis).
Keduanya dicetak dalam ukuran kertas A3. Cover dicetak glossy dan full colour sedangkan kontennya dicetak menggunakan kertas daur ulang (seperti kertas koran) dengan konten disajikan dalam mode hitam putih meski ada juga bagian-bagian tertentu yang berwarna, mungkin dengan pertimbangan konten yang berada di situ adalah iklan berbayar.
Kebanyakan isinya adalah iklan dan hampir semua iklannya terkait dengan ladang usaha berbasis keindonesiaan.?Kalau cuma iklan restaurant dan catering sudah biasa. Di buletin itu juga disajikan iklan-iklan yang mungkin bikin kalian mikir, “Oh, ada juga di Australia sana?”
Sebut saja iklan sekolah nyetir mobil dengan instrukturnya orang Indonesia, iklan alih bahasa (translasi), jasa transfer keuangan ke/dari Indonesia, jasa peminjaman uang, acara-acara/event keagamaan dan komunitas-komunitas Indonesia, jasa agensi dan konsultasi visa pelajar dan migrasi, jasa angkutan pindahan rumah, jasa angkutan antar-jemput anak sekolah, jasa angkutan antar-jemput dari/ke bandara, sekolah, pijat urut, lowongan pekerjaan bahkan iklan penanganan jenasah oleh orang Indonesia termasuk kemungkinan mengirimkan jenasah ke Indonesia pun ada!
Adapun konten lain selain iklan biasanya adalah berita terkait headline kejadian yang terjadi baik di tanah air, Australia maupun penjuru dunia dalam kemasan yang singkat dan ringan. Jangan bandingkan dengan analisa ala Tempo atau Kompas, tapi bandingkanlah dengan berita-berita sekilas ala portal berita masa kini.
Menarik, kan?
Mau lihat seperti apa? Simak di website mereka masing-masing, Indo Post, Buletin Indo dan IndoMedia.
Simak juga cuplikan isi buletin di bawah ini:
0 Komentar