KABAR BAIK HARI INI, 5 JANUARI 2016
Markus 6:34-44
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.”
Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”
Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”
Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.
Renungan
Aku heran karena meski jadwal makan harianku sudah gila-gilaan, aku tak mudah untuk kenyang.
Pagi hari aku sarapan cereal plus kopi susu. Dua jam sesudahnya aku makan pisang atau kalau Joyce membawakanku bekal kue buatannya, kumakanlah kue itu.
Jam makan siang aku buru-buru ke dapur untuk menyiapkan makan siangku, biasanya makanan yang sudah dibekukan terlebih dulu.
Dua jam berikutnya, aku menggenggam apel dan kopi lagi. Setelah berolahraga, sekitar pukul enam petang, aku menyantap makan malamku.
Banyak ya? Itu belum berhenti, kawan!
Jam sepuluh malam, saat Odilia dan Elodia sudah tidur, aku buka pantry dan mengambil kacang, menyeduh air panas untuk membuat teh kegemaranku. Sebelum tidur aku lagi-lagi mengunyah apel?
Nah, padahal kalau dibandingkan saat kuliah dulu, aku makan kadang hanya dua kali sehari bahkan saat tanggal tua, aku makan ?besar? hanya sekali dan sisanya menggantungkan hidup pada mie instan dan aku tak pernah kelaparan.
Teman, barangkali 98% dari yang ditanya pendapatnya tentang kesan bacaan hari ini akan beranggapan bahwa ini bicara soal bagaimana Yesus mampu melipatgandakan makanan berupa lima roti dan dua ikan untuk cukup memberi makan lima ribu orang.
Bagiku tidak demikian.
Apa yang terjadi pada bacaan tersebut bicara tentang bagaimana Yesus dengan keilahianNya (jangan dibaca sebagai ?kelihaianNya?) membuat lima ribu orang itu kenyang meski hanya menggunakan lima roti dan dua ikan yang dipecah-pecah.
Mana yang lebih penting bagimu, ?makanan apa yang mengenyangkanmu? atau ?yang penting kamu kenyang apapun makanannya??
Eh, kalian sudah makan?
0 Komentar