KABAR BAIK VOL.94/2016 ? Tuhan dan logika

3 Apr 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 3 APRIL 2016

Yohanes 20:19 – 31
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.

Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”

Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.

Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”

Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”

Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Renungan

Kabar Baik hari ini sangat teatrikal.

Didimus yang adalah Thomas, salah satu dari sebelas murid Yesus, tak percaya begitu saja pada Tuhan yang bangkit.

Dengan tegas ia berkata, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

Lalu delapan hari kemudian, Thomas tak berkutik. Yesus datang dan langsung mempersilakannya untuk mencucukkan jari tangannya ke bekas luka-lukaNya jika memang hal itu akan membuatnya percaya.

Thomas adalah kita.
Manusia berlogika.

Salahkah? Tidak!
Setidaknya sampai aku selesai merawi renungan ini, perbolehkanlah aku untuk tidak menyalahkan Thomas terlebih dahulu.

Logika berasal dari Tuhan sebagai karunia. Apa salahnya kalau kita menggunakannya? Mengoptimalkannya?

Ketidakmudahan kita untuk percaya terhadap segala sesuatu dengan mempertimbangkannya pada logika kadang justru menjadi perisai sehingga kita tak terjerumus ke hal yang mungkin tak terlalu menguntungkan.

Misalnya, kita ditawari bisnis multilevel marketing.?Aku tak bilang bahwa semua bisnis berbasis MLM itu buruk, malah aku kadang suka dengan semangat dari mereka yang mencoba mempraktekkan MLM tersebut.

Tapi, kadang ada saja oknum yang mencoba untuk membual seolah-olah ingin bilang bahwa tak ada yang tak sulit, ?Kamu untung, passive income sekian-sekian? kamu nggak bosen miskin terus??

Dengan menggunakan logika, kita bisa membentengi diri. ?Kalau kamu kaya, kenapa ngajak-ngajak orang lain sepertiku untuk ikutan kaya? Jangan-jangan tanpa orang-orang sepertiku, kekayaanmu yang sedang kamu bayangkan terjadi di masa mendatang itu tak kan sama besarnya dengan bayanganmu kalau aku dan orang-orang yang bakal jadi downline mu itu bergabung??

Kabar Baik ini bukanlah pertarungan logika dengan iman, tapi sebuah kisah apik bahwa Tuhan tak sungkan dan tak segan untuk melawat Thomas untuk memperlihatkan betapa logika kuat yang ia miliki tak kan sanggup melawan kebesaranNya.

Don, tadi kamu bilang Thomas tidak salah??Ya, tidak! Thomas akan salah jika setelah Yesus datang sebagai bukti dan ia tetap tak percaya.

Kalau demikian, kita juga tak salah kalau menggunakan logika untuk membuktikan keberadaanNya?

Tentu masing-masing punya hak untuk tak dianggap salah. Tapi bagiku, terlepas dari salah atau tidak, ketidakpercayaan pada Tuhan dengan mengujiNya secara logika adalah hal yang buang waktu saja.

Tuhan melawatku setiap hari dalam hal-hal baik yang terjadi, jadi untuk apa tidak percaya?

Lebih baik waktu dan logika yang digunakan untuk menguji itu dipakai untuk hal-hal baik yang justru akan semakin memuliakan namaNya. Ad Maiorem Dei Gloriam.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.