Karena Tuhan tak se-cemen itu…

22 Jan 2016 | Agama

Video di atas?ini ku-share kemarin di Facebook. Awalnya aku berpikir brilian juga ide orang ini meyakinkan orang lain tentang eksistensi Tuhan.

?Kalau Tuhan itu ada, kenapa ada sengsara?? tanya tukang potong rambut yang meragukan Tuhan ke pelanggannya.

Pelanggan itu tak bisa berkata apa-apa. Keluar dari tempat itu, ia menemui seorang berambut gondrong lalu membawa orang tersebut masuk ke dalam menemui si tukang potong rambut tadi.

?Bagaimana dengan ini??Ia berambut panjang apakah itu berarti tak ada tukang potong rambut??

Lalu jawab tukang potong rambut itu, ?Ada! Tapi ia tak datang padaku jadi rambutnya panjang begitu!?

Nah, sama saja, kan? Kenapa ada sengsara di luar karena mereka tak datang pada Tuhan.

***

Ada sesuatu yang kurang tepat dalam analogi ini.

Keberadaan Tuhan dipertaruhkan dengan ada atau tidak adanya sengsara.

Kalau aku jadi tukang potong rambut tadi, dengan tangkas aku akan menjawab, ?Tapi kalau begitu kenapa masih ada banyak orang yang tetap sengsara meski mereka selalu datang ke masjid, gereja, kuil dan tempat ibadat lainnya??

Bagaimana pula dengan orang yang tersiksa, terusir dari tanah airnya sendiri, terbunuh hanya karena mereka percaya Tuhan dan membela iman mereka? Dimana Tuhan?

Lalu pembicaraan bisa melebar kemana-mana?

Bagiku, percaya dan datang kepada Tuhan itu bukan jaminan bahwa seseorang tak akan mendapatkan sakit dan sengsara. Kalau memang rasa sakit dan sengsara itu ada dalam skenarioNya, apa mau dikata?

Percaya kepada Tuhan adalah kesadaran diri untuk mengakui sebuah kuasa yang lebih besar dari dirinya dan ini sejatinya tidak mudah.

Bagiku, hal itu adalah proses sepanjang hidup. Jatuh-bangun antara percaya dan tidak percaya meski itu tidak terucap kata-kata adalah lumrah karena kita lemah dan sebaliknya, ketika kita berusaha berjuang untuk terus percaya, itu juga lumrah karena.. Tuhan memang benar-benar ada untuk menguatkan kita untuk terus percaya.

Ada memang orang yang dibuat percaya seketika itu juga tanpa proses berbelit-belit.
Tapi ada juga orang yang sok yakin dan sok percaya supaya kelihatan keren saja… meski itu hanya sedikit dan kalian pasti tidak termasuk disitu hehehe?

Jadi, kalau aku jadi yang ditanya oleh si tukang potong rambut tentang ada atau tidak adanya Tuhan, cukup bagiku untuk bilang ?OK, itu hak kamu untuk tidak percaya dan aku hormati.?

Tuhan tidak bisa dijelaskan.?Kalau Ia bisa dijelaskan dengan sempurna dan se-cemen itu, berarti Tuhan yang kita kenal bukanlah Tuhan Yang Maha Sempurna, karena kesempurnaan kita tidak ada se-tai-gigi-Nya, bagaimana mungkin kita bisa mengenal batas-batasNya?

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Analoginya memang ndak pas buat Katolik… karena justru Yesus itu berambut gondrong dan wafatnya sengsara :D

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.