KABAR BAIK HARI INI, 6 JANUARI 2016
Markus 6:45-52
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
RENUNGAN
Setelah membaca Kabar Baik di atas, silakan kalian menyaksikan clip berikut ini sebelum membaca lanjutan renungan
Jika pada bacaan itu Yesus berseru, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”, barangkali kalau yang muncul di dalam video tersebut adalah Yesus betulan, Ia akan berseru “Tenanglah! Aku ini, jangan diketawain!” karena reaksi hampir semua orang yang ada di clip tersebut adalah tertawa.
Ah, nggak mungkin, Don! Aku nggak akan tertawa kalau melihat Yesus betulan!
Yakin kalian tak pernah menertawakan Yesus? Termasuk saat Iamencoba menawarkan solusi kehidupan terbaik seperti layaknya Ia datang meredakan angin kepada para murid dulu?
Salah seorang kawanku melahirkan anak secara normal, dua belas tahun silam. Rasa syukurnya bukan kepalang ketika ia mendapati anaknya lahir dalam keadaan baik. Pasalnya beberapa bulan sebelumnya, dokter mendiagnosa kemungkinan besar jika anaknya lahir, ia akan mengalami kelainan genetik di otak yang berakibat cacat seumur hidup.
Meski tak menyarankan, dokter di hadapannya dan keluarga besar serta kawan dekat memberi opsi untuk menggugurkan, tapi kawanku tadi memutuskan untuk melanjutkan kehamilan.
?Padahal waktu itu sodara-sodara dan kawan-kawan nyaranin buat digugurin aja!?
?Oh ya??
?Yup. Alasannya kalau dibiarin ntar kasihan anaknya lah, kasihan gue yang ngurus lah??
“Trus kenapa loe lanjutin hamilnya?”
“Ya karena meski percaya dokter tapi gue lebih percaya Yesus. Artinya, kalau emang anak gue lahir cacat, kalau emang udah jalanNya, gue ga takut karena pasti ada jalan keluar dari Dia!”
?Trus waktu loe bilang mau lanjut, reaksi mereka??
?Ada yang bilang gue gila! Ada yang bilang gue idealis! Ada yang nangis lalu meluk gue tapi ada juga yang ngetawain gue.. ketawa sinis?
Jadi, masih tak percaya bahwa ada yang menertawakan solusi yang ditawarkan Yesus??Tawa dan takut adalah simbol kemanusiaan kita. Saat keduanya digunakan secara tak benar, seperti pada para murid dan kawan-kawan temanku yang kuceritakan barusan, keduanya menjadi simbol ketidakmengertian dan kedegilan hati kita…
0 Komentar