KABAR BAIK HARI INI, 12 FEBRUARI 2016
Matius 9:14 – 15
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
RENUNGAN
Umat Katolik memiliki aturan puasa dan pantang yang mungkin paling gampang dibandingkan dengan aturan puasa umat beragama lain.
Bayangkan.
Kewajiban berpuasa hanya bagi mereka yang berusia 14 – 60 tahun. Artinya kalau kita diberi kepanjangan usia hingga lebih dari 60 tahun, kita sudah tak perlu puasa dan pantang lagi. Kok enak? Aturannya memang demikian, apa mau dikata?
Tertarik? Masuklah Katolik!
Eh sebentar…
Kalau kalian benar-benar tertarik masuk Katolik hanya gara-gara itu, kalian harus berpikir ulang karena Kabar Baik hari ini mengisyaratkan bahwa sepanjang hidup adalah sebuah ?puasa? yang tak berkesudahan. Kenapa? Hidup di dunia ini bagi kita adalah masa dimana Sang Mempelai tidak berada di tengah-tengah kita karena Ia diambil dari antara kita seperti tertulis dalam Kabar Baik hari ini.
Tapi Don, bukankah Yesus sendiri pernah berkata bahwa Ia akan selalu berada di tengah-tengah kita sampai akhir jaman?
Betul! Tapi karena secara fisik Yesus tak tampak mata, kita harus menghidupi janji penyertaanNya itu secara nyata!
Maksudnya?
Begini. Kita tahu Yesus. Pribadi yang welas asih, pribadi yang sempurna.
Bagaimana orang lain bisa percaya bahwa Yesus berada di tengah-tengah hidup seorang dukun aborsi anak yang masih mengaku Katolik?
Bagaimana mereka bisa percaya bahwa seorang perusak lingkungan hidup ada dalam penyertaan Yesus meski ia adalah penyumbang dana terbesar bagi gereja di dekat tempat tinggalnya?
Seperti yang kutulis dalam renungan Kabar Baik kemarin, hidup dalam Kristus berarti kesediaan kita untuk menyangkal diri dan memikul salib hidup kita masing-masing dan itulah puasa kita sepanjang hidup yang sesungguhnya.
Itulah lelaku kita, pergumulan kita sepanjang masa hingga akhirnya nanti kita bertemu dengan Sang Mempelai yang hanya bisa kita temui setelah melalui kematian seperti yang Ia alami sendiri dua ribu tahun silam…
0 Komentar