• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Kenapa SBY pulang lebih cepat?

8 September 2011 21 Komentar

Sebenarnya tulisan ini tak kurencanakan terbit hari ini, bahkan baru kuadakan tadi pagi.
Ide cetusan tulisan ini muncul sesaat usai aku menyaksikan bagaimana timnas sepakbola kita lagi-lagi belum mampu membayar tunai rasa bangga kita terhadapnya. Menyedihkan memang, karena alih-alih menang, Selasa malam lalu dua kali gawang yang dijaga Markus Horizon tembus oleh pemain-pemain Bahrain, kesebelasan yang pernah kita kalahkan di tempat yang sama, empat tahun silam.
Tapi tenang, tulisan ini tak kumaksudkan untuk ‘menyerang’ kesebelasan kebanggaan kita itu karena sudah terlalu banyak yang menyatakan kekecewaaannya.
Bukan pula karena aku hendak nyinyir ngomong soal mentalitas penonton yang dengan ‘meriahnya’ menyulut petasan pada sekitar 10 menit menjelang usai pertandingan, sesuatu yang menyebabkan untuk beberapa waktu lamanya wasit menghentikan pertandingan dan Indonesia terancam hukuman dari AFC/FIFA.
Untuk yang satu ini aku lebih setuju pada apa yang di-tweet-kan salah satu teman yaitu bahwa para penonton itu bukannya sedih karena tim-nya kalah, mereka malah senang jadi mereka nyalain petasan dan kembang api sebagai wujud celebration seperti kalau mereka merayakan tahun baru atau menyambut pengantin dalam acara resepsi pernikahan ala betawi.
Adalah Pak SBY yang membuat tulisan ini ada. Ya, SBY yang presiden itu. Malam itu beliau beserta keluarga besarnya hadir menyaksikan pertandingan secara langsung di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan namun tiba-tiba ia bergegas pulang padahal pertandingan belum usai dirampungkan.
Tentu ini menjadi tanda tanya besar meski banyak media keesokan paginya mencoba ‘menangkap’ arti kepulangan SBY beserta rombongan lebih awal.
Menurutku, jawaban dari “tanda tanya besar itu” itu jelas hanya milik Pak SBY, para media hanya bisa menduga. Nah, karena menduga itu bebas, maka aku boleh dong ikut menduga-duga juga, siapa tahu dugaanku benar!

Letih seharian bekerja

Jadi presiden bukan perkara gampang dan ringan, pasti berat dan meletihkan. Sementara pertandingan di GBK dilaksanakan baru sekitar pukul 18.30 WIB, jam dimana ‘aturan’ orang normal yang bekerja kantoran sudah saatnya untuk beristirahat. Kalau para pegawai kantor saja boleh leyeh-leyeh di halaman rumah setelah lelah bekerja seharian, kenapa Pak SBY nggak boleh juga merasa capek? Jadi deh Doi pulang ketika pertandingan belum usai digelar. Sah-sah aja, kan?

Ada agenda lain yg harus dilakukan

Kalian ingat dong dengan prinsip Pak SBY dalam memerintah, “state that never sleeps“, kalau perlu jam 3 pagi ada kerjaan ya dikerjakan! Begitu kira-kira… Nah, sebagai presiden yang konsisten dan memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan perjuangan, bisa jadi kemarin tiba-tiba Pak SBY mendapat reminder dari stafnya bahwa ada hal lain yang harus dikerjakan yang lebih penting dari sekadar menyaksikan tim yang sedang didera kekalahan.

*???? *???? *

Aku cuma punya dua kemungkinan jawaban di atas.
Beda kalau presidennya aku. Bisa-bisa poin berikut ini adalah tambahan kemungkinan alasan kenapa aku memutuskan cepat-cepat pergi dari GBK malam itu:

PSSI Kalah lagi.. kalah lagi

Come on! Presiden DV butuh ngeliat tim kebanggaannya menang dong jangan kalah melulu!!! Udah dibela-belain dua kali mengadakan sidang luar biasa untuk ganti ketua, ganti pelatih ganti pengurus kok ya masih kalah melulu?
Butuh berapa banyak lagi pemain naturalisasi untuk jadi bintang iklan? Eh maksudnya untuk jadi pemain andalan kita?
Dengan alasan itu maka kalau aku jadi presiden, aku akan pergi cepat-cepat dan bilang “Saya kecewa! Saya prihatin! Cape deh! Nazarrudin, pulanglah!” *loh *eh

Penonton memalukan karena petasan

Malu, gila! Apa kata dunia kalau baruuu ngeliat timnya kalah saja kok sudah main petasan dan petasan? Ini jaman sudah modern dan perilaku masih seperti jaman barbar? Belum lagi ancaman hukuman dan denda FIFA? Tekor mampus!

Kebelet pup

Meski sudah disediakan toilet kelas VVIP, tapi yang namanya toilet rumah itu di atas segalanya. Presiden DV ogah pup di toilet VVIP GBK milih pulang ke istana dan menikmati sesuatu yang tak tertahankan untuk dikeluarkan. Jadilah pulang duluan sebelum petandingan usai dilaksanakan.

Takut petasan

Ini serius! Aku paling takut dengan sesuatu yang mengagetkan dan meledak-ledak. Jadi bisa jadi Presiden DV pulang duluan karena takut petasannya mengagetkan atau gimana juga kalau ledakannya mengenai tempat duduk yang VVIP dan terlindungi kaca anti peluru itu? Lebay? Terserah…. tapi aku presiden, kalau kenapa-napa bagaimana jadinya nanti? Aku kan simbol negara?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan, Indonesia Ditag dengan:PSSI, SBY

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. monda mengatakan

    8 September 2011 pada 6:23 pm

    Mungkin cucu ngantuk pengen bobok.

    Balas
  2. BroNeo mengatakan

    8 September 2011 pada 7:23 pm

    disiplin waktu DV
    pertandingan sepak bola adalah 2×45 menit + masa istirahat, Jadi kalo sdh 45 menit+ istirahat + 45 menit… ya harus pulang. Kan agendanya padat
    salam,

    Balas
  3. Yessi mengatakan

    8 September 2011 pada 7:40 pm

    kalau Presiden Yessi, pulang karena takut kena petasan :P

    Balas
  4. niee mengatakan

    8 September 2011 pada 10:17 pm

    Kalau president irni kalau pulang teringat jadwal sinetron di indosiar yg akan segera tayang.. sayang bo kalau dilewatin..

    Balas
  5. kaget mengatakan

    9 September 2011 pada 3:43 am

    Saya malah males nonton, toh akhr pertandingan juga bisa diteba. Ya begini orang kita, banyak yang menyanjung hingga lupa daratan. Apalagi beberapa tahun terakhir PSSI seperti kembang Desa :P

    Balas
  6. Bantal Dewa mengatakan

    9 September 2011 pada 7:15 am

    Thank God you’re not the presiden, Mas :))

    Balas
  7. maztrie? mengatakan

    9 September 2011 pada 7:25 am

    Masih boleh ditambahin ada kemungkiann lain buat berandai-andai dalam menduga dan mengira khan…?
    Eh Dabbb…
    Siapa tahu ada acara kejutan bin surprize dari sang besan AP. Dadakan sang besan ngundang SBY buat dateng kerumah dalam rangka syukuran lhooo…. Syukuran setelah genap setahun terbebas dari bui akibat skandal BI. Sekaligus mau berterimakasih atas pemberian ampunan sang besan dengan anugrah amnesti pun grasinya…
    Who knowssss….. #mrenges

    Balas
  8. sibair mengatakan

    9 September 2011 pada 12:09 pm

    “state that never sleeps” itu mungkin benar, terbukti dengan hanya melihat kantung mata pak presiden yang seperti terlihat jarang tidur. Untuk masalah pulang cepat mungkin memang bisa saja beliau ada urusan. Mungkin saja sedang mengurus acara ulang tahunnya yang jatuh pada hari jumat ini.Ini hanya mungkin loh.

    Balas
  9. edratna mengatakan

    9 September 2011 pada 12:34 pm

    Saya malah nggak nonton bola…hehehe
    Tapi susah ya jadi Presiden, pulang diributkan, nggak datang diributkan….

    Balas
  10. Yudha mengatakan

    9 September 2011 pada 1:27 pm

    Sapa bilang SBY keluar sebelum pertandingan usai ?? Butuh Viaga biaar ngk keluar – keluar sepertinya ..

    Balas
  11. bukik mengatakan

    9 September 2011 pada 12:50 pm

    Bersyukur aku hanya seorang blogger, bukan presiden *tidurlagi

    Balas
  12. t4mp4h mengatakan

    9 September 2011 pada 2:09 pm

    Sebetulnya itu para supporter Bahrain yang berkostum supporter Indonesia.

    Balas
  13. niQue mengatakan

    9 September 2011 pada 11:42 pm

    coba klo menang, mo petasan ato apa kek, pasti doi kaga pulang
    doi pulang karena sudah yakin timnas ga bakal bisa ngejar ketinggalan
    daripada malu, paslah itu petasan jadi alesan,
    atau ….
    jangan2 yg nyalain petasan suruhannya?
    dari awal udah dikasi tau, klo timnas kalah, pasang petasan, biar ada alesan pulang lebih awal? hihihi
    ini dia si nyinyir yang doyan me-reka-reka
    eh bikin komen gini engga ditangkep kan? :D

    Balas
  14. mascayo mengatakan

    10 September 2011 pada 1:14 pm

    Saya ikutan jenderal kecil aja,
    melihat bola: .. baa .. baa ..baaa
    lihat petasan : … doo .. doo .. dooo
    :)

    Balas
  15. ysalma mengatakan

    10 September 2011 pada 2:22 pm

    Ulasan penafsiran tentang presiden SBY yang lain juga sudah dibaca,
    makin komplit dengan membaca kemungkinannya disini, tetapi alasannya kenapa, yang paling tau tetap Pak Beye.
    Saya lebih tertarik membaca alasan Presiden DV,
    salam kenal dan meninggalkan jejak ( saya lebih sering ngintip sebelumnya) dari blogger newbie emak2 Presiden DV :D

    Balas
  16. aming mengatakan

    11 September 2011 pada 4:29 am

    Pulang duluan karena kebelet?

    Balas
  17. wiwikwae mengatakan

    12 September 2011 pada 2:38 pm

    Pak Presiden,
    Kalo takut petasan kan tinggal bikin perintah utk nutup pabrik dan melarang penjualannya. Jadi Pak Presiden ga perlu pulang lebih cepet. Saya kan masih pengen duduk2 bareng pak pres… *ngglendot*

    Balas
  18. Asop mengatakan

    12 September 2011 pada 3:33 pm

    ….Pemain timnas kemarin main cupu banget. :(

    Balas
  19. imadewira mengatakan

    12 September 2011 pada 6:26 pm

    Kalau saya presidennya, saya bakal instruksikan agar petasan dinyalakan ketika timnas bermain tandang saja. Jadi yang terancam sanksi adalah negara, lalu kita bisa bermain home terus. Eh, tapi main home tetep kalah yak?

    Balas
  20. @zizydmk mengatakan

    12 September 2011 pada 7:52 pm

    Lengkap banget reasonmu DOn.
    Kalau menurutku, mungkin pak presiden kecewa dengan kelakuan suporter yang bikin malu, pertandingan dihentikan jadinya kan. Ya mungkin keceewa jg karena kalah… yaaa aku sedihlah. Tapi nasib…. :D

    Balas
  21. akhnayzz mengatakan

    13 September 2011 pada 2:16 pm

    saya tahu itu,, pengin mampir dulu itu…

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT