Kabar Baik Vol. 76/2017 – Batu Penjuru

17 Mar 2017 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 17 Maret 2017

Matius 21:33 – 43, 45 – 46
“Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.

Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.

Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.

Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.

Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.

Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.

Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.

Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?”

Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.”

Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.

Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Renungan

Batu penjuru adalah batu pertama yang diletakkan dan posisinya ada di bagian bawah pada sudut bangunan.

Di Australia sini, masih ada beberapa bangunan kuno peninggalan bangsa Eropa yang menggunakan konsep batu pertama (chief cornerstone). Dimensi dan bahan bakunya biasanya berbeda dengan batu lain yang digunakan sebagai dinding/tembok pada bangunan. Ada yang bahannya pualam bentuknya besar. Ada pula yang dari batu hitam entah apa namanya.

Hal yang paling menarik dari setiap batu penjuru adalah ia menjadi identitas awal dari bangunan tersebut ditandai dengan adanya tulisan yang dipahat di atasnya. Biasanya menginformasikan tentang nama dan kegunaan gedung serta kapan dimulainya pembangunan dan oleh siapa batu penjuru itu diletakkan.

Tapi seiring berjalannya waktu, ada banyak gedung yang mengalami perubahan fungsi meski batu penjurunya tetap mengacu pada informasi yang sama seperti saat bangunan itu didirikan.

Pada sebuah bangunan kuno yang digunakan untuk museum, pernah aku mendapati informasi dari batu penjuru bahwa gedung itu dulunya adalah sebuah gereja. Ada pula rumah makan yang gedungnya dulu dibangun untuk jadi sebuah gedung pertemuan.

Kenapa tak dibuang atau diganti saja supaya tetap sesuai dengan fungsi yang sekarang? Mengganti batu penjuru adalah mempertaruhkan keseimbangan bangunan, ia bisa ambruk, ia bisa labil.

Yesus adalah batu penjuru dari sebuah bangunan bernama kehidupan. Hidup kitapun seharusnya mencerminkan dari identitas yang tertulis pada batu penjuru kita.

Semua manusia diciptakan baik adanya sehingga ketika suatu saat hidup kita berubah jadi tak baik karena dosa dan pelanggaran yang kita perbuat, bukankah jadi tak menyenangkan ketika seseorang mengetahui informasi yang diletakkan di ‘batu penjuru’ kita ternyata berbeda dengan kesehariannya?

Seorang Kristiani yang ternyata pembunuh?
Seorang Kristiani yang ternyata lintah darat? Koruptor? Maling? Bandar narkoba?

Adakah kita jadi sama seperti tukang bangunan yang dilukiskan dalam Kabar Baik hari ini nan membuang batu penjuru hanya karena kita ingin mengubah cara hidup? Apa jadinya sebuah bangunan tanpa batu penjuru selain kegoyahan dan kekurangsolidan yang membuahkan runtuh?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.