KABAR BAIK VOL.47/2016 ? Bertele-telelah secara singkat!

16 Feb 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 16 FEBRUARI 2016

Matius 6 : 7 – 15
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

RENUNGAN

Hal utama yang disampaikan Yesus melalui Kabar Baik hari ini adalah, jangan sampai kita tidak mengenal Bapa sebagai pribadi yang mengerti apa yang jadi kebutuhan kita bahkan sebelum kita memintanya.

Sayangnya, salah satu ciri dari orang yang tidak mengenal Bapa adalah cara berdoa yang bertele-tele. Tapi bukan berarti bahwa semua orang yang berdoa bertele-tele itu adalah mereka yang tidak mengenal Bapa.

Kawan-kawan di gerakan karismatik Katolik punya ciri doa yang panjang dan kadang bertele-tele; tapi mereka mengerti dan mengenal Bapa.

Kawan-kawan yang kalau ngomong memang suka bertele-tele dan berbunga-bunga, dalam berdoa biasanya juga punya karakteristik yang sama.

Mengubah kebiasaan orang dari yang bertele-tele jadi to the point itu tentu tidak mudah, sama sulitnya mengubah orang yang to-the-point untuk lebih calm down…

Adapun demikian, kita memang seharusnya tak bertele-tele dalam berdoa seandainya dengan kebertele-telean itu justru membuat kita/orang lain jadi tak bisa mengerjakan hal lain.?Atau, bertele-telenya kita dalam berdoa adalah karena kita berpikir bahwa Tuhan akan mengabulkan berdasarkan dari panjang doa kita.

Misalnya, kita mendoakan seorang yang sakit di rumah sakit. Kita diberi waktu 15 menit untuk berdoa karena sesudahnya si sakit harus mendapatkan perawatan dari paramedis.

Lalu, sang pemimpin memulai doa. Doa yang panjang dan bertele-tele hingga waktu lima belas menit yang disediakan pun tak cukup. Akhirnya paramedis harus menunggu dan pasien yang didoakan makin tak sabar dan yang harusnya tenang karena didoakan jadi cenderung gusar.

Atau contoh lainnya lagi. Seseorang yang sedang dirundung persoalan di kantor memilih menghabiskan malam untuk berdoa dan berdoa. Sekitar pukul 3 pagi, ia baru tidur padahal jam 8 ia harus sudah berada di kantor. Sesampainya di kantor, ia yang mengantuk karena tak tuntas tidur malah membuat kesalahan yang lebih besar lagi. Bayangkan jika ia hanya mendaraskan Bapa Kami dan doa singkat menjelang tidur, bisa jadi persoalan tak tambah runyam.

Jadi?
Bertele-telelah secara singkat, padat dan jelas! Hahahaha…

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.