Kabar

17 Jan 2009 | Aku

Pada mulanya aku ingin mengabarkan kabar baik itu, pertama-tama untuk keluarga orangtua di Indonesia sana.
Sudah kuberketik di blackberry dan sudah pula kutambahkan nomer handphone Citra, adikku , Mama dan Papa lalu tinggal memencet “SEND” tapi lalu kuurungkan begitu saja…

Lantas kucoba untuk membuka aplikasi Mobile Facebook, masih melalui Blackberry-ku, ingin kutuliskan status di sana tentang sesuatu yang menggembirakan yang baru saja kuterima kabarnya… Tapi sekali lagi aku merasa aku tidak pada tempatnya untuk mengabarkan kabar gembira itu kepada siapapun kecuali kepada istriku terlebih dahulu.

Maka, sepulang dari Caringbah aku bersicepat mengejar kereta jam 1.35 pm menuju ke Sydney dan ketika berhasil mendapatkan tiket lalu menaikinya….. O well, perjalanan yang memang sudah lama itu jadi semakin tampak lama saja! Satu menit serasa satu jam, satu jam seperti satu hari dan satu setengah jam, lama perjalanan itu, benar-benar siksaan yang tak terkatakan!

Kukeluarkan “Jejak Langkah” dari tas punggungku lalu kutuju pada halaman terakhir yang menjadi perhentianku pagi tadi. Aku memang sedang dalam tahap membaca ulang semua koleksi buku Pram yang sempat kubawa ketika pindah kemari karena terus terang saja, kibasan kata-katanya yang khas yang pernah kukagumi dulu itu sangat kurindukan. Kurasa itu semua bisa menjadi senjata yang tepat untuk menghadapi dunia yang baru, bumi yang masih tetap sama dengan manusia-manusia yang baru ini.

Tapi, menyelesaikan tak lebih dari 10 lembar tiba-tiba mood membacaku hilang.
Ada degup jantung yang tak seperti biasanya kurasakan dan oh, ternyata perasaan gembira yang meluap-luap serta ketidaksabaranku untuk mengabarkan kabar gembira ini kepada istri cepat-cepat membunuh nafsu membacaku begitu saja.

Lalu aku menyadari karena lupa untuk berdoa pagi tadi!
Kubuka lagi tasku, pada saku sampingnya kurogohkan tangan untuk meraih rosario dan menggenggamnya keluar.

Mulailah kudaraskan doa sambil mengucap syukur untuk semuanya, untuk segalanya.
Pada awalnya begitu indah, kata demi kata tak lepas dan lari begitu saja, tapi ada penghayatan yang meruap hingga ke ujung kepala! Tapi itu tak lama, baru pada butir kelima, aku sudah tak kuasa untuk kembali mengendalikan “gejolak” dalam diriku, pikiranku melayang kemana-mana!

Pada cerita gembira yang baru kudapatkan, pada bayangan tentang bagaimana reaksi istriku nanti, pada bayangan bagaimana hangatnya sambutan teman-teman di Facebook dan blog nanti, pada bayangan bagaimana aku akan melalui hari Senin depan dengan penuh sukacita di tengah sorak tambur penyemangat, pada stasiun-stasiun serta pohon-pohon yang pada kaca jendela kereta kulihat berlarian ke belakang, pada ibu-ibu muda yang membawa kereta bayi dengan hanya berkaus kutang tanpa kutang lapisan di dalamnya dan…

Ah, kenapa naga-naganya begini, sementara di tangan dan bibir terus menerus mengusahakan doa?
Lalu aku terlelap… dan terbangun ketika bising pengeras suara menyuarakan “The next station is…Town Hall!”

Kurapikan dan kukibas-kibaskan kemeja serta celanaku. Rosario yang masih melingkar di tangan kembali kumasukkan ke dalam tempatnya. Dari saku kukeluarkan sebutir kembang gula untuk memecah bau busuk dari mulut yang terkatup semenjak awal ketiduran tadi.

Kereta pun berhenti dan aku bergegas keluar.
Pukul 14.59 pm, nyaris satu jam aku terlambat dari janji dengan istri untuk makan siang bersama.

Bergerak dengan cepat, kunaiki anak tangga menuju ke jalan raya, menyeberanginya diantara ratusan orang yang tergesa-gesa, menjemput istriku di kantornya, menggandeng tangannya keluar dan mengajaknya pergi ke tempat makan seperti biasanya.

Lalu ia bertanya,
“Jas kamu mana?”
“Oh, kulipet di dalam tas!”
Ia tersenyum….

Sial, tak terpancing rupanya, gumamku!
“Ngg.. nggak papa kan kulipet di tas gitu?”
“Hehehe nggak papa, ya paling lecek!”
Nyaris kena! gumamku lagi.

“Ya nggak papa lah, lagipula dalam waktu lama kayaknya aku nggak akan pake jas ini lagi kok!”

Istriku tersenyum sambil berpikir, berpikir sambil tersenyum lantas mengubahnya jadi tawa tapi tawa yang tetap tak ia mengerti.

“Kok bisa?”
Aku menjawabnya dengan senyum yang lebih lebar lagi..

“Hehehe…. ayo tebak!”
“Kamu udah ketrima kerja ya ?!”
Tangannya memegang tanganku.

Aku mengangguk. “Yup! Mulai senin depan aku sudah bukan lagi pengangguran, aku diterima kerja di Belrose!”
Lalu pegangan tangan itu berubah menjadi pelukan, dan kata-kata pun tandas digantikan kecupan.

Hari itu, 14 Januari 2009, hari ke-75 aku tinggal di Australia akan kuingat sebagai hari yang kutancapi tonggak karena untuk pertama kalinya aku mendapatkan pekerjaan tetap di tanah baru ini sesuai bidang dan keahlianku.

Hari dimana Tuhan sekali lagi telah berhasil meyakinkanku bahwa Dia tak akan pernah tinggal diam begitu saja dalam peziarahan hidupku. Hari dimana Dia dimenangkan terhadap kepesimisanku sendiri, melebihi kondisi krisis ekonomi yang menggelap, memangkas habis congor-congor yang bersuara tak kalah pesimis terhadapku, tentangku dulu.

Dan aku, aku sebenarnya tak layak untuk lebih menjadi pemenang ketimbang diriNya.
Hanya lewat tulisanlah ini aku bersaksi dan bersuara!

Sebarluaskan!

18 Komentar

  1. Selamat dadi pekathik, hehehehehehehe. Do the best for your new company there !!!

    Balas
  2. Betapa senangnya saya mendengar kabar gembira ini Don, betapa sebetulnya bahwa bangsa Indonesia memiliki kualitas yang juga bisa bekerja di luar negeri.
    Selamat ya Don, dan memang semua juga atas perkenan Nya.

    Balas
  3. selamat ya Don…:)
    Kabar ini betul betul bagus, indah, dan menyenangkan.
    Aku amat sangat suka dengan kalimat kalimat yang kamu rancang, tulisan ketika kamu bersyukur…bahwa Tuhan tidak pernah diam dan selalu ada untuk menjawab doa umatnya.
    Hey Don!!
    semangat ya :)
    Damn..tulisan ini bikin aku terharu…ikut merasakan senang, dan bahagiamu..terlebih lagi..bersyukur mu…
    Dahsyat Don..
    Salam buat Joice ya….
    Love you both :)

    Balas
  4. Waah………….
    Selamat ya Don !!!!
    Ikut senang mendengarnya.
    Semuanya akan indah pada waktunya bila terjadi seturut dengan kehendak Tuhan.
    Selamat Bekerja,
    Tuhan memberkati !
    :)

    Balas
  5. selamat ya thuk, sudah dapat kerjaan, meski lagi krisis begini..
    tapi doa ku, ben kowe ndang buka usaha sendiri disana. Akh, tapi biarlah perjalanan hidupmu, kau tentukan sendiri saja !
    omong opo maneh….yo wis yo thuk,
    selamat bekerja..do the best friend !
    Musisi jalanan mulai beraksi.
    seiring laraku kehilanganmu…
    merintih sendiri…
    ditelan deru kotamu……

    Balas
  6. Congrat Don!

    Balas
  7. Tuhan Tak tinggal diam dalam setiap usaha kita
    selamat berkarya kembali
    sukses dan bersemangat

    Balas
  8. Selamat Dab!, waktunya untuk membaca ulang posting sebelumnya :D

    Balas
  9. salam kenal dari blogger bali…oia fajar ge buka acara tukeran link…kalo mau konfirmasi ke blog jar yaa

    Balas
  10. asyiiikk! traktir doooon… hahaha! :)

    Balas
  11. Selamat – selamat bung Donnie
    Semoga makin sukses lagi ya ..

    Balas
  12. Horeeeee….!!! Dapat Kerja…! Dapat Kerja…!

    Balas
  13. Aku jadi demen dengan FB, mengirim berita lebih cepat dari Blog. Nggak sabar, menunggu cerita tentang hari pertamamu. :D

    Balas
  14. Sukses kawan!
    ini jelas semakin membuka mataku dan bisa kujadikan penguat manakala aku berpetuah pada anakku kelak atau pada semua keponakan-keponakanku.
    Dimanapun kita berada, jika kita punya keahlian, Tuhan akan mempermudah jalannya.
    Selamat bekerja!

    Balas
  15. Selamat bos untuk job yang baru, ditunggu tulisannya tentang IT IT gitu deh…;))

    Balas
  16. Tak perlulah SMS Windy, SMS-ku, dan SMS-mu di-publish di sini ya… He-he-he.
    Satu hal: kendel tenan kowe!
    Selamat, Dab!

    Balas
  17. …masih menunggu paycheck bulan depan.. hihihi…

    Balas
  18. meskipun terlambat aku ucapkan selamat ya Don,
    dan tidka akan kulupa karena tgl 14 adalah hari ulang tahunku
    hehhehe

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.