KABAR BAIK VOL.67/2016 ? Mama

7 Mar 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 7 MARET 2016

Yohanes 4:43 – 54
Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.

Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu.

Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.

Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.

Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.”

Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.”

Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.

Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.

Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.”

Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.” Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.

Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Renungan

Kabar Baik hari ini adalah kabar baik yang amat berat untuk kutulis dan kurilis. Aku sebenarnya menyiapkan sejak hari sabtu lalu, tapi dalam setiap permenungan (aku biasa merenung sebelum menuliskannya), aku selalu gagal untuk menuliskan satu patah pun kata!

Pikiranku tertuju pada Mamaku di Klaten sana.?Mama sakit keras sejak lima tahun silam, sejak Papa meninggal. Setahun belakangan lebih parah lagi dan Minggu petang kemarin adikku, Chitra memberi kabar kalau Mama semakin lemah.

Aku ingin pulang, menemuinya barangkali untuk yang terakhir kalinya, tapi aku sulit untuk pulang; sesuatu yang tak bisa kujelaskan pada kalian secara terbuka di sini dan kisah pegawai istana ini terus merongrong alam pikirku, menempatkanku dalam dirinya, dirinya ke dalam diriku.

Setahun lalu aku memohon seperti si pegawai istana itu memohon supaya Tuhan memperpanjang usia Mama dan itu dipenuhiNya. Aku bisa pulang waktu itu menjenguknya dan Tuhan menjawab doaku. Tubuhnya menguat, setahun belakangan tak lagi menggunakan nafas bantuan dan bisa berdiri serta berjalan meski harus berpegangan tembok dan dinding.

Semalam aku kembali datang kepada Tuhan. Aku membawa wajah Mama yang kini harus kembali menggunakan nafas buatan, harus kembali duduk di kursi roda?. tapi aku tak tahu harus bilang apa.

Aku tak ingin meminta supaya ia diperpanjang usianya jika memang itu bukan kehendakNya. Tapi aku juga ingin supaya aku diberi kesempatan sekali lagi? sekali lagi untuk melihatnya, tapi aku tak tahu bagaimana dan dengan cara apa.

Di satu sisi aku ingin membayangkan Tuhan bilang, ?Jangan khawatir, tak perlu pulang. Mamamu akan kusembuhkan dengan caraku.? dan aku pasrah kalaupun itu berarti kesembuhan sejati nan ilahi.

Tapi di sisi lain, aku justru ?khawatir? Tuhan bilang, ?Jangan takut, pulanglah!? meski ketika benar Ia berbicara seperti itu, aku tak tahu juga harus bagaimana…

Ini pergumulan. Pergumulan yang terjadi saat aku menuliskan Kabar Baik ini. Pergumulan yang membuatku benar-benar bergumul, apa yang bisa kukabarkan dengan baik tentang Kebaikan pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya?

Sesaat sebelum sampai di kantor tadi, aku akhirnya menemukan secercah kebaikan di tengah kesuraman ini dan hal ini yang akhirnya membuatku yakin bahwa aku tetap harus menuliskan Kabar Baik hari ini seberat apapun aku harus menemukan kebaikannya.

Apakah itu?
Apapun? sekali lagi, apapun yang hendak terjadi pada Mamaku, bagaimanapun nantinya apakah aku bisa pulang menemuinya atau waktu tak menyempatkan hal itu terjadi lagi, kalau Yesus bertanya, ?Kamu tidak melihat tanda dan mukjizat maka kamu tidak percaya? aku akan mengangguk kuat-kuat.

Aku akan bilang, ?Benar, Tuhan! Aku memang perlu tanda dan mukjizat dariMu untuk membuatku percaya! Tapi, DiriMu sendirilah sebenarnya tanda dan mukjizat bagiku! Kesediaan diriMu untuk menyelamatkanku, memberiku hidup, bahagia, menolongku saat jatuh, dan memberi diri seorang Mama yang melahirkanku dan mendidik serta menemanimu selama hampir tiga puluh sembilan tahun ini?. semua adalah tanda dan mukjizat untukku tetap dan selalu percaya kepadaMu wahai Yesus anak Yusuf, Juru selamat nan hidup!”

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.