KABAR BAIK VOL.78/2016 ? Yang penting niatnya!

18 Mar 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 18 MARET 2016

Yohanes 10: 31 – 42
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.

Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”

Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”

Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?

Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah?sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan?, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?

Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”

Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.

Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.

Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.”

Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Renungan

Pada sebuah bencana besar satu dekade silam, aku belajar dan melihat bahwa yang suka pilih-pilih itu bukan hanya orang yang hendak menyumbang bencana, korban bencana pun juga kadang memilih-milih bantuan yang ditawarkan kepadanya.

Aku mendengar kabar ini dari salah seorang kawanku.

?Di kampungku kemarin ada bantuan yang ditolak mentah-mentah oleh warga!? Kampung tempat kawanku tinggal, lebih dari 70% rumah warga rubuh digoyang gempa.

?Kenapa??
?Karena dari bantuan itu ternyata banyak buku-buku bekas kristen mereka takutnya itu adalah kristenisasi!?

Kupikir hal ini hanya terjadi di kampung kawanku. Telisik punya telisik, hal seperti ini terjadi juga di banyak daerah lain.

Salah seorang kawanku lainnya yang bekerja sebagai relawan gereja saat itu lantas bercerita bahwa hal itu adalah lumrah terjadi.

?Nggak cuma di sini, di banyak daerah juga terjadi!? sergahnya.

?Padahal kan kita nggak bermaksud kristenisasi ya??

?Ya nggak tahu juga, kita ngga bisa generalisasi tapi yang pasti kalau kita tidak. Entah gereja lainnya?? ia mengangkat bahu.

?Tapi kalaupun ada buku-buku kristiani kan lumrah juga karena yang memberikan memang keluarga kristen sama halnya kalau yang menyumbang keluarga Hindu tentu bukannya tak mungkin buku-buku berbau Hindu juga ikut terselip dalam bantuan.?

?Justru itu aku ada di sini!?
?Maksudmu??

Jadi ternyata kawanku tadi setiap hari bertugas menyortir sumbangan yang datang dan hendak didistribusikan ke para korban.

Untuk menghindari selisih paham dan supaya tidak dicap kristenisasi, tak hanya simbol-simbol kerohanian kristen yang dihapus, nama penyumbang pun disamarkan, hanya diberi sampul putih tanpa alamat dan nama pengirim.

?Yang penting sumbangan sampai ke para korban!? Tukas kawanku tadi.

?Lalu mereka menerima??
?Yup! Kan mereka nggak tahu dan memang nggak perlu tahu!?

Di titik ini aku merasa ada kesepadanan dengan apa yang dikatakan Yesus dalam Kabar Baik hari ini,

“Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu…”

Dunia ini memang tak semua menerimaNya. Ada yang bahkan menolak dan menentangNya mentah-mentah.

Apa yang dilakukan kawanku sang sukarelawan itu adalah untuk menunjukkan bahwa Kasih Tuhan itu harus jauh lebih besar ketimbang daya tolak dan daya tentang orang-orang terhadap diriNya dan simbol-simbol diriNya sendiri.

?Kita nggak perlu diterima asal orang menerima hasil kerja dan niat baik kita. Yang penting kan niatnya, Don!? Tutup kawanku sebelum ia pamit untuk kembali ke lautan sumbangan yang harus dilanjutkan untuk disortir satu per satu.

Tepat. Joss. Niat. Niat muncul karena roh dan segala roh kebaikan hanya bersumber pada satu, Tuhan!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.