Hari Jumat, 28 Desember 2018 yang lalu aku berkesempatan bertemu dengan Ibu Eleonora Suparlan. Beliau adalah ibu kandung dari alm. Romo AM Ardi Handojoseno, SJ, kawanku saat beliau studi di Sydney, Australia.
Setelah nyekar di makam romo di Girisonta, kami lantas makan siang di sebuah rumah makan penyaji makanan Jawa di Semarang.
Namanya juga lapar dan jarang menemukan restaurant seperti itu di Sydney, aku kalap memilih lauk. Lele, sayur pare, ayam goreng, telor dadar pedas, sayur lodeh, kerupuk dan sambel semua kupesan!
Lalu ketika hendak duduk, aku mendengar percakapan antara Ibu dengan penjual.
Penjual: Makan pakai apa, Bu?
Ibu lantas memilih satu menu yang aku lupa.
Penjual: Apalagi, Bu?
Ibu: Udah Mbak, itu saja. Kalau terlalu banyak malah nggak bisa menikmati?
Kata-kata ibu yang terakhir itu begitu menyentuh masuk ke dalam hatiku dan kurenungi hingga saat tulisan ini kurawi. Benar juga! Lauk yang banyak justru akan membuat kita sulit menikmati ?detail? cita rasa lauk satu per satu. Beda kalau kita mengambil secukupnya, cita rasa lauk jadi tak terlalu banyak diganggu cita rasa lauk-lauk yang lainnya!
Hari ini, membaca Kabar Baik yang ditulis Lukas tentang bagaimana Yesus mengajari berdoa Bapa Kami membuat aku seperti mendapatkan korelasi antar keduanya. Bahwa apa yang diucapkan ibu di atas seolah adalah jawaban pertanyaan yang mengular bertahun-tahun lamanya kenapa Yesus tak mengajari kita untuk memohon makanan sebanyak-banyaknya tapi secukupnya saja? (lih. Lukas 11:3)
Kenapa?
Ya karena kalau kita diberi berlebihan takutnya malah nggak bisa menikmati! Jadi mari kita syukuri apa adanya berkat yang diberi Tuhan.?
Kalau kita merasa diberi kurang, jangan berkecil hati! Bisa jadi kekurangannya sedang dikirim Tuhan jadi bersabar sambil terus menikmati yang ada.
Kalau diberi pas-pasan, bersyukurlah karena pas-pasan itu adalah tanda kecukupan! Bukankah yang paling enak itu yang ?pas?? Saat membutuhkan, ?pas? ada. Nikmati setiap inci berkatnya?.
Kalau diberi berlebihan, jangan terlena!
Harta yang bertumpuk harusnya justru membuatmu khawatir adakah tumpukan sisa umurmu akan sanggup membuatmu menikmati hingga habis tandas harta itu? Jadi? Bagikan pada yang tak mampu karena untuk itulah Tuhan memberikan kelimpahan itu kepadamu!
Sydney, 3 Januari 2019
0 Komentar