Maka ia akan kalah dalam Pilkada mendatang.
Mungkinkah? Mungkin saja. Kalau ia mungkin menang, maka mungkin juga ia bisa tumbang. Namanya juga kehidupan, seperti roda katanya, kan?
Menangis? Boleh.
Bersedu sedan? Silakan.
Patah semangat? Janganlah, bengkok dikit boleh tapi jangan sampai benar-benar patah repot nyambungnya nanti.
Tak perlu juga kecil hati karena Ahok pun kalau kalah secara ksatria dan tak dicurangi, ia akan tetap berbesar hati. Tapi perlu juga risau apalagi hingga apatis terhadap NKRI.
Percayalah, Kawan… Ahok, sebagaimana halnya Risma, Jokowi, dan siapapun yang kalian idolakan hanyalah sebuah noktah kecil nan cerah. Ia akan berpendar punah ketika alam menyerap energinya hingga penghabisan. Tapi kalau kita biarkan begitu saja hingga masanya berlalu, ya kita hanya akan terhibur tanpa sedikitpun belajar. Jadi? Tangkap sinar dan kilaunya selagi bisa semoga hal itu membuat kita jadi ketularan juga, berkilau-kilauan nantinya…
Kalau Ahok kalah, tak perlu juga jadi antipati pada pemerintahan yang baru karena sebenarnya mau antipati mau bersimpati, hidupmu ya hidupmu. Siapapun gubernurnya nanti, ia hanya akan mencoba untuk membantu membuat hidupmu menjadi lebih baik meski mungkin menurut versinya yang bukan versimu.
Jadi, hormati, bisa juga pakai kata-kata Hillary yang dengan bijak menanggapi kekalahannya dari Trump tempo hari, “We owe him an open mind and the chance to lead!”
Selebihnya? Hidupmu akan berjalan seperti biasa lagi. Soalan-soalan sehari-hari yang selama ini mungkin kalah oleh pekik “Ahok! Ahok!” jadi menyeruak ke permukaan seolah minta diperhatikan dan sejatinya memang justru itu semua yang harus lebih difokuskan!
So, selamat berkampanye saudara-saudaraku. Doaku selalu untuk kamu!
Kalau ga menang, ya uda. Mungkin ada hal lain yg lebih penting untuk dikerjakan. Siapa tau? :)