Kaset VHS dan gerbong paling belakang

23 Mei 2013 | Cetusan

Rasanya campur aduk gimanaaa gitu ketika kemarin melihat, tak jauh dari resepsionis outpatient ward di rumah sakit yang kudatangi untuk medical checkup anakku, Odilia, ada sebuah troli penuh dengan kaset video VHS (Video Home System) yang diberi label “Free, help yourself!” Padahal meski bersampul usang dan beberapa di antaranya sama sekali tak bersampul tapi dilihat dari judulnya, kaset-kaset yang kebanyakan adalah film dan kumpulan video clip anak-anak itu sangat menarik.

Aku membayangkan kaset-kaset itu sebelumnya digunakan untuk diputar di ruang tunggu, kamar pasien (yang semuanya pasti anak-anak) hingga akhirnya siang itu, entah mungkin karena peremajaan infrastruktur yang semula menggunakan alat putar video VHS ke sesuatu yang lebih baru, kaset-kaset itupun dibagikan begitu saja.

tumpukan itu...

tumpukan itu…

Ingatanku lalu melanglang buana ke era sekitar 25 – 20 tahun yang lampau.
Ketika itu aku masih tinggal di Kebumen dan alm. Papa selalu mengajakku ke rental kaset video tiap sore untuk menyewa film-film terbaru ataupun film-film silat klasik dan romansa berseri lainnya.

Ingat juga, masih di era itu, Mama dan Papa sering menyuruhku membeli kaset video kosong untuk merekam aneka ragam acara televisi mulai dari Selecta Pop, siaran langsung tinju hingga Aneka Ria Safari dan Album Minggu Kita (dan sebenarnya dari sana jugalah referensi musik 80an kudapat dan berkembang karena kuputar berulang-ulang).

“…semua hal di dunia ini memang memiliki putaran masanya sendiri-sendiri; lahir, bertumbuh dan jaya, redup lalu mati tergantikan dengan hal-hal lainnya yang juga memiliki putaran masa yang akan sama pula”

Hingga akhirnya, teknologi piringan kompak menggejala, masuklah laser disc disusul compact disc, visual compatt disc, digital video disk lalu blu-ray disc sekarang ini membuat teknologi video VHS jadi tampak berada di gerbong terujung belakang dari rangkaian kereta.

Miris memang, tapi apa mau dikata, semua hal di dunia ini memang memiliki putaran masanya sendiri-sendiri; lahir, bertumbuh dan jaya, redup lalu mati tergantikan dengan hal-hal lainnya yang juga memiliki putaran masa yang akan sama pula. Tak ada satupun pihak yang mampu mengerem semua itu bahkan ketika aku berusaha untuk mengambil satu saja kaset video dari rak itu untuk kenang-kenangan, aku tersadar “Untuk apa? Di rumah masih ada kenangan-kenangan lain seperti CD, kaset dan buku-buku lainnya yang kini tergantikan oleh digital copy! Semua juga akan jadi kenangan!”

Maka kutinggalkan troli yang tampaknya juga tak diminati seorang pengunjung pun sementara Odilia, masih memandangi tumpukan kaset itu, ia tak tahu barang sebesar batu bata itu dulu mengawal papa dan mamanya tumbuh dan berkembang dengan bahagia.

Sebarluaskan!

13 Komentar

  1. itu sunnatullah, hukum alam,
    semua yang baru akan usang, yang ada akan sirna, :)

    Balas
  2. Setiap zaman punya anak emasnya masing-masing, Mbak.

    Balas
  3. Saya belum sempat memiliki teknologi tersebut, bukan karena masih muda, namun saat teknologi vhs, laserdisc, ekonomi waktu itu belum mampu membeli playernya, bahkan tipi pun masih hitam putih dan 14 in :D

    Balas
  4. jd pengen tau Jepang skrg seperti apa, dulu waktu disini udah mulai jaman file digital, di Jepang msh betah dgn teknologi video beta (tahun 2003) tp skrg sepertinya sudah berubah

    Balas
  5. Kangen jadinya Don dengan model kaset VHS itu. Ah jaman dulu tetap ngangeni….

    Balas
  6. Padahal aku masih punya kumpulan VHS dan masih ada video nya (tapi mungkin udah nggak bisa digunakan lagi).

    Balas
  7. dulu, memang sering banget dipakai buat ngerekam. dan di Melbourne sempat punya video yang bisa auto ngerekam yang dischedule, terutama film kayak friend.

    Balas
  8. Betul mas, semua ada masanya, kita kadang merasa gimana gitu ketika melihat suatu hal yang dulunya begitu hebat lalu tergantikan begitu saja oleh hal lain yang tak kalah hebatnya.

    Balas
  9. Baru tahu kepanjangan VHS. Mungkin belasan tahun mendatang, DVD dan BluRay yang akan mengalami nasib sama, mungkin.

    Balas
    • Yup. Semua yang menarik sekarang akan menjadi kenang-kenangan untuk masa depan :)

      Balas
  10. hehehe semisal kamu ambil, masih ada playernya ngga?
    Aku masih punya, Tapi sebentar lagi akan kubuang. Dan masih byk kaset VHS. Di sini juga masih ada beberapa rental VHS kok.
    Well, orang Jepang termasuk yang tercepat modernisasi tapi tidak yang tercepat membuangnya. Kaset pun masih dijual kok di sini :D
    Dan harganya sama dgn CD :D
    (sekaligus menjawab pertanyaan Didut, VHS Masih ada tapi tidak BETA)

    Balas
    • Player kubuang dua taon silam :)

      Balas
  11. aku sangat suka format video ini, dari zaman betamax, cuma karena betamax sudah lebih dulu menghilang jadi sudah tidak punya lagi, tapi tidak dengan format VHS, aku masih punya beberapa film serta dua player pemutar, sesekali kuputar untuk melihat gambar yang vintage kadang ada gambar goresan putih dan gambarnya sedikit bergoyang, asyiklah pokoknya, kalau ada yang mau membuang kasetnya boleh saya minta ^_^

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.