Katolik Garis Lucu dan usaha menampilkan iman katolik yang asyik dan tidak baperan

24 Jun 2019 | Cetusan

Linimasa media sosial yang dalam setahun terakhir ini isinya politik melulu dibikin sedikit berbeda dengan munculnya fenomena akun-akun berakhiran ‘Garis Lucu‘.

Di Twitter, misalnya, muncul akun NU Garis Lucu (@NUgarislucu), Muhammadiyah Garis Lucu (@MuhammadiyahGL), Kristen Protestan Garis Lucu (@ProtestanGL), Buddhis Garis Lucu (@BuddhisGL) dan tak ketinggalan Katolik Garis Lucu (@KatolikG).

Cuitan demi cuitan yang dibawakan pun menarik dan memang betul-betul lucu! Secara khusus, aku mengamati akun Katolik Garis Lucu (@KatolikG).

Misalnya, ketika pesohor Deddy Corbuzier yang beberapa hari lalu memutuskan pindah agama dari Katolik ke Islam. Saat banyak orang merasa ‘tegang’ dengan peristiwa itu, akun Katolik Garis Lucu menanggapinya dengan cuitan berikut:

Atau menanggapi cuitan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti, yang muncul adalah seperti berikut:

Meski kadang kutemukan cuitan bernada serius meski tetap santai:

Karena penasaran, aku lantas mencoba menghubungi akun tersebut dan menawarinya untuk wawancara. Maka berikut ini adalah petikannya:

[DV] Halo min, ide awal pembuatan akun ini bagaimana?

[Admin Katolik Garis Lucu] Agama adalah wadah bagi aktualisasi iman di dunia. Namun dalam realitas aktual saat ini, banyak orang beragama dengan suasana batin yang tegang dan tak gembira. Muaranya, gampang marah, mudah tersinggung dan baper (bawa perasaan -DV).

Bagi kita umat Katolik, situasi ini bisa memunculkan sikap takut, kerdil, inferior. ?Jangan macam-macam, kita minoritas!? Nah, karena agama ada di dunia yang dianut manusia, kami ingin menghadirkan iman yang manusiawi.

Bercanda, tertawa dan bergurau dengan sesama umat yang seiman atau lintas agama. Kalau mau disebut agak teologis: Inilah model katekese gaya baru. Katekese Era 4.0.

Apa terpengaruh dengan adanya beberapa akun ‘garis lucu’ yang lain?

Nama akun memakai aliran garis lucu, karena sebelumnya sudah ada kelompok lain yang memakai seperti @NUgarislucu yang berhasil menyingkirkan ketegangan dalam beragama.

Kami juga berusaha menghidupi spirit Gus Dur sebagai guru besar dan ‘santo’ di bidang garis lucu.

Sudut pandang yang dipakai dalam mengeluarkan pernyataan itu apa dan bagaimana? Mengingat beragama di Indonesia itu kan akhir-akhir ini ‘cukup menegangkan’?

Kami ingin menampilkan iman katolik dalam konteks hidup di tengah masyarakat yang asyik, tidak baper-an dan bisa menertawakan diri, seperti kita sedang bercanda sehari-hari. Kami juga merespon isu-isu aktual dan ikut kontribusi dengan isu-isu keberagaman sebagai wujud rasa cinta ke NKRI.

Kami berusaha ikut meredakan ketegangan yang sering membawa agama di atas panggung politik dan membawa politik ke ruang ibadah. Kami tidak berpolitik tapi kami akan mengkritisi negara khususnya terkait isu-isu kemanusiaan. (Beberapa waktu sebelum tulisan ini dipublikasikan, akun @KatolikG mengunggah cuitan terkait masalah Kasus Semanggi 1998 yang tak kunjung tuntas yang diperjuangkan oleh kawan-kawan Kamisan salah satunya, Bu Sumarsih. Aku pernah mewawancarai Bu Sumarsih di blog ini, klik di sini untuk membacanya -DV).

Apa nggak takut justru jadi bumerang, ‘kelucuan’ yang dibawa bisa membuat orang yang sudah terlanjur tegang menganggapnya jadi gak lucu dan malah penghinaan?

Sebelum kami memposting tentu kami menimbang-nimbang dulu kemungkinan dampak atau akibatnya. Kalau pasti bikin ramai ya tidak kami naikkan.

Suatu kali kami sempat memposting twit yang langsung mendapat tanggapan dari ‘garis tegang’. Kami berpikir: dari pada nanti jadi bola panas berkepanjangan dan tidak kondusif, posting tersebut kami turunkan. Namun, dalam banyak twit yang kami posting, apa yang kami anggap sensitif seringkali justru bisa diterima dan mendapat respon positif.

Kami sendiri sering terkaget-kaget karena reply yang muncul justru luar biasa asyik dan lucu-lucu. Kami tertawa seharian sampai gigi kering!

Kalau boleh tahu, berapa orang dalam tim?

Tim inti tiga orang. Penggembira sekitar tujuh orang.

Apakah akun ini berafiliasi dgn kelompok tertentu?

KatolikG tidak berafiliasi dengan kelompok apa pun. Kami hanya orang-orang yang ingin Gereja Katolik menjadi lebih terbuka dan gaul, bisa guyonan dengan siapa saja: sesama umat Katolik, umat lain, termasuk Bu Menteri Susi dan Pak Jokowi.

Wow, apakah kalian merasa gereja tidak terbuka? Definisi keterbukaan itu seperti apa?

Gereja sudah terbuka. Hanya saja kami masih merasakan bahwa institusi Gereja cenderung masih menggunakan pendekatan formal-birokratis, khususnya ketika berinteraksi dengan pemerintah dan kelompok-kelompok (agama) lain.

Padahal, di era media sosial ini, batasan-batasan formal-birokratis itu sudah cair sehingga sehingga interaksi berlangsung natural. Kami jarang menemukan misalnya Romo atau Uskup yang mainan Twitter dan saling mention dengan tokoh-tokoh agama lain, termasuk misalnya Menteri-Menteri dan Jokowi. Kan asyik kalau bisa gitu!

Kami berharap bahwa Gereja Katolik makin gaul, percaya diri, dan mau bertegur sapa dengan siapa saja, tanpa ada perasaan atau ketakutan bahwa kita minoritas.

Anda kaum klerik atau awam?

Kami awam, tapi di tim penggembira kami ada beberapa pastor yang kami ajak berdiskusi, memohon masukan dan berkonsultasi, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan dogma dan ajaran Gereja. Jika kami tidak tahu atau tidak yakin tentang dogma atau ajaran Gereja Katolik, kami berkonsultasi dengan mereka.

Soal Deddy Corbuzier kemarim cuitanmu mem-viral. Apakah proses pindah agama perlu ditanggapi seringan itu padahal bagi sebagian orang itu amat berat?

Ya. Pindah agama, ada yang keluar ada yang masuk ke agama yang berbeda, adalah fenomena yang biasa dan bisa terjadi pada siapa saja. Kebetulan kali ini Om Deddy Corbuzier.

Fenomena ini mirip-mirip dengan kolega kita, misalnya ada Romo yang keluar imamat dan masuk Islam. Biasa saja. Misteri seperti itu hanya orang itu dan Tuhan yang tahu. Karena itu ketika Om Deddy pindah Islam, kita serahkan secara resmi kepada teman-teman @Nugarislucu, kita lepas dia dengan kegembiraan dan kita selamati!

Sampe kapan akun ini anonymous?

Sampai kami dipanggil Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Kalau KWI meminta kami membuka identitas, kita buka. Termasuk kalau KWI meminta kita menutup akun, kita akan tutup akun ini. Pejah gesang nderek KWI dan Yesus! Amin! Halleluyahahaha?

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Manusia hanya melihat apa yg nampak saja dengan penilainya sendiri, Tetapi Tuhan melihat hati manusianya.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.