Kabar Baik Hari Ini, 1 Maret 2017
Matius 6:1 – 6, 17 – 18
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Renungan
Hari ini Rabu Abu. Penanda permulaan Pra Paskah, masa berpuasa dan pantang selama empat puluh hari ke depan hingga peringatan wafatnya Yesus di kayu salib, Jumat Agung.
Dan Kabar Baik hari ini begitu sering kita dengar setiap kali perayaan ekaristi Rabu Abu dikumandangkan.
Suatu waktu aku bertanya pada seorang kawan kenapa ia berpuasa dan pantang, lalu jawabannya begini, “Karena aku mencintai Tuhan!”
“Kenapa kamu mencintaiNya?”
“Karena Ia sudah lebih dulu mencintaiku!”
… jawaban yang klasik. Salah? Tentu tidak sama sekali! Tapi pertanyaannya sekarang, salahkah jika seseorang berpuasa dan berpantang karena mengharapkan upah?
Salah, Don! Dia nggak boleh begitu! Puasa dan pantang harus ikhlas tanpa mengharapkan upah!?
Jangan begitu, siapakah kamu sehingga berhak untuk menghakimi?
Dari apa yang kubaca hari ini, berpuasa dan berpantang serta melakukan ragam keagamaan lainnya dan mengharapkan upah itu tidak salah, Yesus mengatakannya demikian. Yang salah adalah kalau kita minta upah kepada tuan yang salah!
Misalnya, kita tiba-tiba jadi aktif di gereja karena kebetulan pimpinan perusahaan tempat kita bekerja juga berada di gereja yang sama. Lalu kita mendapatkan kenaikan pangkat karena hal itu, seperti yang Yesus bilang hari ini, orang itu telah mendapatkan upahnya dari tuannya yaitu pimpinannya itu tadi.
Ada juga yang bersedekah dan menunjukkan kebaikan hatinya itu di muka televisi dan media massa. Mengikuti apa yang dikatakan Yesus, orang itu telah mendapatkan upahnya karena ada jutaan pasang mata menonton dan membaca persedekahan itu. Tuannya? Ya para pembaca media massa dan pemirsa siaran televisi.
Nah, ada juga yang berpuasa dan berpantang lalu menuliskan beratnya proses berpuasa itu di Facebook. “Berat nih! Aku pantang minum kopi dan makan daging tahun ini jadi seperti nggak ada tenaga, pengennya tidur melulu tapi aku kan harus bekerja, harus pelayanan!” Seketika ratusan likes datang, puluhan komentar yang menghangatkan hati bermunculan. Orang itu telah mendapatkan upahnya karena tuannya adalah para followernya.
Kegiatan beribadah termasuk berpuasa dan berpantang adalah urusan pribadi kita dengan Tuhan, Tuhanlah tuannya bukan sesama. Berpuasalah dan berpantanglah secara diam-diam dan sembunyi supaya hanya Tuanmu yang membalas upahnya kepadamu dan, sekali lagi, jangan sampai kamu menerima upah dari tuan yang salah!
Don, tapi aku ini seorang pendiam! Nah dalam masa puasa dan pantang ini aku ingin pantang diam, jadi aku ingin ngomong ke semua orang bahwa aku ini berpuasa dan berpantang. Bolehkah?
…errr… Selamat memasuki Masa Pra-Paskah, bertobatlah dan percayalah pada Injil.
0 Komentar