KABAR BAIK HARI INI, 4 JANUARI 2016.
Matius 4:12-17; Matius 4:23-25
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, ? bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.
Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.
Renungan
Ketika membaca renungan ini, tiba-tiba aku teringat doa salah satu kerabat beberapa tahun lalu di depan seorang lain yang sedang sakit keras.
Begini kira-kira seingatku, ?Tuhan? Tuhan! Kami tagih janjiMu, Tuhan! Kami sudah begitu setia padaMu, kini berikanlah kesembuhan padanya. Berikan, Tuhan! Berikan!?
Ada tiga hal yang kucatat di bacaan hari ini tentang bagaimana Yesus berkegiatan di Galilea. Pertama, dia mengajar dalam rumah-rumah ibadat, kedua, dalam pengajaran itu ia memberitakan Injil Kerajaan Allah dan yang ketiga, Ia melenyapkan segala penyakit dan kelemahaan di antara bangsa itu.
Manakah dari ketiga hal itu yang paling menyebabkan orang-orang lantas berduyun-duyun datang kepada Yesus?
Kemanusiaan saya berkesimpulan, alasan ketiga! Karena Ia melenyapkan segala penyakit di antara bangsa itu yang membuat Yesus lantas jadi obyek yang didatangi.
Tapi, kalau demikian, kenapa sekarang banyak sekali orang-orang kristiani yang tetap menderita sakit hingga mati? Kenapa Yesus tidak melenyapkan segala penyakit?
Mari kita berpikir bagaimana peristiwa itu terjadi.?Waktu itu, Yesus melakukan semuanya saat Ia berada di Galilea tempat banyak bangsa Samaria tinggal yang menurut orang Yahudi adalah bangsa najis baik fisik maupun moralnya.
Menurutku, Yesus memerlukan untuk melakukan hal itu (menyembuhkan penyakit bangsa Samaria) dengan tujuan dua hal. Pertama, agar orang Samaria pun percaya padaNya sehingga mereka diselamatkan. Kedua, agar orang-orang Yahudi terbuka matanya bahwa bangsa yang sudah dicap najis pun tetap mendapatkan jamahan berkatNya atau dengan kata lain, Yesus datang untuk semua bangsa dan golongan.
Lagipula, kalau kita baca dengan seksama, yang dilenyapkan oleh Yesus itu bukan hanya penyakit tapi juga kelemahan. Dua hal ini menurutku terkait keadaan Bangsa Samaria yang najis fisik maupun moral.
Jadi, kalau kita bertanya kenapa Yesus tidak melenyapkan segala penyakit bagi kita yang sudah percaya dan tidak najis? aku ingin mengakhiri renungan kali ini dengan beberapa tangkup kalimat yang mungkin menjawab (kalau tidak, maafkan aku).
Mengikuti Yesus adalah meneladani kesetiaanNya. Kesetiaan yang kokoh nan tak lemah. Ia setia bahkan hingga di kayu salib menahan duka dan dosa-dosa kita. Sekalipun, Ia tak pernah meninggalkan BapaNya.
Sekarang pertanyaannya, setiakah kita ketika sakit? Setia? Bagaimana kesetiaanmu teruji kalau saat sedang sakit sebentar saja kamu sudah merengek-rengek minta sembuh dan menagih-nagih janji segala? Jangan-jangan kamu lemah? Jangan-jangan Tuhan berpikir bahwa yang kamu perlukan adalah kekuatan untuk mengatasi kelemahan itu meski keinginanmu adalah supaya penyakitmu yang dilenyapkan. Bukankah kamu sering bilang Tuhan tahu apa yang kita butuhkan?daripada yang kita inginkan.
Begitu?
0 Komentar