Orang menggunduli bukit untuk kayu dan lahan hidup tanpa berpikir sepuluh tahun sesudahnya banjir membandang tanpa ampunan. Akibatnya tanaman yang dibudidayakan di lerengnya membusuk, panen pun gagal. Akibatnya, harga pangan membubung tinggi padahal perut manusia hanya bisa diberi makanan untuk hidup, selain itu mati.
Ratapan dibalut doa lalu terdengar di sana-sini mengharap tuhan turun tangan menolong.
Karena maha baik, penolong serta pemaaf, ia tak tinggal diam. Ia menolong meski barangkali perlu waktu sejenak untuk terpingkal-pingkal menertawakan tingkah polah manusia ciptaannya yang bodoh; dulu tampak begitu perkasa membabat hutan sekarang tulus menghiba menanti bantuan.
Persoalannya adalah, ke-sejenak-an bagi dia apakah sama dengan kita? Ada dibilang sehari di surga sebanding dengan seribu tahun di dunia. Jadi kalau dia butuh waktu tertawa satu jam saja? Hmm… hitunglah sendiri brapa lama di dunia? :)
Ah, manusia… :)
Ah… :)
*menghitung*
Ngeri juga ya, kalo kita diketawain sejam saja. Wogh, Om DV nek wis nulis koyo ngene ngeri e.. :(
Hehehehe..:)
lha?? gak yo gempa lek Tuhan tertawa terpingkal2 selama satu jam dengan menggunakan waktu Sorga?
Kok tau kalau tertawa pasti gempa? Kok tau kalau tuhan ada di surga? :)
Jika bahagia aku ingin lebih lama di dunia. Tapi kalau gak bahagia, buat apa juga lama-lama. Etapi tak butuh waktu sejenak untuk melakukan ibadah. Jadi aku tetep butuh lama di dunia :D
Hmmm? Kaitannya dengan tulisanku dimananya, Rus?
Ada yang bilang begini “tebas dulu dan hitung semua, nanti sebagian di sedekah kan”
Timbal balik, kira2 mereka udah siap2 beli kalkulator disana, menghitung, dan membaginya hingga sehari serasa sejam disini *halah,… ngomong apa sih* :P
Hehehehe.. pedas pedas pedasss.. :)
Dalam akuntansi bisnis, faktor tuhan diposting dimana?
*melipir
diposting di 0.1% atau paling banter 1% yang tak tersertakan di kalimat “Saya jamin bisnis Bapak berhasil.. 99% karena tiada manusia yang sempurna” Ngerti kan, Cak? :)
waduhhhhhhhhhhhhhh
duhhwahhh
Sejenak di dunia namun dikenang selamanya. -Gie-
Woh, berarti kamu maunya cuma sejenak saja? Tenannya? Salam Njedhir :)
jleb banget. menungsoooo menungso :D
Suwun, Mbok :)
dalem nih …. menusuk…
Thanks, Plaus
terdengar seperti “waktu narnia” mas.. kalau gak ada batasan di surga? seperti waktu di freez gt ya semau Tuhan tertawa??
mudah2an kita bisa sadar yak >_<
Hehehehe… iya, mari kita bebaskan imajinasi kita…
lha masalahe sing menggunduli segelintir orang, tapi sing nanggung akibate wong akeh. jadi rumangsaku, Gusti paling gur mesam-mesem… ora nganti ngakak. mesakne karo sing ora kumanan duite hahaha…
dan setelah tertawa Tuhan berkata, “Ah aku bikin mereka seperti Sodom dan Gomora saja… Ngapain susah-susah lagi?”
….hening…..
Sekejap mata Tuhan setara dengan satu triliun tahun :D
*ngawur