Kaos “Kutus-Kutus”

25 Okt 2023 | Aku

Almarhumah Eyang buyutku, Mbah Yut (Simbah Buyut), begitu aku memanggilnya, selalu minta dituangkan minyak oles ke piring kecil setiap malam lalu dibawanya ke kamar. Sempat penasaran untuk apa, akhirnya sekali waktu aku pernah mengintip ke kamarnya yang hanya dipisahkan dengan papan ‘harbot’ dan ternyata minyak itu dioleskannya ke perut, punggung dan kaki sebelum tidur.

Eyang Putri, anaknya Simbah, yang kupanggil Ibu dan sekarang tinggal di Bekasi, punya kebiasaan yang lebih ‘parah’ lagi. Seingatku hampir setiap hari ia minta dikerok punggungnya. Masuk angin atau tidak, ia selalu mengawali malam dengan berseloroh, “Awakku kok ra penak yo… mbok tulung dikeroki…”

Almarhumah Mamaku sebelas dua belas. Gak perlu berseloroh, cukup bersendawa lalu mengambil uang logam dan minyak untuk kerokan menjelang tidur.

Sementara aku? Umur baru 46 tahun tapi sudah sampai pada tingkat sugesti bahwa kalau belum mengolesi bagian tubuh tertentu dengan Minyak Kutus-Kutus rasanya belum afdol untuk tidur! Setidaknya kuoleskan ke telapak kaki. Kalau dengkulku sakit karena kebanyakan jalan kaki (sehari aku jalan setidaknya 10 ribu langkah) ya kuoleskan juga ke bagian itu. Kalau pas latihan beban trus merasa persendian atau ototnya gak enak, diolesin juga. Sesudahnya tidur dan konon memang lebih pulas jadinya.

Saking pentingnya Minyak Kutus-Kutus, bahkan kepada Kadri Mohammad, vokalis Makara Band dan seorang lawyer hebat di Tanah Air, ketika beliau berkunjung kemari aku bilang, “Mas, nitip Minyak Kutus-Kutus dong!” Dan iapun membawakannya untukku, dua botol jumlahnya hahaha…

Ada kawan bilang itu efek placebo saja. Ya benar juga barangkali karena ketika sudah terlalu ngantuk, ketiduran dan lupa mengoleskan minyak kutus-kutus toh aku ok-ok saja, bangun dengan segar di pagi harinya. Tapi malamnya  begitu lagi-begitu lagi! Kutus-kutus lagi! Kutus-kutus lagi!

Tapi kadang penasaran juga kenapa aku suka minyak ini? Selain khasiatnya, selain karena pemilik usahanya adalah kakak angkatan (cukup jauh) di SMA Kolese De Britto juga karena aromanya. Aroma Kutus-Kutus bikin nagih! Gak bikin eneg dan bau mentol seperti minyak angin kebanyakan.

Tapi meski alami, karena terlalu sering mengoleskan maka aroma sprei dan kaos tidur pun ikut bau kutus-kutus.

Ngomong-ngomong soal kaos? Ya ini kaos GudegNet :) Kaos tidurku…

Kaos ini punya makna bagiku. GudegNet adalah situs web tentang kota Jogja yang bersama kawan-kawan kudirikan pada 24 Februari 2000. Aku berada di sana hingga 2008 lalu pindah ke Sydney, Australia. 

Ketika liburan ke Jogja pada Maret 2015, Iwan Santoso, kawan dekatku waktu TK dan SMA serta sesama pendiri GudegNet memberiku kaos ini. “Buat kenang-kenangan,” katanya.

“Mesti bayar berapa?” tanyaku setengah bercanda.

“Gratis ra sah mbayar tapi syarate kudu mbok enggo neng Ostrali!” ujarnya.

Dua bulan sesudahnya Iwan meninggal dunia mendadak dan hingga kini aku menuruti permintaan terakhirnya itu, mengenakan kaos itu meski hanya sebagai kaos tidurku yang makin lama makin harum karena bau minyak kutus-kutus…

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.