Kawin Campur

21 Mar 2012 | Cetusan

Oleh Nayarini*

Kata orang-orang, aku adalah pelaku kawin campur.

Seperti hal-nya hal-hal lain yang berbau campur mencampur seperti es campur, rujak campur, nasi campur, atau campur sari, kawin campur juga tak kalah menariknya untuk dibahas.

Makna harfiah dari kata ‘campur’ itu sendiri sebenarnya sudah cukup menarik. Kata ‘campur’ termasuk kategori kata kerja. Dari kamus besar bahasa indonesia, arti harfiah dari kata ‘campur’ adalah berkumpul, beraduk, berbaur, berkacau menjadi satu.

Lalu apanya yang dikumpul, diaduk, dibaur dan dikacau? Tentunya hal-hal yang secara prinsip dasar saling bertentangan, berbeda, tidak seragam, dan tidak berasal dari kelompok yang sama, tetapi dengan proses pencampuran tadi akan membentuk satu harmoni yang baru dan bisa diterima oleh rata-rata kebanyakan orang atau masyarakat.

Aku ambil contoh es campur.

Es campur adalah es yang dicampur dengan bermacam-macam bahan makanan lainnya. Isinya bisa berupa bahan-bahan yang tadinya tidak berhubungan dengan konsep pembuatan minuman, tapi dengan kreativitas manusia, bahan tersebut dicampur menjadi satu dan akhirnya menjadi sebuah konsep meracik minuman gaya baru, yaitu es campur. Di antara begitu banyak resep es campur yang berbeda-beda, rata-rata bahan yang dipakai adalah buah-buahan, sirup, manisan, dan es. Dari yang ada nangkanya, sagu merah, santan, irisan alpukat, sirup, es batu; sampai ada yang menambah racikan dengan kerokan kelapa muda, potongan agar-agar, tape ketan dll. Semua bahan-bahan tadi dicampur menjadi satu. Rasanya? Lezat tak terkira. apalagi kalau diminumnya pas tengah hari bolong di bawah teriknya matahari jakarta :-) *jadi haus, glek*

Seperti halnya konsep es campur di atas, kawin campur pun sama. Dua orang manusia berlabel suami-istri yang menikah dan berasal dari latar belakang yang berbeda, saling berikrar untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama-sama. *jeng jeng jeng*

Eh eh, ‘bentar! Nanti dulu toh, pelan-pelan njelasinnya.

Latar belakang apanya toh yang beda? Apakah orang jawa yang menikah dengan orang batak bisa disebut kawin campur? Apakah dua orang yang berbeda keyakinan dan menikah bisa juga disebut kawin campur? Apakah orang malaysia yang menikah dengan orang indonesia juga bisa disebut kawin campur? Apakah orang kaya yang menikah dengan orang miskin juga bisa disebut kawin campur? Apanya toh yang beda?

Hmm..apanya ya? *garuk-garuk kepala*
Sulit juga ternyata mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang tadinya kupikir relatif sederhana itu.

*semedi dulu*

Gini…

Pada umumnya, orang menyebut sebuah perkawinan adalah kawin campur, jika pasangan itu berbeda kewarganegaraan. misalnya: warga negara indonesia menikah dengan warga negara inggris! *tuh kan pinter aku, smug smug smile*

Hmm, yakin? Eh, bener ga ya?
Trus kalau skenarionya seperti berikut ini apakah tetap bisa disebut dengan istilah kawin campur?

Misalnya, seseorang lahir di tengah-tengah keluarga indonesia tapi mereka sudah lama berdomisili di inggris. Begitu si anak beranjak dewasa ia memutuskan memilih untuk berkewarganegaraan inggris (boleh-boleh saja donk…), dan tentunya berpaspor inggris. hingga suatu hari ia bertemu dengan jodohnya yang berkewarganegaraan indonesia tulen. Merekapun menikah. satunya berpaspor inggris, satunya berpaspor indonesia. apakah mereka juga pelaku kawin campur, meski sebenarnya keduanya berdarah indonesia?

Lalu apakah kebalikan dari skenario ini, di mana orang-orang asing yang sudah lama tinggal di indonesia dan berganti kewarganegaraan menjadi warga negara indonesia atau wni, lalu menikah dengan orang indonesia asli tidak bisa disebut sebagai pelaku kawin campur karena keduanya adalah wni? padahal kan yang satunya berkulit putih berdarah eropa atau berkulit gelap berdarah afrika misalnya. Lalu bagaimana dengan mereka yang menikah dengan sesama wni tapi salah satunya berdarah keturunan cina? Apakah mereka termasuk pelaku kawin campur juga?

Aha! Darah!!!

Mungkin inilah jawaban yang kucari-cari sejak tadi *nyari jawaban dengan cara bersemedi itu ternyata manjur lho saudara-saudara*

Jadi sepertinya kesimpulan dari definisi kawin campur itu (ternyata) adalah perkawinan antara dua orang manusia yang mempunyai darah keturunan yang berbeda! contohnya nih, seseorang berdarah biru dan bergelar bangsawan, menikah dengan seorang rakyat jelata! beda darah toh?! jelas….

Eh koq tiba-tiba jadi teringat pernikahan akbar abad ini antara Pangeran William dan Kate Middleton ya? Yang satu berdarah biru dan bergelar bangsawan, satunya lagi rakyat biasa dan berdarah merah *holoh*

Jadi kalau begituuuu… …
Oalah, ternyata mereka itu pelaku kawin campur juga :-D

Ach…jadi lega, ada temannya :-) *tiarap sebelum ditimpuk dorayaki*

Nayarini Estiningsih (@nayarini),Seorang wanita karir berdomisili di Inggris sejak 2006, bekerja di Inggris, lalu menikah dengan orang Manchester tahun lalu. Mulai suka nulis blog sejak 2010 di sela-sela kesibukannya sebagai karyawan tetap bidang sains dan teknologi di Sphere Medical Cambridge.
Anda ingin menjadi penulis tamu di situs ini seperti Nayarini? Silakan baca informasi di sini

Sebarluaskan!

26 Komentar

  1. lah terus penjelasan buat perkawinan campur penulisnya bagaimana? pengalamannya, suka dukanya, terus hasilnya bagaimana? ganteng nggak anaknya *eh

    Balas
    • honeylizious: tulisan di atas memang tulisan bergaya guyonan, ndak usah serius2, cepat tua :-D kalau mau tau cerita suka duka sehari-hari, sila baca2 blog saya atau ketemu di twitter. anak belum ada, baru diproses *eh

      Balas
  2. yang kutahu kalau lagi H*ID ngga boleh campur **loh**

    Balas
    • ga boleh dicampur es campur kan mb imelda **lhah** :-D

      Balas
  3. biasanya sih kalau yang ginian, yang lokal berusaha untuk mencari gen dari luar, dengan harapan nanti anaknya mungkin bisa gagah atau cantik..

    (heran,, asli Indonesia juga kan banyak yang cantik, jadi kenapa mesti cari yang internasional..)

    Balas
    • ‘ginian’ itu lawannya ‘gonoan’ ya mas endi :-D kalau saya percaya jodoh diatur sama Yang di Atas (saya ga tau anda percaya-nya gimana). jadi mau ‘berusaha’ mati2an ‘nyari gen dari luar -luar angkasa- hehe’ kalo ga jodoh ya ga jadi. kalau jodoh ga diusahain juga ketemu sendiri. tp memang stereotype/ asumsi/ anggapan negatif orang2 kitanya beginu eh.. begitu (seperti memperbaiki keturunan-lah, biar anaknya nanti jd artis kaya cinca laura lah, hehehe) dan anda mewakili salah satunya. saya ga heran, terlalu sering dengar, dan sudah kebal. eh jadi panjang… nanti disambung di blog saya saja ya. salam blogger :-)

      Balas
      • Makasih atas tanggapannya mbak:)

        Mungkin memang saya agak sedikit berbeda pendapat mengenai “Kawin Campur”. Karena saya melihat, orang indonesia banyak kok cewek dan cowoknya yang tinggi-tinggi, dan pastinya berparas menarik.

        Namun mungkin ada alasan-alasan lain yang membuat “kawin campur” ini terjadi, dan memang betul juga mengenai jodoh itu sudah ada yang mengatur, tapi kalau mau menentukan, saya pastinya lebih milih yang asli Indonesia aja mbak Naya

        Balas
        • sama-sama mas endi :-) makasih jg sudah ditanggapi lagi, berarti pesan saya tersampaikan. dan saya juga setuju kalau pendapat tiap orang beda-beda. jangankan soal kawin campur, soal sepele dalam hidup sehari2 saja bisa beda mas, dan bisa jd bahan berantem jg hehe :-) tapi menurut saya bukan soal tinggi pendek, atau paras. orang bule banyak jg koq yg jelek dan pendek, ga harus pirang, tinggi, mata biru dan ganteng. itu mah bule-bule di tipi hihihi…. sama jg cewek2 indonesia ga semua berparas dian sastro kan? hehe
          kalau soal mau milih, itu sih selera saja menurut saya lho ya, dan lagi2 tiap orang beda2. saya dulu jg ga pernah ngimpi nikah sama bule koq. mungkin mas endi nanti malah istrinya bule? hehe… God knows :-) saya teringat kebetulan ada teman cowok indonesia yg nikah sama cewek asli irlandia (berjilbab) yg saya kenal dan skrg tinggal berumah tangga sakinah di manchester :-) semoga berkenan… maaf panjang

          Balas
  4. ibu saya menikah dengan bapak saya yang (dulu) rumahnya hanya berjarak 400 meter-an dari rumah ibu.
    Itu kawin (eh, nikah) campur juga, beda desa soalnya, jadi saya hasil campuran 2 desa yang berbeda :)

    *boleh setuju boleh tidak, hehe

    Balas
    • saya pastinya setuju dengan mbak pety puri, beda desa juga bisa disebut kawin campur. apalagi kalau desanya terletak di perbatasan antara 2 negara meski cuma berjarak 400m, tapi satu di kalimantan-indonesia, satunya di malaysia nambah campur lagi hehe #eh namanya bagus ^.^

      Balas
      • hehe kebetulan itu betul2 satu kota, jadi saya nggak ada “Londo-londo”nya blas, mbak Nayarini :)

        Makasih… “Pety” itu nama panggilan dari Bapak saya (almarhum) sejak saya kecil. Sampe sekarang, yg manggil demikian adalah org2 dekat, selebihnya manggil nama asli saya, Fatma Puri #lho, kok malah cerita di blog orang :)

        Balas
        • woghhh gitu toh critanya hehe… ndak papa blog-nya mas Donny ini, dia kan baik hatiiiiiii :-) Pety Puri itu koq kedengarannya jadi mirip-mirip Katy Perry ya… #jangan-jangan :-D

          Balas
  5. Padahal aku mbacanya udah bercapur serius banget biar tambah mumet malah ternyta eh ternyata pada suka yg campur-campur.

    Balas
    • sobat yang suka bercahaya, yg campur-campur biasanya memang menyegarkan dan ga bikin mumet :-)

      Balas
  6. Menikah itu memang kawin campur, bukan? Ia terjadi karena ada dua aspek yang sangat berbeda bercampur jadi satu. Justrubkarena perbedaan mendasar itulah yang menyebabkan pernikahan itu membuahkan hasil. Malah, kalau tidak berbeda, takkan ada hasilnya sama sekali. Perbedaan apakah itu? Ya perbedaan jenis kelamin… :-D

    Balas
    • analisanya cerdas mas vizon :-)

      Balas
  7. Saya juga pelaku kawin campur, karena saya dan istri berbeda. Berbeda jenis kelamin, hehe. Itu termasuk ndak ya?

    Balas
    • bli wira *sok akrab* hehe.. beda jenis kelamin jg termasuk koq bli.. yg penting ada bedanya haha… tulisan saya lebih untuk mentertawakan pihak2 yg sering mengelompok2kan, peace hehe

      Balas
  8. jenaka dan lucu tulisannya. Kalau baca tulisannya jadi relatif dong ya, kawin campur itu definisinya.. :) tergantung siapa yang memandang.

    Balas
    • jenaka ya? makasihhhh *wink wink*… memang semua relatif mas applausr (eh bener kan ini mas-mas? :-p), cuma orang kan seringnya “njeplak” duluan – opo yo bhs indonesianya njeplak hihi- tanpa berpikir dulu. mudah2an dg tulisan saya org jadi berpikir lagi :-) semoga…

      Balas
  9. Tadi aku sudah menyiapkan kopi untuk mencegah kemungkinan jenuh membaca tulisan yg menurut perkiraanku bakal agak berat. Hahaha..akhirnya..aku ngakak, ini gaya menulis yang seru dan jenaka. sangat terhibur :)

    Balas
    • hi riris, kopinya kasih aku aja sini, ngantuk nih *hoammm* hehe . makasih udah baca2 dan jadi terhibur oleh tulisanku *terharu* – banyak tulisan2 lain yg enteng di blogku lho, silakan berkunjung *promo colongan*

      Balas
  10. Ibuku orang ambon-belanda, bapakku orang keturunan china, sedangkan aku lahir di jakarta, puber di bogor, dewasa di belanda. Kalo ditanya asalku org mana, aku selalu kebingungan, yg ada aku harus kasih tau asal-usul kedua ortu. Dibilang org china, aku ga bisa bahasa mandarin dan lebih mengerti bahasa ambon, dibilang org ambon mukaku nggak kliatan ambonnya….

    Balas
    • hi vanessa…bingung juga ya kalau begitu. jawabnya begini saja mungkin kalau ditanya lagi, aku asalnya dari bumi hehe…

      Balas
  11. Mbak beri info yg akurat ya, saya sedang menikah dg pria Indonesia Dan punya anak 3, pria England mengajak saya segera menikah dan membawa semua anak2 saya tinggal di england untuk sekolah. Sementara planning kami tetap berbisnis di Indonesia dan di bebrapa negara lain. Apa yg hrs segera saya lakukan Dan Siapkan? Bgm konsekwensi masing2 jika menikah di England Dan Indonesia. Konsekwensi masing2 Bagi kami jika tinggal di Indonesia Dan di England. Segera jawab ya mbak.tq so much

    Balas
    • wah, pertama-tama, saya bukan konsultan urusan perkawinan lho mbak jadi keakuratan info saya tidak bisa dijamin ya. lebih baik mbak konsultasi ke notaris urusan kawin campur hehehe.

      kebetulan saja saya memang bekerja dan berdomisili di england jadi ketemu suami orang inggris :-) tapi saya usahakan jawab ya. keputusan tetap di tangan mbak Mimi sendiri beserta konsekuensinya. ini soal hidup mbak lho (plus anak-anak tentunya), jadi ga maen-maen.

      kalau status mbak masih nikah dg pria indonesia, sepertinya ga bisa nikah begitu saja dg pria england itu, sampai status mbak resmi bercerai, karena kalau mbak akan nikah di england, kantor catatan sipil di england akan menanyakan semua surat2 resmi mengenai status pernikahan mbak sebelumnya, status anak-anak dan kewarganegaraannya, dan semua kudu diterjemahkan ke bahasa inggris, dicap notaris dan KBRI (kalau ga salah ya, silakan dicek lagi).

      kalau berniat nikah di indonesia, keduanya harus seagama, nikah berdasarkan agama, lalu dicatatkan di catatan sipil. kalau kemudian planningnya pindah ke england, surat2 ini juga harus diterjemahkan ke bahasa inggris, cap notaris untuk didaftarkan di catatan sipil england (kira-kira begitu, lebih detilnya nanti bisa dicek lagi, saya ga hapal proses persisnya karena pengalaman saya berbeda dg mbak).

      yang paling penting, kalau mbak masih bisnis di indonesia, harus ada perjanjian pra-nikah dengan si pria inggris untuk pemisahan harta. kalau ga ada perjanjian ini, maka hak-hak mbak untuk memiliki properti/tanah di indonesia akan hilang/dibatasi. mbak butuh notaris juga untuk ngurus ini.

      lalu, status si pria england yang ngajak nikah itu sendiri, apakah sudah dipelajari latar belakangnya, alamatnya di england, statusnya lajang atau apa, dan domisili tetapnya di mana. karena akan rada ribet urusan kependudukannya jika anak-anak sekolah di england sementara ‘bapak tiri’-nya tinggalnya di luar england.

      setelah nikahpun, mbak ‘cuma’ dapat 2.5 tahun ijin tinggal di england, yang kemudian harus diperpanjang 2.5 tahun lagi sebelum bisa mengajukan permohonan menjadi penghuni tetap, jadi tidak langsung dikabulkan untuk tinggal seterusnya hanya dengan menikah. pihak imigrasi akan ngecek lagi status pernikahan dan keharmonisan rumah tangga dll sebelum ijin tinggal diberikan.

      kalau konsekuensi hukumnya, saya bukan pakar hukum mbak, nanti salah lagi kasih info hehehe. tapi banyak info di internet, antara lain silakan klik tautan2 berikut ini. semoga membantu ya :-)

      http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt506946aad6d98/jika-permohonan-kpr-ditolak-karena-tidak-punya-perjanjian-perkawinan

      http://m.hukumonline.com/klinik/detail/cl5881/pembuatan-surat-nikah-poligami-dalam-kawin-campur

      http://m.search.hukumonline.com/id/dms/search/result?keyword=pria+asing&submit=&category=klinik

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.