KABAR BAIK VOL.58/2016 ? Keadilan manusia, keadilan Tuhan

27 Feb 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 27 FEBRUARI 2016

Lukas 15:1-3,11-32
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”

Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.

Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.

Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.

Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.

Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.

Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.

Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.

Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.

Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.

Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.

Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.

Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.

Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.

Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.

Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”

Renungan

Persoalan mendasar yang ada dalam Kabar Baik hari ini adalah tentang bagaimana Tuhan yang berhasil memenangkan jiwa yang kembali ke jalanNya mendapat tantangan justru dari seseorang lain yang sudah lebih dulu diselamatkan.

Ini perkara keadilan yang dipandang dari dua keping yang berbeda, manusia dan Yang Empunya Manusia.

Bagi Si Sulung, manusia, keadilan seperti layaknya timbangan bawang di pasar. Ia harus berimbang di tengah, sama tinggi sama rendah.

Artinya? Si Bungsu tak berhak menerima apapun dari Ayah. Toh ia sudah berbuat kurang ajar, meminta uang warisan untuk dibuat foya-foya di kota. Ia layak dihukum dan kalaupun akhirnya diterima, Sang Ayah harus menelisiknya secara mendalam akankah pertobatannya itu asli (genuine) atau hanya aksi pura-pura saja untuk mendapatkan uang tambahan lalu pergi kembali untuk berfoya-foya.

Tapi bagi Ayah, keadilan tidaklah demikian.
Keadilan adalah memberikan semua yang ia punya kepada semua anak tak peduli dia sulung atau bungsu; dia alim atau lalim, bersikap baik atau seorang biadab; Ayah selalu berusaha memberikan secara adil. Lagipula, bicara soal hukuman, bukankah si Bungsu sudah sangat ‘terhukum’ sesaat setelah berfoya-foya hidupnya?

Lalu keadian mana yang benar?
Secara nalar, alasan Si Sulung bisa dipertimbangkan.

Tapi keadilan Tuhan bukanlah keadilan yang bisa ditawar-tawar meskipun oleh nalar. Kita tak punya pilihan selain menuruti alur keadilan itu dan percaya bahwa kita memang telah bersama-sama Tuhan dan milikNya adalah milik kita juga.

Aku ingin menutup renungan Kabar Baik ini dengan sebuah ilustrasi sederhana.

Katakanlah ada sepasang suami istri tinggal di daerah sengketa di Timur Tengah sana. Anaknya dibunuh oleh kelompok teroris berkedok agama yang terkenal karena kebrutalannya. Orang itu tak bisa memaafkan kesalahan anggota kelompok tersebut hingga datang hari kematiannya.

Sebaliknya, di ujung hidupnya, penyesalan besar mendatangi si pembunuh dari kelompok teroris itu. Ia lantas mengaku salah dan menyesal atas dosa-dosa di masa lalunya.

Ketika akhirnya ia meninggal, bertemulah ia dengan orang tua yang anaknya dibunuh tadi.

Di depan pintu surga, Tuhan menyambut mantan pembunuh itu dengan penuh sukacita sedangkan orang tua yang anaknya dibunuh dicuekin begitu saja.

Bayangkan kalian menjadi si orang tua terebut, apa yang akan kalian lakukan?
Akankah kalian menyatakan keberatan atas ampunan yang diberikan Tuhan kepada sang pembunuh atau malah turut menyambut kedatangan mereka sebagai pribadi yang baru nan bersih dan menjadi satu saudara di dalamNya?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.