Sebenarnya tulisan ini tak kurencanakan terbit hari ini, bahkan baru kuadakan tadi pagi.
Ide cetusan tulisan ini muncul sesaat usai aku menyaksikan bagaimana timnas sepakbola kita lagi-lagi belum mampu membayar tunai rasa bangga kita terhadapnya. Menyedihkan memang, karena alih-alih menang, Selasa malam lalu dua kali gawang yang dijaga Markus Horizon tembus oleh pemain-pemain Bahrain, kesebelasan yang pernah kita kalahkan di tempat yang sama, empat tahun silam.
Tapi tenang, tulisan ini tak kumaksudkan untuk ‘menyerang’ kesebelasan kebanggaan kita itu karena sudah terlalu banyak yang menyatakan kekecewaaannya.
Bukan pula karena aku hendak nyinyir ngomong soal mentalitas penonton yang dengan ‘meriahnya’ menyulut petasan pada sekitar 10 menit menjelang usai pertandingan, sesuatu yang menyebabkan untuk beberapa waktu lamanya wasit menghentikan pertandingan dan Indonesia terancam hukuman dari AFC/FIFA.
Untuk yang satu ini aku lebih setuju pada apa yang di-tweet-kan salah satu teman yaitu bahwa para penonton itu bukannya sedih karena tim-nya kalah, mereka malah senang jadi mereka nyalain petasan dan kembang api sebagai wujud celebration seperti kalau mereka merayakan tahun baru atau menyambut pengantin dalam acara resepsi pernikahan ala betawi.
Adalah Pak SBY yang membuat tulisan ini ada. Ya, SBY yang presiden itu. Malam itu beliau beserta keluarga besarnya hadir menyaksikan pertandingan secara langsung di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan namun tiba-tiba ia bergegas pulang padahal pertandingan belum usai dirampungkan.
Tentu ini menjadi tanda tanya besar meski banyak media keesokan paginya mencoba ‘menangkap’ arti kepulangan SBY beserta rombongan lebih awal.
Menurutku, jawaban dari “tanda tanya besar itu” itu jelas hanya milik Pak SBY, para media hanya bisa menduga. Nah, karena menduga itu bebas, maka aku boleh dong ikut menduga-duga juga, siapa tahu dugaanku benar!
Letih seharian bekerja
Jadi presiden bukan perkara gampang dan ringan, pasti berat dan meletihkan. Sementara pertandingan di GBK dilaksanakan baru sekitar pukul 18.30 WIB, jam dimana ‘aturan’ orang normal yang bekerja kantoran sudah saatnya untuk beristirahat. Kalau para pegawai kantor saja boleh leyeh-leyeh di halaman rumah setelah lelah bekerja seharian, kenapa Pak SBY nggak boleh juga merasa capek? Jadi deh Doi pulang ketika pertandingan belum usai digelar. Sah-sah aja, kan?
Ada agenda lain yg harus dilakukan
Kalian ingat dong dengan prinsip Pak SBY dalam memerintah, “state that never sleeps“, kalau perlu jam 3 pagi ada kerjaan ya dikerjakan! Begitu kira-kira… Nah, sebagai presiden yang konsisten dan memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan perjuangan, bisa jadi kemarin tiba-tiba Pak SBY mendapat reminder dari stafnya bahwa ada hal lain yang harus dikerjakan yang lebih penting dari sekadar menyaksikan tim yang sedang didera kekalahan.
*???? *???? *
Aku cuma punya dua kemungkinan jawaban di atas.
Beda kalau presidennya aku. Bisa-bisa poin berikut ini adalah tambahan kemungkinan alasan kenapa aku memutuskan cepat-cepat pergi dari GBK malam itu:
PSSI Kalah lagi.. kalah lagi
Come on! Presiden DV butuh ngeliat tim kebanggaannya menang dong jangan kalah melulu!!! Udah dibela-belain dua kali mengadakan sidang luar biasa untuk ganti ketua, ganti pelatih ganti pengurus kok ya masih kalah melulu?
Butuh berapa banyak lagi pemain naturalisasi untuk jadi bintang iklan? Eh maksudnya untuk jadi pemain andalan kita?
Dengan alasan itu maka kalau aku jadi presiden, aku akan pergi cepat-cepat dan bilang “Saya kecewa! Saya prihatin! Cape deh! Nazarrudin, pulanglah!” *loh *eh
Penonton memalukan karena petasan
Malu, gila! Apa kata dunia kalau baruuu ngeliat timnya kalah saja kok sudah main petasan dan petasan? Ini jaman sudah modern dan perilaku masih seperti jaman barbar? Belum lagi ancaman hukuman dan denda FIFA? Tekor mampus!
Kebelet pup
Meski sudah disediakan toilet kelas VVIP, tapi yang namanya toilet rumah itu di atas segalanya. Presiden DV ogah pup di toilet VVIP GBK milih pulang ke istana dan menikmati sesuatu yang tak tertahankan untuk dikeluarkan. Jadilah pulang duluan sebelum petandingan usai dilaksanakan.
Takut petasan
Ini serius! Aku paling takut dengan sesuatu yang mengagetkan dan meledak-ledak. Jadi bisa jadi Presiden DV pulang duluan karena takut petasannya mengagetkan atau gimana juga kalau ledakannya mengenai tempat duduk yang VVIP dan terlindungi kaca anti peluru itu? Lebay? Terserah…. tapi aku presiden, kalau kenapa-napa bagaimana jadinya nanti? Aku kan simbol negara?
Mungkin cucu ngantuk pengen bobok.
disiplin waktu DV
pertandingan sepak bola adalah 2×45 menit + masa istirahat, Jadi kalo sdh 45 menit+ istirahat + 45 menit… ya harus pulang. Kan agendanya padat
salam,
kalau Presiden Yessi, pulang karena takut kena petasan :P
Kalau president irni kalau pulang teringat jadwal sinetron di indosiar yg akan segera tayang.. sayang bo kalau dilewatin..
Saya malah males nonton, toh akhr pertandingan juga bisa diteba. Ya begini orang kita, banyak yang menyanjung hingga lupa daratan. Apalagi beberapa tahun terakhir PSSI seperti kembang Desa :P
Thank God you’re not the presiden, Mas :))
Masih boleh ditambahin ada kemungkiann lain buat berandai-andai dalam menduga dan mengira khan…?
Eh Dabbb…
Siapa tahu ada acara kejutan bin surprize dari sang besan AP. Dadakan sang besan ngundang SBY buat dateng kerumah dalam rangka syukuran lhooo…. Syukuran setelah genap setahun terbebas dari bui akibat skandal BI. Sekaligus mau berterimakasih atas pemberian ampunan sang besan dengan anugrah amnesti pun grasinya…
Who knowssss….. #mrenges
“state that never sleeps” itu mungkin benar, terbukti dengan hanya melihat kantung mata pak presiden yang seperti terlihat jarang tidur. Untuk masalah pulang cepat mungkin memang bisa saja beliau ada urusan. Mungkin saja sedang mengurus acara ulang tahunnya yang jatuh pada hari jumat ini.Ini hanya mungkin loh.
Saya malah nggak nonton bola…hehehe
Tapi susah ya jadi Presiden, pulang diributkan, nggak datang diributkan….
Sapa bilang SBY keluar sebelum pertandingan usai ?? Butuh Viaga biaar ngk keluar – keluar sepertinya ..
Bersyukur aku hanya seorang blogger, bukan presiden *tidurlagi
Sebetulnya itu para supporter Bahrain yang berkostum supporter Indonesia.
coba klo menang, mo petasan ato apa kek, pasti doi kaga pulang
doi pulang karena sudah yakin timnas ga bakal bisa ngejar ketinggalan
daripada malu, paslah itu petasan jadi alesan,
atau ….
jangan2 yg nyalain petasan suruhannya?
dari awal udah dikasi tau, klo timnas kalah, pasang petasan, biar ada alesan pulang lebih awal? hihihi
ini dia si nyinyir yang doyan me-reka-reka
eh bikin komen gini engga ditangkep kan? :D
Saya ikutan jenderal kecil aja,
melihat bola: .. baa .. baa ..baaa
lihat petasan : … doo .. doo .. dooo
:)
Ulasan penafsiran tentang presiden SBY yang lain juga sudah dibaca,
makin komplit dengan membaca kemungkinannya disini, tetapi alasannya kenapa, yang paling tau tetap Pak Beye.
Saya lebih tertarik membaca alasan Presiden DV,
salam kenal dan meninggalkan jejak ( saya lebih sering ngintip sebelumnya) dari blogger newbie emak2 Presiden DV :D
Pulang duluan karena kebelet?
Pak Presiden,
Kalo takut petasan kan tinggal bikin perintah utk nutup pabrik dan melarang penjualannya. Jadi Pak Presiden ga perlu pulang lebih cepet. Saya kan masih pengen duduk2 bareng pak pres… *ngglendot*
….Pemain timnas kemarin main cupu banget. :(
Kalau saya presidennya, saya bakal instruksikan agar petasan dinyalakan ketika timnas bermain tandang saja. Jadi yang terancam sanksi adalah negara, lalu kita bisa bermain home terus. Eh, tapi main home tetep kalah yak?
Lengkap banget reasonmu DOn.
Kalau menurutku, mungkin pak presiden kecewa dengan kelakuan suporter yang bikin malu, pertandingan dihentikan jadinya kan. Ya mungkin keceewa jg karena kalah… yaaa aku sedihlah. Tapi nasib…. :D
saya tahu itu,, pengin mampir dulu itu…