Berita menyejukkan datang bertubi-tubi meredakan situasi atau setidaknya menenggelamkan mereka yang berkoar-koar menaruh benci tanpa henti.
Dewan Paroki St Maria Diangkat Ke Surga/Gereja Katedral Jakarta memutuskan untuk mengubah jadwal perayaan ekaristi minggu pagi khusus pada Minggu, 25 Juni 2017 karena pada hari itu umat muslim merayakan Idul Fitri dan halaman akan dipakai untuk mendukung pelaksaan Sholat Ied di Mesjid Istiqlal yang letaknya bersebelahan dengan Katedral.
Biasanya, Gereja Katedral menggelar misa minggu pagi sebanyak empat kali masing-masing pukul 06.00 WIB, 07.30 WIB, 09.00 WIB dan 11.00 WIB tapi khusus pada 25 Juni mendatang, misa minggu pagi hanya diadakan dua kali yaitu pukul 10.00 WIB dan 12.00 WIB.
Yang menarik adalah alasan Rm Hani Rudi Hartoko, kepala paroki setempat, seperti dikutip Kompas.com. Kepada Kompas.com, Romo Hani berkata, “Kami memahami umat Muslim hanya ada satu waktu serentak untuk Shalat Id. Sedangkan misa bisa menyesuaikan diri karena ada beberapa kali, beberapa hari Minggu.”
Aha! Ternyata kuncinya adalah pemahaman.
Hal ini mengingatkanku bagaimana berita menyejukkan lain pernah terjadi masih di seputaran Masjid Istiqlal – Gereja Katedral pada aksi massa 11 Februari 2017 silam.
Waktu itu, aksi damai yang merupakan kelanjutan dari aksi 2 Desember 2016 (212) yang agendanya adalah untuk menuntut Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) atas kasus penistaan agama, sedang dilangsungkan.
Tiba-tiba tak jauh dari aksi, serombongan mempelai pengantin berusaha menyibak lautan massa karena hendak menikah di Gereja Katedral.
Sekonyong-konyong, kawan-kawan dari Front Pembela Islam (FPI) yang ikut dalam aksi, mengkomando pada para peserta demo yang lain untuk memberi jalan pada mempelai, “Ayo Pak, tenang kami akan kawal sampai ke depan gereja. Ayo, minggir dulu, kita beri jalan untuk saudara kita umat Nasrani yang akan melangsungkan pernikahan.” demikian seperti diliput Liputan6.com.
Mereka lantas tak hanya memberi jalan tapi juga memayungi dan menghantar mempelai pengantin dan rombongan hingga ke Gereja Katedral karena saat itu hari hujan.
Coba simak video di bawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=K_TVzhX0JkY
Mengharukan ya?
Intinya lagi-lagi pemahaman.
Kawan-kawan FPI yang sedang berdemo itu paham bahwa mempelai pengantin dan keluarganya tentu telah menyiapkan hari itu sejak lama, sejak para pendemo menyatakan niat untuk berdemo.
Ah, mataku berkaca-kaca menuliskan semua ini. Bayangkan kalau semua pertikaian dan gontok-gontokan yang menyeruak akhir-akhir ini diselesaikan dalam sebuah kesepahaman?
Atau jangan-jangan segala kekacauan itu hanya terjari karena para oknum tak paham atau pura-pura tak paham untuk mendapatkan kesepahaman dari mereka yang dianggap sepaham.
Paham?
ah itu karena ada baret ungu depan tadi