Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” (Lukas?12:21)
Apakah menabung dan berinvestasi itu dilarang Tuhan? Tentu tidak selama kekayaan itu dikesinambungkan dengan kekayaan di hadapan Allah dan kekayaan itu tidak membuat kita, kata anak zaman now, gagalfokus.
Mari kita bahas satu per satu.
Pertama, bagaimanakah untuk jadi kaya di hadapan Allah?
Untuk jadi kaya di hadapan dunia kita harus bekerja keras, menabung dan berinvestasi maka untuk jadi kaya di hadapan Allah, kita harus gemar menabung dan berinvestasi amal untuk kehidupan kekal kita. Caranya? Bekerja keras mengikuti perintah serta menjauhi larangan-laranganNya sejauh yang kita bisa, sebaik-baiknya.
Kedua, bagaimanakah untuk membuat kita tak gagalfokus?
Sebelumnya, mari kita cari tahu kenapa kekayaan duniawi bisa membuat kita gagalfokus?
Santo Yohanes Maria Vianney berpendapat bahwa orang yang tamak itu bagaikan seekor babi yang mencari makanannya dalam lumpur, tanpa peduli darimana makanan itu berasal. Membungkuk ke tanah, si babi tidak memikirkan yang lain lagi termasuk tak lagi memandang ke surga. Kekayaan duniawi membuat kita gagalfokus untuk mengerti apakah esensi kebahagiaan sesungguhnya. Tak lagi dari surga tapi dari dunia.
Cara untuk menguranginya adalah dengan mengurangi kelekatan kita terhadap hal-hal duniawi itu sendiri. Untuk ini, sebagaimana halnya tubuh yang memerlukan olahraga, jiwa pun memerlukan olahjiwa.
Misalnya kamu punya uang sisa, biasanya kamu pakai untuk membelikan baju dan celana atau nraktir teman makan-makan. Tapi cobalah sekali waktu untuk menggunakan uang sisa itu untuk membelikan baju dan celana orang yang tinggal di pinggir jalan, atau belikanlah mereka makanan untuk makan malam.
Mudah?
Kalau kamu sudah merasakan demikian, saatnya berlatih ke tingkat berikutnya misalnya dengan menyumbang ke panti sosial secara teratur dan jumlah yang lebih besar.
Sulit?
Awas! Jangan-jangan ketika kamu merasakan sulit hal itu adalah teraiakan jiwamu yang telah terbiasa fokus pada kebahagiaan duniawi. Berusahalah lebih keras untuk mengolah jiwa sehingga kita menjauh dari tubir jurang ketamakan yang membahayakan, menyesatkan dan mungkin bisa mematikan jiwamu untuk selama-lamanya?
Sydney, 23 Oktober 2017
0 Komentar