Setelah Natal kemarin, sadarkah kalian ada banyak kawan-kawan kristiani yang merayakan pernikahan maupun pesta ulang tahun pernikahan?
Masa antara Natal dan menjelang Tahun Baru memang sering dianggap sebagai masa baik untuk melakukan hajatan bagi kaum kristiani. Aku tak punya landasan dari sisi spiritual tentang hal ini tapi baiklah kusampaikan beberapa alasan yang semoga logis mengapa hal ini terjadi.
#1 Libur sekolah
Kebanyakan anak-anak Katolik/Kristiani bersekolah di sekolah swasta yang ?senafas-iman?. Sekolah-sekolah seperti itu biasanya libur yang panjangnya sejak beberapa hari sebelum hari Natal hingga beberapa waktu setelah Tahun Baru.
Hal itu lantas dimanfaatkan oleh orang tua untuk mengambil cuti menyelaraskan hari libur anak-anaknya, pulang mudik ke rumah asal masing-masing.
Kesempatan berkumpul keluarga inilah yang jadi alasan untuk mengadakan hajatan. Mumpung semuanya ngumpul!
#2 Suasananya pas
Selain ?mumpung semuanya ngumpul?, suasana adalah alasan lain.
Natal dan Tahun Baru adalah suasana yang sangat menyenangkan bagi kaum kristiani. Tuhan berulang tahun, mendekati akhir tahun, apalagi yang kurang?
Daripada diadakan di waktu lain, kerabat-kerabat harus menyesuaikan waktu libur lagi, tentu bukan hal yang mudah apalagi kalau sanak famili masih bekerja untuk negara (pegawai negeri) maupun orang lain (karyawan swasta). Beda kalau wiraswasta, bisa libur kapan aja, kan?!
#3 Cari romo lebih gampang
Tugas Romo paroki tidaklah semudah dan sesingkat memimpin perayaan ekaristi di Gereja tiap minggu. Setiap hari mereka juga dibebani tugas-tugas harian mulai dari memimpin misa harian, menjenguk dan mendoakan orang sakit, memimpin upacara perkabungan belum lagi undangan ke lingkungan (stasi/kring) untuk acara ini dan itu.
Nah, masa Natal hingga Tahun Baru biasanya adalah masa yang cukup longgar bagi para imam berdasarkan cerita beberapa kawan. Sehingga untuk acara-acara hajatan pernikahan misalnya, mencari (sembarang) pastor atau mengajak pastor khusus yang kita kenal dekat untuk memberkati pernikahan relatif lebih mudah karena pada rentang masa itu acara-acara rutin lingkungan biasanya ikutan rehat kecuali hal yang sifatnya emergency (misa requiem kematian dan perminyakan orang sakit) .
Jadi itulah alasan-alasan kenapa banyak orang Katolik/kristiani menikah dan berhajat baik antara masa Natal dan Tahun Baru.
Momentum selanjutnya yang biasa jadi ?imbas? dari acara pernikahan itu adalah siap-siap untuk nyumbang lahiran anak-anak yang ?dihasilkan? dari pernikahan di masa Natal-Tahun Baru ini.
Biasanya anak-anak itu lahir akhir bulan September, Oktober, November ataupun Desember. Tapi kalau nikahnya selama masa Natal-Tahun baru dan anaknya sudah lahir sebelum September tahun yang sama? husssh? jangan berburuk sangka dulu! Siapa tahu bayinya memang harus lahir prematur ya, kan? :)
Btw, aku menikah pada bulan Oktober, tapi disunat pada libur Natal/Tahun Baru tahun 1990. Fotonya di bawah ini. Coba tebak, aku yang mana? :)

Sunatan di tahun 1990
0 Komentar