KABAR BAIK VOL.51/2016 ? Mengasihi tanpa ampun!

20 Feb 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 20 FEBRUARI 2016

Matius 5:43 – 48
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.?Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian??Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Renungan

Tuntutan Yesus dalam Kabar Baik kali ini sangatlah sulit bahkan kalau dipikir dari kemanusiaan dan kedagingan kita, amat tidak mungkin!

Kalau dalam keyakinan lain diajarkan, ?Kalian harus mengasihi musuh kalau musuh kalian sudah menyerah, sedang mengandung (dan kondisi-kondisi khusus lainnya)? Yesus menegaskan kita harus mengasihi siapapun termasuk musuh-musuh yang menganiaya kita. Tak pandang bulu apakah musuh itu sudah menyerah, apakah musuh sedang mengandung, musuh sedang menstruasi ataupun sedang masa subur, musuh seorang koruptor ataupun alim ulama, musuh seorang agamis ataupun atheist, musuh seorang LGBT ataupun bukan, musuh seorang penipu, seorang yang menghancurkan usaha keluarga hingga kita jadi hidup miskin, musuh adalah pembunuh keluarga kita?. bagaimanapun, kasih kita harus kasih yang tanpa ampun!

Kenapa?
Karena kita, sejak awal mula kehidupan adalah citra Allah. Artinya, ada gambaran Allah yang harus tampak dari diri kita. Dan sebagaimana Allah, Ia menerbitkan matahari dan menurunkan hujan tanpa pandang bulu, baik kepada orang benar, maupun orang yang salah.

Persoalannya bisa kagak, Don?! Loe jangan sok idealis deh! Ngampuni orang yang ngerebut mantan aja loe ga bisa, kan?

Ini sebenarnya bukan perkara bisa atau tidak bisa. Kita bisa mengampuni dan mengasihi sekarang, besok bisa jatuh benci.

Ini perkara usaha yang tak kenal henti. Usaha yang mungkin dalam perjalanannya hingga akhir nanti akan dipenuhi dengan jatuh bangun berkali-kali, puluhan, ratusan dan mungkin ribuan kali.

Tapi kita tak punya pilihan, karena kita yang dipilih Tuhan untuk berada di jalur ini.

Pintu keluar tentu terbuka lebar meski untuk itu pasti amat disayangkan.

Mari melongok ke perjuangan Pak Soeroto dan Bu Elizabeth yang memaafkan dan mendoakan sebagai tanda kasih kepada para pembunuh anaknya, Ade Sara (baca tulisanku tentang Ade Sara dan pemaafan yang diberikan orang tuanya di sini). Ingat juga sosok Santo Yohanes Paulus II yang semasa hidupnya memaafkan dan melawat orang yang pernah mencoba membunuhnya dan dari orang-orang lain di sekitar kita apapun agama dan keyakinannya yang semakin meneguhkan bahwa meski berat, mengasihi musuh adalah hal yang sangat mungkin untuk dilakukan.

Bersimpuhlah di bawah kayu salibNya. Tak perlu mengucapkan kata. Hanya bersimpuh dan menghadirkan lagi pengalaman sakral 2000 tahun silam tatkala Yesus di kayu salib tergantung, perih, kesakitan tapi di dalam sengsaraNya, Ia mendoakan mereka yang menganiaya hingga ajal. Mereka, yang menganiayaNya dan yang menganiaya kita atas namaNya sesungguhnya tak tahu apa yang sedang mereka perbuat, sedangkan kita tahu apa yang seharusnya kita lakukan, mengasihi mereka tanpa ampun!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.