Kabar Baik Vol. 46/2017 – Melihat namun belum semuanya bisa terlihat

15 Feb 2017 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 15 Februari 2017

Markus 8:22 – 26
Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.

Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?”

Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.”

Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.

Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!”

Renungan

Kejadian dalam Kabar Baik ini mengingatkanku pada kejadian periksa ke dokter mata atau yang di sini biasa disebut sebagai optometrist.

Aku pakai kacamata sejak kelas V SD. Waktu itu aku mengeluhkan pandangan yang kabur dan tak bisa menangkap apa yang guru tulis di papan tulis kelas. Papa lalu mengantarkanku ke dokter mata. Aku disuruh duduk di kursi, dikenai kacamata lalu dokter mulai mensimulasi penggunaan lensa demi lensa.

“Segini jelas?” tanyanya.
“Jelas!” jawabku.

Aku disuruh membaca beberapa karakter pada papan terang berjarak sekitar tiga meter jauhnya.

“Segini lebih jelas lagi?” tanyanya lagi.
“Jelas!” jawabku.

Sekali lagi, aku disuruh membaca karakter pada papan terang tadi dan aku baru sadar bahwa apa yang kubaca sebelumnya ternyata tak semuanya benar. Ada yang salah dan karena itulah si dokter mengganti lensa meski aku sudah bilang jelas sebelumnya.

Kabar Baik hari ini harus dibaca tak hanya dari sudut pandang lahiriah bahwa ada seorang buta yang disembuhkan Tuhan. Apa yang ditulis Markus ini harus dimaknai dari sisi spiritualnya juga bahwa kehadiran Tuhan dalam hidup itu membuat mata kita terbuka untuk hal-hal yang selama ini tak mampu kita lihat.

Tapi terkadang karena saking senangnya pandangan dibikin jelas, kita lantas merasa sudah mampu melihat semuanya.
Seperti aku saat berkunjung ke dokter mata tadi. Deret karakter yang kubaca kupikir sudah benar semua hingga akhirnya lensa diganti yang lebih tajam dan aku baru sadar apa yang kulihat tak semuanya benar.

Apa yang dilihat oleh si buta pada saat pertama kali ia disembuhkan, yang dilihat adalah pohon padahal obyek tersebut adalah manusia.

Apa yang bisa kita pelajari dari Kabar Baik singkat ini adalah, kita bersyukur dengan pendampingan Tuhan yang membukakan mata batin selama ini. Tapi kita tak boleh berhenti untuk merendahkan diri di hadapanNya hanya karena hal itu Kita terus memohon supaya mata batin kita diberi kemampuan untuk melihat semakin jelas dari hari ke hari, dipertajam sehingga kita diijinkan untuk semakin mengerti kuasa dan kebesaranNya.

Seberapa jelas yang kita sudah anggap jelas, seberapa kabur apa yang kita pikir kabur?

Eh, ngomong-omong, kok Si Buta itu tahu wujud pohon ya? Bukankah ia buta sebelumnya jadi tak tahu manusia itu seperti apa, pohon itu seperti apa?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.