Kabar Baik Vol. 89/2017 – Racauan kesaksian untuk keselamatan

30 Mar 2017 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 30 Maret 2017

Yohanes 5:31 – 47
Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.

Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.

Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.

Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.

Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.

Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.

Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.

Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?

Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.

Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.

Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?”

Renungan

Aku terpana pada yang Yesus katakan seperti tertulis dalam Kabar Baik hari ini, “…tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.”

Sudah lebih dari setahun aku menuliskan serial Kabar Baik setiap hari dan beberapa waktu silam aku mencoba melihat arsip di blog ini dan… sedikit banyak aku takjub juga dengan pencapaianku. Bertanya dalam diri, semangat apa dan darimana munculnya semua itu hingga aku bisa merilis tulisan setiap hari di saat para blogger lain makin meredup kalau tak mau dikatakan hilang sama sekali?

Jika aku menanyakan hal itu pada para pembaca setiaku, barangkali jawabannya, “Dari Tuhan!” tapi ketika aku mencoba bertanya dalam hati, jawabanku sih bakal sama hanya beda tanda bacanya saja menjadi, “Dari Tuhan?”

Aku mempertanyakan bukan untuk menyangatkan arti bahwa semangat itu datang dari diriku sendiri. Aku mengatakan demikian lebih pada pertanyaan yang aku sendiri tak punya jawabnya saat ini, “Dari Tuhan? Apakah karena Dia semata lantas aku menuliskan semuanya, tentangNya, setiap hari?”

Kawan, tak semua renungan Kabar Baik yang kurilis adalah hasil permenungan yang dalam meski kadang aku menutupinya dengan pilihan kata yang dalam supaya tampak benar-benar dalam.

Kadang hasil renunganku hanyalah keputusan sambil lalu yang muncul di benak di sela kejaran deadline pekerjaan, di sela permasalahan dan ketimbang membiarkan hari kosong tanpa rilis ‘Kabar Baik’ mending dituliskan saja apa yang sedang berlalu di alam pikir.

Aku bukanlah malaikat suci atau orang yang benar-benar berTuhan…

Dan hari ini, berkaca pada kalimat yang diucapkan Yesus di awal tadi, aku berpikir kenapa aku masih menulis Kabar Baik ketika aku tak tahu apakah aku sejatinya masih percaya kepadaNya, Sang Kabar Baik Sejati? Semacam menuliskan tentang Sesuatu saat tak yakin apakah Sesuatu itu ada dan menjadi sesuatu :)

Jangan-jangan aku terjebak pada ritual bahwa aku harus menulis, bahwa aku harus merilis tulisan, bahwa aku harus menjaga image supaya dianggap sebagai…seorang superblogger tapi pada dasarnya aku kehilangan dasaran berpikir, bahwa kadang aku merasa gelap, bahwa kadang aku merasa begitu jauh untuk menjangkau kata ‘Amin’ ketika ditanya, “Percayakah kamu pada Tuhan?”

Aku merasa tak lebih baik dari seorang atheist yang dengan rendah hati mengakui bahwa ia tak bisa menemukan Tuhan di sekujur hidupnya, aku hanyalah sebatang manusia yang menjalankan ritual demi ritual keagamaan meski kadang terasa perahuku terombang-ambing tanpa kendali, tanpa iman dan percaya.

Tapi barangkali justru hal inilah yang membuatku tak berhenti menulis Kabar Baik, tak pernah usai berdoa dan tak pernah berhenti untuk berani bersyukur, justru karena aku terombang-ambing, layaknya anak buah kapal yang ada di dalam kapal tersebut dan meracau tak keruan menanti bantuan.

Tulisan-tulisanku pada akhirnya pun hanyalah racauan. Tapi harapanku besar supaya racauan-racauan ini bisa menenun sebuah kesaksian tentangNya sembari mengharapkan keniscayaan yang diungkap Yesus di atas, “… supaya kamu diselamatkan!”

Marilah kita saling mendoakan dan menguatkan kesaksian.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.