KABAR BAIK VOL.64/2016 ? Sudahkah kamu mencintai dirimu sendiri?

4 Mar 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 4 MARET 2016

Markus 12:28 – 34

Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?”

Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

RENUNGAN

Yang dikatakan Yesus dalam Kabar Baik hari ini sangat jelas, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Artinya, kita tak hanya ditugaskan untuk mengasihi sesama, kita harus mengasihi diri sendiri pula!

Sudahkah kamu mengasihi dirimu sendiri sebelum beranjak mengasihi sesama kita? Atau kita terlalu sibuk ngurusin orang lain dan melupakan diri?

Aku punya cerita yang mungkin bisa dikaitkan untuk memperkaya renungan hari ini.

Kalian yang pernah naik pesawat, kalau kalian jeli, saat penjelasan tata cara keselamatan sebelum pesawat lepas landas, siapakah yang lebih dulu harus memasang masker oksigen, kita atau anak kita ketika tekanan udara di kabin melemah?

Kita. Orang tua harus mengenakan terlebih dahulu sebelum lantas memasang masker ke anak-anak kita.

Kenapa begitu? Kalau dilogika, tanpa masker dan kadar oksigen yang rendah di kabin, bagaimana mungkin kita bisa membantu anak untuk memakai masker kalau kita sendiri gelagapan tak bisa bernafas, kan?

Nah sama halnya dengan mengasihi. Mengasihi diri sendiri jadi begitu penting karena Yesus menggunakan kata ?seperti? untuk membandingkan antara bagaimana kita mencintai diri sendiri dan bagaimana kita mencintai sesama kita.

Artinya, jika kita belum/tidak mampu mencintai diri sendiri, takutnya kita juga akan gagal mencintai orang lain.

Atau sebaliknya, jika kita berhasil mencintai orang lain tapi kita gagal mencintai diri sendiri, bukankah itu juga tak berarti baik?

Contoh yang paling kentara mungkin pada kasus koruptor. Seorang maling seperti koruptor biasanya menggunakan dalih ?demi keluarga? untuk menghalalkan kegiatan permalingannya. Jadi uang yang mereka ambil diperuntukkan bagi anak-anak dan pasangan hidupnya di rumah.

Ini adalah pengejawantahan kasih yang salah kaprah dan sebenarnya kesalahannya mudah ditelisik penyebabnya yaitu karena si koruptor tak terlebih dulu mencintai dirinya sendiri.

Loh apa hubungannya tindakan maling dan mencintai diri sendiri??Duh, masa kalian tak tahu? Mencuri berakibat dosa dan resiko dosa adalah kematian kekal. Membiarkan diri menjauh dari Allah karena dosa adalah tindakan bodoh karena itu sama saja menjauhkan kita dari Kasih itu sendiri. Nah, kalau ia sendiri tak mampu mengasihi dirinya, bagaimana mungkin ia bisa mengasihi orang lain bahkan di level keluarga terdekat sekalipun?

Bagaimana pula ia bisa mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu? Boro-boro, kan?

 

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.